5 Saham Ini Bergerak Tak Wajar Sejak Awal 2017

Bareksa • 18 Jan 2017

an image
Pengunjung menyaksikan layar pergerakan angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Empat di antaranya terkait peningkatan harga, dan satu lainnya karena penurunan harga

Bareksa.com – Januari 2017 belum habis, Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah mengeluarkan lima pernyataan unusual market activity (UMA). Catatan ini jauh lebih tinggi ketimbang periode Januari 2016 yang mencapai tiga UMA.

Banyaknya pernyataan UMA pada awal tahun ini tidak lepas dari lompatan-lompatan saham lapis bawah, di tengah pergerakan stagnan saham lapis atas. Tengok saja nama-nama saham yang telah mendapatkan pernyataan UMA.

Mereka adalah PT Inter Delta Tbk (INTD), PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA), PT Capitol Nusantara Indonesia Tbk (CANI), PT Magna Finance Tbk (MGNA), dan PT Sekar Laut Tbk (SKLT). Untuk mengetahui lebih lanjut apa penyebab saham-saham tersebut mendapatkan pernyataan UMA, berikut analisa Bareksa.

INTD & BINA

Saham INTD menjadi yang pertama mendapatkan UMA pada tahun 2017. Sesuai dengan aturan, pernyataan UMA diberikan karena adanya peningkatan harga di luar kebiasaan.

Lihat saja bagaimana transaksi saham INTD di sepanjang 2016. Berdasarkan penelusuran Bareksa, dari 12 bulan perdagangan, saham INTD hanya mencatat transaksi sebanyak 9 hari. Di setiap hari adanya transaksi itu, saham INTD pun naik signifikan.

Begitu juga dengan tahun ini. Dalam 12 hari perdagangan sejak 3-17 Januari 2017, transaksi saham INTD hanya terjadi 4 hari, tepatnya pada 4, 9, 10, dan 12 Januari. Pada 4 Januari, saham INTD ditutup naik 7,69 persen, kemudian naik lagi 7,14 persen pada 9 Januari dan melanjutkan kenaikan dengan catatan 8 persen pada 10 Januari.

Catatan transaksi itu pun mendapat perhatian BEI dengan mengeluarkan pernyataan UMA pada 11 Januari 2017. Namun, setelah pernyataan itu, saham INTD kembali naik 1,23 persen pada 12 Januari sebelum akhirnya kembali tidak ditransaksikan sampai hari ini (Rabu, 18 Januari 2017) dengan level Rp820.

Pada hari yang sama pernyataan UMA untuk INTD keluar, BEI pun memberi pernyataan serupa ke saham BINA. Hal tersebut terkait dengan catatan kenaikan harga hingga 119,82 persen dari posisi 5 Januari Rp222 menjadi Rp488 pada 11 Januari 2017.

Grafik: Pergerakan Saham BINA Periode Akhir 2016 – 17 Januari 2017

Sumber: Bareksa.com

Dan benar saja, sejak BEI merilis pernyataan UMA, saham BINA langsung anjlok 30,74 persen dalam tiga hari perdagangan (12,13, dan 16 Januari) ke level Rp338. Namun, saham BINA kembali mencatat kenaikan pada 17 Januari ke level Rp422 atau naik 24,85 persen. Dan hingga penutupan perdagangan sesi I hari ini (Rabu, 18 Januari 2017), saham BINA berada pada level Rp480 atau naik 13,74 persen.

CANI & MGNA

Pernyataan UMA selanjutnya diterima CANI dan MGNA. Keduanya mendapat pernyataan UMA pada 12 Januari 2017. 

Bagi CANI, pernyataan UMA terkait dengan penurunan harga di luar kebiasaan. Penurunan pertama terjadi pada 6 Januari 2016. Saat itu, saham CANI terjun bebas dan masuk daftar korban auto reject simetris dengan penurunan 25 persen ke level Rp1.305 setelah dalam periode 3-5 Januari bertahan pada level Rp1.740.

Untungnya, saham CANI sempat bergerak naik 10,34 persen pada 9 Januari 2016 ke level Rp1.440. Sayang, CANI kembali melanjutkan penurunan mulai 10-12 Januari. Total penurunannya mencapai 44,46 persen dan menuju level Rp880. Bahkan, setelah pernyataan UMA, saham CANI masih bergerak turun dan ditutup Rp760 pada 17 Januari 2017. Adapun pada sesi I perdagangan Rabu (18 Januari 2017), saham CANI berada pada level Rp750 atau turun 1,32 persen.

Sementara itu, saham MGNA juga mendapat pernyataan UMA pada hari yang sama dengan CANI. Bahkan, waran MGNA-W juga ikut kena UMA. Hal ini terkait peningkatan 103,39 persen saham MGNA dalam periode 10-12 Januari dari Rp58 menjadi Rp141. Di sisi lain, MGNA-W terkena UMA karena harganya naik 300,27 persen dalam periode 10-11 Januari.

SKLT

Saham terakhir yang mendapat UMA hingga minggu ketiga Januari 2017, tepatnya pada 16 Januari adalah SKLT. Saham SKLT juga kena UMA karena peningkatan harga. Mengacu penutupan akhir tahun 2016 pada Rp320, harga saham SKLT naik 107,81 persen ke level Rp665 pada 13 Januari 2017.

Namun, seiring dengan pernyataan UMA, saham SKLT sempat turun 2,26 persen pada 16 Januari sebelum akhirnya kembali naik 6,92 persen ke level Rp695 pada 17 Januari 2017. Adapun pada perdagangan sesi I hari ini (Rabu, 18 Januari 2017), saham SKLT mengalami kenaikan 24,46 persen ke level Rp865.

Nah, atas daftar saham-saham itu, BEI menegaskan, pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Yang jelas, BEI menghimbau nvestor untuk memerhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi bursa. Selain itu bursa juga meminta investor untuk mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya.

Investor juga diminta mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum mengambil keputusan investasi.