Bareksa.com - Pembalikan arah (reversal) terkonformasi pada pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) didorong oleh penguatan saham-saham sektor perbankan dalam dua hari terakhir ini. Saham perbankan menguat didorong oleh rencana pemerintah yang akan mengalihkan dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) sebagai dana subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR). (Baca juga: Digagas Pengalihan Dana Subsidi Bunga KUR, Saham Perbankan Naik)
Dalam dua hari ke depan, IHSG diperkirakan akan terus menguat menuju level 5.005 untuk menutup gap down yang terjadi saat penurunan beberapa waktu lalu. Terlebih, rapat The Fed yang diadakan kemarin memutuskan tetap menahan suku bunga Fed Rate pada level 0,25 persen.
Sumber: Bareksa.com
Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia TBk (BBNI) merupakan dua saham perbankan yang menarik untuk diamati. Selain memiliki fundamental baik, indikator Relative Strength Index (RSI) kedua saham tersebut juga menunjukkan pembalikan arah.
Selain kedua saham perbankan BUMN di atas, saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) juga menarik diamati. Terlebih, manajemen GIAA berencana menambah jumlah armadanya.
Sementara itu, saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA) sebaiknya dihindari untuk sementara waktu karena pergerakan keduanya masih berada pada area konsolidasi. Indikator RSI pun belum menunjukkan pembalikan arah (reversal) ataupun penguatan.
Pembalikan Arah BBRI dan BBNI
Saham BBRI mulai menunjukkan pembalikan arah setelah selama hampir sebulan ini mengalami tekanan sehingga sahamnya terkoreksi hingga 30 persen. Sinyal awal pembalikan arah saham BBRI ditunjukkan pada perdagangan Selasa,16 Juni setelah menembus resisten pertamanya Rp10.224. Pembalikan arah dikuatkan setelah perdagangan kemarin saham BBRI kembali berhasil menembus level resisten kedua Rp10.600. Indikator RSI pun telah menunjukkan pembalikan arah setelah selama lima hari perdagangan berada di area jenuh jual (oversold).
Kondisi serupa juga terjadi pada saham BBNI. Bedanya, saham BBNI baru menunjukkan sinyal pembalikan arah setelah pada perdagangan kemarin berhasil menembus level resisten Rp5.532 per saham. Potensi kenaikan saham BBNI juga masih cukup besar, terlebih ada gap down di level Rp6.025 yang berpotensi untuk "ditutup".
Saham GIAA juga menarik diamati. Secara teknikal, saham GIAA berpotensi menguat dalam jangka pendek. Terlebih, indikator RSI GIAA juga mulai menunjukkan pembalikan arah (reversal).
Meski demikian, rencana penambahan 30 unit pesawat baru juga perlu diwaspadai investor karena berpotensi menambah utang GIAA, yang pada akhirnya akan memberatkan kinerja keuangannya.
Sumber: Bareksa.com
PTBA dan JPFA Masih Terkonsolidasi
Berbeda dengan ketiga saham di atas, pelaku pasar sebaiknya menghindari dulu saham PTBA dan JPFA. Kedua saham tersebut masih berada pada area konsolidasi. Untuk saham PTBA, harga sahamnya masih akan bergerak pada rentang Rp9.075 - 9.377. Saham PTBA berpotensi menguat jika berhasil menembus level harga Rp.9.377.
Saham JPFA juga masih belum menunjukkan arah penguatan. Bahkan, indikator RSI masih menunjukkan tren pelemahan, yang berarti bahwa tekanan jual masih terus terjadi pada saham yang bergerak pada sektor makanan ternak dan peternakan ayam ini.
Sumber: Bareksa.com
Disclaimer: Publikasi ini hanya berasal dari satu metode analisa teknikal dan tidak dimaksudkan untuk menjadi dasar keputusan investasi apapun. Investor harus menetapkan sendiri keputusan investasi sesuai dengan strategi dan tujuan investasi.