Rentetan Berita Positif Bawa Kinerja IHSG Di Atas Emerging Market

Bareksa • 09 Aug 2016

an image
Refleksi layar monitor pergerakan Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (15/1). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Secara year-to-date, kinerja IHSG di atas indeks MSCI Emerging Market

Bareksa.com – Kinerja pasar modal Indonesia terus menanjak didukung oleh rentetan berita positif. Tax amnesty, reshuffle kabinet dan pertumbuhan ekonomi yang di atas ekspektasi membawa pasar saham Indonesia menjadi salah satu pasar dengan kinerja tertinggi di antara negara berkembang lain.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara year-to-date (ytd) membukukan return 18 persen, termasuk yang tertinggi dibandingkan negara-negara pasar berkembang (emerging market). Gubernur Bank Indonesia Agus Martowadjojo mengatakan bahwa kepercayaan pasar di Indonesia lebih tinggi dibandingkan negara lain diindikasikan oleh tingginya arus dana asing yang masuk ke dalam negeri.

Arus dana asing yang masuk ke pasar saham dalam sejak awal tahun mencapai Rp30 triliun. Di bulan Juli saja, dana asing yang masuk ke pasar saham mencapai Rp11,86 triliun, angka tertinggi bulanan sejak pemilihan presiden pada Juli 2014. (Baca juga: Dana Asing Masuk Pasar Saham Rp11 Triliun Pada Juli, Dekati Rekor Pilpres 2014).

Grafik: Perbandingan Return IHSG dengan Negara Lain Year-to-Date

Sumber: IDX

Menurut Faisal Basri, ekonom yang berprofesi sebagai dosen di Universitas Indonesia, mengatakan hampir semua negara maju mengalami tekanan. Meskipun pasar saham AS relatif lumayan, kinerjanya jauh di bawah negara emerging market bahkan disparitasnya kian melebar.

Kinerja pasar saham Indonesia sendiri tercatat mengalahkan performa rata-rata bursa emerging market secara year-to-date. Indeks Morgan Stanley Capital International Emerging Market (MSCI EM) atau indeks yang mengukur kinerja pasar saham negara berkembang secara global tercatat di bawah kinerja IHSG. Demikian pula jika dibandingkan dengan salah satu indeks di AS yaitu S&P 500, yang kinerjanya dibawah MSCI EM maupun IHSG.

Grafik: Perbandingan Kinerja IHSG, MSCI EM dan S&P 500

Sumber: Bloomberg, diolah Bareksa

Tren kenaikan IHSG bermula sejak pengesahan UU Pengampunan Pajak diloloskan oleh DPR pada 28 Juni 2016 silam. Sejak saat itu, IHSG telah tumbuh 12,1 persen. Kebijakan tax amnesty diproyeksi akan membawa dana repatriasi Rp1.000 triliun dan pemerintah menargetkan penerimaan pajak Rp165 triliun dari uang tebusan tax amnesty.

Masuknya Sri Mulyani ke dalam jajaran Kabinet Kerja Presiden Jokowi menggantikan Bambang Brodjonegoro sebagai Menteri Keuangan juga menjadi energi baru kenaikan IHSG. Reaksi pasar cukup positif dengan masuknya mantan petinggi World Bank ini karena dipercaya akan membawa perekonomian Indonesia ke arah yang lebih baik. Langkah besar pertamanya dengan melakukan pemotongan anggaran yang mencapai Rp133 triliun dianggap sebagai langkah yang tepat mengingat target penerimaan pajak yang terlalu tinggi.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua sebesar 5,18 persen mengalahkan estimasi analis 5 persen dan proyeksi Bank Indonesia 4,9 persen kembali mendorong IHSG ke level selanjutnya. Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga akan lebih tinggi dibandingkan kuartal kedua yaitu sebesar 5,2 persen. (np)