Berita / / Artikel

Rupiah Sentuh Harga Terendah Sejak Akhir Juli 1998, IHSG Kembali Tertekan

• 09 Jun 2015

an image
Traders work on the floor of the New York Stock Exchange shortly after the opening bell in New York February 11, 2015. REUTERS/Lucas Jackson

IHSG ditutup pada level 5.014,992, turun 1,68 persen dibandingkan level penutupan akhir pekan kemarin

Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Senin 8 Juni 2015 ini ditutup melemah 1,68 persen, seiring dengan ambrolnya nilai tukar rupiah. IHSG ditutup pada level 5.014,992, turun 85,58 poin dibanding level penutupan akhir pekan lalu.

Dalam perdagangannya hari ini, IHSG bergerak dalam rentang 5.105,01 - 5.237,21. Hampir semua sektor ikut menekan pergerakan indeks, termasuk sektor konsumer dan perbankan.

Analis Syailendra Capital, Lanang Trihardian menilai faktor utama pelemahan IHSG adalah anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang melemah tajam hingga level Rp13.396 per dolar. Nilai ini mendekati level  terendah Rupiah dalam 17 tahun terakhir.

Pergerakan Rupiah Sejak Awal Tahun 1996 Hingga 8 Juni 2015

sumber: bareksa.com

Pelemahan Rupiah beserta mata uang regional lainnya terhadap dolar AS dipicu oleh perbaikan data-data ekonomi Amerika yang dirilis pada akhir pekan lalu seperti gaji buruh di Negeri Paman Sam yang terus mengalami perbaikan sejak Agustus 2013 dan puncaknya pada akhir Mei.

Selain itu, angka kredit konsumer AS pada April juga bertumbuh menjadi $20,54 miliar atau lebih tinggi dibanding ekspektasi ekonom yang memperkirakan hanya sebesar $16,7 miliar.  

Kondisi ini memperbesar spekulasi bahwa The Fed akan meningkatkan suku bunga dalam waktu yang tidak lama lagi.

Selain itu, Indeks Shanghai Composite yang semakin menarik karena hari ini naik kembali 2,2 persen ke level 5,131.88  atau tertinggi sejak Januari 2008 lalu, semakin memperpanjang reli kenaikan indeks China yang telah naik 8,9 persen selama sepekan.

"Melihat hal tersebut sebagian investor akan mulai melirik saham China yang mulai bergerak dibanding keadaan kita yang masih jalan di tempat," ujar Lanang

Saham-saham yang memberatkan indeks hari ini, seperti UNVR turun 1,4 persen, BBCA turun 0,5  persen, BMRI turun 3,5 persen dan  BBNI turun 3,2 persen.

Pada saat bersamaan, investor asing hari ini mencatatkan jual bersih (net sell) hanya senilai Rp298 miliar

Berdasarkan teknikal, perdagangan IHSG hari ini telah berhasil melewati garis support kuatnya pada level 5.100. Dengan tekanan jual yang diperkirakan masih akan berlanjut, diperkirakan pelemahan IHSG masih akan terjadi. Terlebih, bila nilai tukar rupiah terus mengalami pelemahan. Dalam seminggu ke depan, IHSG dapat bergerak pada kisaran 4.898 - 5.022.

Grafik Analisa Teknikal IHSG

Sumber: Bareksa.com

 

Tags: