Bareksa.com –Alih-alih menambah emiten baru, Bursa Efek Indonesia (BEI) malah bakal kehilangan emiten. Hal ini karena beberapa emiten mengajukan penghapusan saham secara sukarela alias voluntary delisting.
Pada awal tahun ini, setidaknya sudah ada dua emiten yang merealisasikan delisting. Dua emiten tersebut adalah PT Ciputra Surya Tbk (CTRS) dan PT Ciputra Property Tbk (CTRP). Delisting keduanya terkait dengan peleburan alias merger dengan PT Ciputra Development Tbk (CTRA).
Realisasi delisting CTRS dan CTRP untuk menjadi saham CTRA resmi berlangsung 19 Januari 2017. Dengan penggabungan itu, kapitalisasi pasar CTRA pun langsung melejit 20 persen menjadi Rp20,44 triliun.
Para pemegang saham CTRS dan CTRA akan mendapat ganti saham CTRA. Rasio konversi saham CTRS sebesar 2,13 kali sedangkan saham CTRP sebesar 0,55 kali dari saham CTRA. Berarti 100 lembar saham CTRS dapat ditukar dengan 213 lembar saham CTRA. Begitu juga setiap 100 lembar saham CTRP dapat ditukar menjadi 54 lembar saham CTRA. (Baca juga: Menakar Peluang Keuntungan Dari Merger Grup Ciputra)
Grafik: Pergerakan Saham CTRA Setelah Menerima Merger CTRS dan CTRP
Sumber: Bareksa.com
Nah, belum lama menerima delisting CTRS dan CTRP, BEI juga telah menerima permohonan delisting dari PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk (SOBI). Langkah Sorini Agro untuk go private terkait dengan kesulitan manajemen untuk memenuhi aturan bursa soal jumlah minimum saham beredar alias free float sebesar 7,5 persen atau jumlah pemegang saham minimal 1.000 pihak.
Terakhir, kepemilikan publik di SOBI hanya mencapai 1,32 persen. Adapun untuk merealisasikan rencana go private, manajemen Sorini Agro akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 28 Februari 2017 mendatang.
Manajemen Sorini Agro pun siap membeli kembali saham-sahamnya di publik dengan harga Rp4.250 per saham atau lebih tinggi 150 persen dari harga perdagangan tertinggi dalam jangka waktu 90 hari sebelum pengumuman go private.
Grafik: Pergerakan Saham SOBI Periode 4 Januari – 12 Agustus 2016
Sumber: Bareksa.com
Informasi saja, Sorini Agro merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri sorbitol (sirup sorbitol, sirup gula dan bubuk sorbitol), dextrose monohydrate, maltodextrine, maltose dan hydrogen, serta menyediakan fasilitas produksi, pemrosesan dan fasilitas lainnya yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan sejenis. Selain sorbitol, Sorini juga memproduksi starch dan beragam produk turunan pemanis berbahan dasar starch.
Pada tanggal 03 Juli 1992, Sorini Agro memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) sebanyak 2.500.000 saham baru dan 1.000.000 saham lama dengan nilai nominal Rp1.000 per saham dengan harga penawaran Rp6.000 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 03 Agustus 1992. (hm)