RIMO Meroket 130% Pasca Right Issue, 3 Broker Ini Masih Dalam Posisi Net Buy

Bareksa • 14 Mar 2017

an image
Seorang karyawan melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Right issue senilai Rp4,1 triliun bertujuan mengambil alih 99 persen saham PT Hokindo Properti Investama (HPI)

Bareksa.com - Harga saham PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) melanjutkan peningkatan setelah tiga hari berturut-turut melonjak hingga 35 persen per hari. Adanya aksi korporasi right issue, yang akan mengubah lini bisnis utama perseroan menjadi properti, dianggap sebagai sentimen positif oleh para pelaku pasar.

Hingga pukul 10.35 WIB perdagangan hari ini 14 Maret 2017, harga saham RIMO masih melonjak 27,2 persen menjadi Rp234 dari penutupan sebelumnya Rp184. Bahkan sejak 10 Maret 2017 pasca cum date right issue, harga saham RIMO telah meroket 130 persen dari level harga teoritisnya di Rp102.

Pergerakan harga saham RIMO didorong sentimen rencana perusahaan untuk menerbitkan saham baru dan berdampak pada terdongkraknya aset perseroan ratusan kali lipat menjadi Rp4,99 triliun dari sebelumnya hanya Rp34 miliar. Adapun ekuitas perusahaan yang kini minus Rp67 miliar pun bisa menjadi positif Rp4,78 triliun. (Baca Juga : RIMO Ajukan Lagi Right Issue Rp 4,1 Triliun, Ada Efek Dilusi 99%)

Sejak tanggal 10 Maret hingga 14 Maret pukul 10.40 WIB, Mirae Asset Securities (YP) tercatat sebagai pembeli sekaligus penjual terbesar saham emiten department store ini. YP terpantau membeli 238.000 lot saham pada harga rata-rata Rp183,5 per saham senilai Rp4,4 miliar dan menjual 193.000 lot di harga rata-rata Rp186,6 senilai Rp3,6 miliar. Sehingga, dengan kata lain YP masih melakukan pembelian bersih (net buy) sekitar 44.721 lot pasca aksi right issue telah terjadi.

Sementara itu, Indo Premier Securities (PD) juga ikut memborong 143.000 lot saham pada harga rata-rata Rp177,1 per saham senilai Rp2,53 miliar dan menjual kembali 116.000 lot saham senilai Rp2,15 miliar. Sehingga, PD masih melakukan pembelian bersih (net buy) sekitar 26.900 lot

Selain YP dan PD, Phillip Securities (KK) juga ikut melakukan hal yang sama. KK membeli 56.000 lot saham pada harga rata-rata 201,8 per saham senilai Rp1,13 miliar dan menjual 29.900 lot di harga rata-rata Rp205,2 senilai Rp613,5 juta. Sehingga, KK masih melakukan pembelian bersih (net buy) sekitar 26.200 lot.

Grafik : Pergerakan Intraday Saham RIMO

Sumber : Bareksa.com

Saham RIMO baru saja dicabut status penghentian perdagangan sementaranya (suspensi) selama tiga tahun pada 7 Maret 2017. Pencabutan status suspensi RIMO terkait dengan surat dari perseroan perihal permohonan pembukaan suspensi perdagangan saham tertanggal 6 Maret 2017. Perseroan juga baru saja mengirimkan dokumen, dan prospektus penawaran umum terbatas I, serta permohonan pencatatan saham tambahan.

Dalam prospektus rights issue perseroan, disebutkan target raihan dana Rp4,1 triliun akan digunakan untuk mengambil alih 99 persen saham PT Hokindo Properti Investama (HPI), yang berusaha di bidang properti.

Pembeli siaga saham baru RIMO itu pun sudah tertera dalam prospektusnya. Di antaranya Benny Tjokrosaputro yang akan mengambil 31,712 miliar saham atau setara Rp3,2 triliun, lalu ada Teddy Tjokrosapoetro dengan porsi 2,812 miliar atau Rp284,08 miliar, Anne Patricia Sutanto dengan porsi 3,515 miliar bernilai Rp355,1 miliar dan Ludijanto Setijo dengan porsi 1,054 miliar bernilai Rp106,53 miliar. (hm)