Berita / / Artikel

Empat Emiten Akan IPO Menjelang Akhir Tahun, Mana yang Paling Menarik?

• 24 Nov 2015

an image
Petugas beraktifitas pada sekitar ruang yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (15/7).(ANTARA FOTO/Vitalis Yogi Trisna)

Valuasi Kino dengan PE 15,0 – 21,0x paling mahal di antara keempat emiten

Bareksa.com – Menjelang akhir tahun, empat emiten akan melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di bursa. Mana emiten yang paling menarik dan bagaimana kinerjanya? Bareksa merangkumnya sebagai berikut.

Tabel Ringkasan Penawaran Saham Perdana

Sumber : Bareksa.com

Keempat emiten yang akan melantai di bursa beroperasi di sektor yang berbeda. Dari keempat emiten tersebut, valuasi terendah ditawarkan oleh PT Ateliers Mecaniques D'Indonesie (Atmindo) dengan rasio price to earning (PE) di kisaran 8,0 – 9,3x, sedangkan valuasi tertinggi emiten PT Kino Indonesia dengan rasio PE 15,0 – 21,0x.

Rincian Kinerja Calon Emiten  

Kino Indonesia bergerak di sektor konsumsi dan kebutuhan sehari-hari (personal care). Kino yang didirikan pada 1991 ini rencananya akan menggunakan dana hasil IPO untuk pertumbuhan anorganik seperti akuisisi, belanja modal dan keperluan modal kerja. Meninjau kinerja keuangannya beberapa tahun terakhir, pertumbuhan penjualan Kino cukup baik. Tercatat pendapatan Kino melonjak 97 persen dalam dua tahun terakhir. Namun  pada semester pertama tahun ini, penjualan Kino hanya tumbuh 9,5 persen. Laba semester pertama 2015 melonjak tajam 265 persen dibanding periode yang sama tahun lalu dipicu penurunan beban pokok penjualan.     

Grafik Kinerja Keuangan PT Kino Indonesia (Rp Miliar)

Sumber : Perseroan, Bareksa.com

Ateliers Mecaniques D'Indonesie (Atmindo) yang didirikan pada 1972 bergerak di bidang perakitan alat berat boiler dan pelengkapnya. Boiler merupakan mesin untuk menghasilkan uap atau steam yang dibutuhkan di berbagai industri. Dana IPO rencananya akan digunakan sebagai modal kerja perseroan. Meskipun penjualan perseroan selama dua tahun tercatat mengalami kenaikan 27 persen, pertumbuhan ini merupakan terendah di antara tiga emiten lainnya. Selain itu pada Januari 2013, Atmindo juga sempat mengalami rugi bersih Rp 2,8 miliar, tapi pada empat bulan pertama 2015, Atmindo tercatat telah membukukan laba bersih Rp 7,3 miliar atau naik hampir tiga kali lipat dari periode yang sama tahun sebelumnya. 

Grafik Kinerja Keuangan Atmindo (Rp Miliar)

Sumber : Panin Sekuritas, Bareksa.com

PT Indonesia Pondasi Raya (Indopora) merupakan emiten yang bergerak di bidang konstruksi dengan spesialisasi pondasi. Dana hasil IPO rencananya akan digunakan oleh Indopora untuk belanja modal, akuisisi lahan dan suntikan modal anak usaha. Pertumbuhan penjualan Indopora cukup stabil, tercatat meningkat 150 persen dalam dua tahun, sedangkan laba bersih semester pertama 2015 juga naik 55 persen.    

Grafik Kinerja Keuangan Indonesia Pondasi Raya (Rp Miliar)

Sumber : Perseroan, Bareksa.com

PT Buyung Putra Sembada (BPS) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan dan distribusi beras. Penjualan BPS tumbuh 47 persen dalam dua tahun terakhir, tapi pada 2013 sempat mengalami pertumbuhan negatif. Pada semester pertama tahun ini, pertumbuhan penjualan mencapai 9,7 persen dengan pertumbuhan laba 3x lipat. Baca juga (Produsen Beras ‘Topi Koki’ Bakal Ikut Meramaikan BEI).

Grafik Kinerja Keuangan PT Buyung Putra Sembada (Rp Miliar)

Sumber : Perseroan, Bareksa.com

 

Tags: