Bareksa.com- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak awal pekan ini mengalami pelemahan yang cukup signifikan. Pada awal pekan lalu IHSG sempat anjlok 3,5 persen ke 5.245,45 padahal beberapa hari sebelumnya tanggal 21 April 2015 IHSG sempat naik ke level 5.460,75.
Hari ini, IHSG pun melanjutkan pelemahan ke level 5.086,42 dan menjadikan penurunan sepanjang pekan ini sebesar 6,4 persen. (Baca Juga: IHSG Turun 6,4% Sepekan, Asing Keluar Rp4,11T Sejak Awal Tahun)
Pergerakan IHSG Secara Year To Date
sumber:bareksa.com
Sebelumnya, kejadian penurunan IHSG yang cukup signifikan juga pernah terjadi pada tahun 2013 tepatnya pada tanggal 27 Agustus. IHSG anjlok hingga -8,17 persen, padahal sebelumnya sejak awal tahun hingga 15 Agustus sempat mengantongi return 7,79 persen.
Pada periode tersebut sektor yang turun paling dalam adalah sektor aneka industri yang turun hingga 15 persen menjadi 995,26 padahal beberapa hari sebelumnya yakni tanggal 15 Agustus indeks sektor aneka industri sempat berada di level 1.227,86. Namun kurang dari satu bulan indeks ini sudah mengalami kenaikan hingga 27,8 persen menjadi 1.282,3, lebih cepat dibandingkan sektor lainnya
Selain itu, penurunan besar juga dialami oleh sektor keuangan, yang disebabkan oleh kebijakan Bank Indonesia yang menaikan BI rate 50 basis poin menjadi 7,00 persen pada bulan Agustus 2013. Kenaikan suku bunga acuan ini sebagai langkah antisipasi Bank Indonesia menahan aliran dana asing yang keluar seiring kebijakan The Fed yang menghentikan quantitative easing (QE)
Pada tanggal 15 Agustus 2013 return yang dikantongi oleh indeks sektor finance adalah 8,15 persen. Tidak sampai dua pekan indeks saham ini anljok hingga -10,63 persen.
Meski telah anjlok dalam, sektor yang ditopang oleh perbankan ini cepat mengalami recovery. Tidak sampai sepekan keadaan sektor ini kembali normal dan mengantongi return 8,91 persen pada 19 September 2013.
Tabel Return Indeks Sektoral dan IHSG Secara Sejak Awal tahun 2013 (Dalam %)
sumber:bareksa.com
Dengan situasi pada saat ini, fase pelemahan IHSG tahun ini hampir seluruh saham mengalami penurunan yang sangat signifikan. Sektor yang terkena imbas cukup signifikan adalah aneka industri. Menurut data Bareksa pada awal tahun 2015 hingga 21 April 2015 Indeks sektor aneka industri telah mengantongi return 4,63 persen atau di level 1.360,74. Namun, dalam beberapa hari sektor ini langsung anjlok -4,85 persen ke level 1.237,51 pada penutupan Rabu 29 April 2015.
Saham dari sektor aneka industri yang terkena dampaknya cukup dalam adalah PT Astra Internasional Tbk (ASII) yang sudah mengalami penurunan harga saham hingga 10,4 persen menjadi Rp7.100 pada penutupan kemarin dari sebelumnya Rp7.925 pada 21 April 2015. Selain itu, Pada penutupan kemarin, anjloknya saham Astra Internasional menjadi salah satu pendorong penurunan IHSG sebesar 3,7 persen.
Perlu diketahui saham Astra Internasional yang mewakili dari sektor aneka industri memiliki market cap yang besar dan pada tanggal 27 Agustus 2013 juga mengalami anjlokan harga saham yang sangat dalam ke Rp5.300. Harga saham tersebut merupakan yang paling rendah sepanjang tahun 2013.
Lalu dari sektor keuangan, yang mendapat pengaruh paling besar adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Sejak pertengahan Agustus hingga pertengahan September 2013 harga saham BBRI mengalami penurunan yang sangat signifikan dan pada tanggal 2 September 2013 berada di harga Rp6.350 atau harga terendah sepanjang tahun 2013.
Tekanan pada perbankan juga terulang pada tahun 2015. Namun penyebabnya adalah kredit macet di hampir seluruh bank dan tidak terkecuali BBRI yang mencatat rasio non-performing loan (NPL) menjadi 2,2 persen dibandingkan sebelumnya hanya 1,8 persen. (Baca juga: Kredit Macet Naik, BRI Yakin Hanya Sementara)
Tabel Return Indeks Sektoral dan IHSG Secara Sejak Awal tahun 2015 (Dalam %)
sumber:bareksa.com
(hm)