Dapenbun Lepas 1,3 Juta Lot Saham AGRO, Aksi Taking Profit? Ini Analisanya!

Bareksa • 10 Mar 2017

an image
Siluet karyawan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (18/2) - (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Selama 4 bulan terakhir memang Dapenbun secara rutin menjual saham AGRO, terutama setelah rights issue

Bareksa.com – Harga saham PT Bank BRI Agroniaga Tbk (AGRO) terus berfluktuasi seiring dengan rencana aksi korporasi yang ingin dilakukan oleh perseroan dalam rangka meningkatkan modal. Di tengah fluktuasi tersebut, salah satu pemegang saham yang memiliki porsi besar di anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) ini terpantau mulai melepaskan kepemilikannya.

Dapen Perkebunan (Dapenbun) terpantau baru saja kembali mengurangi porsi investasinya di saham AGRO, seperti yang terlihat dalam laporan kepemilikan efek di atas 5 persen yang dirilis oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Per 8 Maret 2017, Dana Pensiun ini memiliki tinggal 911.930.961? lembar saham AGRO, atau setara dengan 6,01 persen kepemilikan di AGRO. Angka itu berkurang dibandingkan tanggal sebelumnya sebesar 921.530.961 lembar.

Bila ditelusuri lebih jauh, selama empat bulan terakhir memang Dapenbun secara rutin menjual saham AGRO, terutama setelah rights issue (penerbitan saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu) dan penerbitan waran yang dilakukan pada akhir tahun lalu. Per akhir Oktober 2016, Dapenbun memiliki 1.044.978.364 lembar saham, atau setara 9,10 persen kepemilkan di AGRO.

Tabel: Detail Kepemilikan AGRO Per Oktober 2016

Sumber : Laporan Keuangan Emiten

Kemudian, saat rights issue AGRO, Dapenbun telah mengeksekusi haknya dengan membeli 57.692.754 saham seharga Rp130 per lembar. Maka, per 19 Desember 2016, Dapenbun memiliki 1.085.538.218 saham AGRO atau setara 7,08 persen. (Baca juga: Akan Rights Issue Lagi, AGRO Melemah 5,6% di Sesi I).

Namun, dalam laporan KSEI pada 8 Maret silam kepemilikan Dapenbun tercatat tinggal 911.930.961 lembar saham. Dengan kata lain, Dapenbun telah menjual saham sebanyak 133.047.403 lembar atau 14,58 persen dari total jumlah kepemilikan per Oktober 2016. Penjualan tersebut seiring dengan kenaikan signifikan harga saham AGRO di pasar reguler Bursa Efek Indonesia.

Seperti terlihat dalam grafik, harga saham AGRO meningkat secara signifikan dalam dua bulan terakhir hingga mencapai titik tertingginya di Rp1.060 pada 3 Maret 2017. Dalam periode 19 Desember 2016 hingga 8 Maret 2017, tercatat harga rata-rata saham AGRO di pasar reguler mencapai Rp607. (Baca juga: Saham AGRO Menguat 55% Hanya Dalam Dua Hari, Ini Penyebabnya)

Grafik : Pergerakan Saham AGRO Desember 2016 – Maret 2017

Sumber : Bareksa.com

Berkaitan dengan aksi korporasi di bulan Desember lalu, tentunya Dapenbun mendapat untung yang besar dari eksekusi rights AGRO di harga hanya Rp130, yang jauh lebih rendah dari harga di pasar reguler. Saat eksekusi tersebut, Dapenbun mengeluarkan dana sekitar Rp7,5 miliar. Sementara itu, bila Dapenbun menjual saham AGRO dengan harga rata-rata dalam dua bulan terakhir ini sebanyak yang dibelinya melalui eksekusi rights tersebut, nilai yang diterimanya mencapai Rp35,02 miliar. Angka tersebut setara 467 persen atau hampir lima kali lipat modalnya untuk eksekusi rights.

Sebagai catatan, cuan yang didapat oleh Dapenbun tersebut hanya dari jumlah saham yang dibeli saat rights issue bulan Desember 2016, dan belum mengkalkulasikan jumlah yang dipegangnya sejak lama. (hm)