Sumbang Emiten Dengan Return Terbesar, Sektor Ini Naik Tertinggi di 2016

Bareksa • 14 Dec 2016

an image
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Per 13 Desember 2016, IHSG berada di level 5.293 atau telah naik 15,25 persen sepanjang tahun 2016.

Bareksa.com - Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hanya tersisa belasan hari saja sebelum menutup tahun pada tanggal 30 Desember 2016. Sepanjang tahun 2016, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kenaikan yang cukup signifikan dari penutupan tahun lalu. 

Pada tanggal 31 Desember 2015 indeks IHSG berada di level 4.593. IHSG sempat bertengger di posisi tertingginya di level 5.458 pada bulan Agustus 2016. Namun pada pada akhir tahun IHSG stabil di level 5.200-5.300. Per 13 Desember 2016, IHSG berada di level 5.293 atau telah naik 15,25 persen sepanjang tahun 2016. 

Peningkatan indeks ini diikuti oleh beberapa saham yang melambung tinggi. Bahkan, dalam satu tahun lonjakannya ada yang mencapai 10 kali lipat. (Baca juga: Ada Yang Berikan Return 1000%, Ini 10 Saham Terbaik di 2016)

Daftar jajaran saham terbaik tahun 2016 banyak disumbang oleh emiten dari sektor pertambangan. Tidak heran, sepanjang tahun 2016  sektor pertambangan memang menjadi indeks yang paling moncer. 

Sepanjang tahun 2016, indeks sektor mining terbang paling tinggi. Indeks pertambangan naik hingga 75,23 persen. Hal ini seiring dengan penguatan harga batu bara dan minyak di pasar global.

Grafik: Pergerakan Indeks Sektoral Year to Date (YTD)

Sumber: Bareksa.com 

Sektor kedua yang naik paling tinggi adalah sektor industri dasar yang naik hingga 34,30 persen. Sektor ketiga yang memberikan kenaikan paling besar adalah sektor manufaktur. Sektor ini tumbuh 20,67 persen sejak awal tahun. 

Sektor properti yang didukung oleh beberapa program pemerintah seperti pelonggaran rasio kredit tidak bergerak banyak melainkan hanya 8,14 persen. Sektor properti bergerak senada dengan sektor infrastruktur yang hanya naik 9,02 persen. 

Satu-satunya sektor yang mengalami pelemahan adalah sektor perdagangan mencatat return minus 0,79 persen.

Besarnya peningkatan sektor pertambangan  ini tidak lain karena naiknya harga batubara dunia. Harga batubara dunia yang di awal tahun anjlok hingga level US$50 per metrik ton, pada bulan Juli mulai beranjak naik hingga kini mendekati US$80 per metrik ton.

Grafik: Pergerakan Harga Batubara


Sumber: Tradingeconomic

Bahkan, harga batubara sempat naik melampaui US$100 per ton pada bulan November 2016. Hingga saat ini harga batubara berada di level $80 per metrik ton. Harga ini disebut-sebut akan berlangsung lama dan akan membuat emiten pertambangan kembali meraup keuntungan. (hm)