Bareksa.com - Harga obligasi benchmark jangka menengah dan panjang sore ini mengalami koreksi akibat pelemahan nilai tukar rupiah. Begitupun dengan pasar saham yang tercermin dari penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 0,98 persen yang disertai dengan penjualan investor asing.
Nilai tukar rupiah kembali melemah 0,64 persen menjadi Rp12.665 per dolar Amerika. Pelemahan ini hampir menembus titik lemah tertinggi sejak Agustus 1998 yakni pada harga penutupan 16 Desember 2014 lalu Rp12.722.
Pelemahan nilai tukar rupiah kembali terjadi diawal tahun setelah Jum'at 2 Januari 2015 lalu pemerintah mengumumkan neraca perdagangan kembali mengalami defisit $425 juta yang dipicu defisit pada sektor migas $1,36 miliar. (baca juga: Neraca Perdagangan Indonesia November 2014 Defisit $425 Juta)
Grafik Pergerakan IHSG dengan Nilai Tukar Rupiah
Sumber: Bareksa.com
Penurunan harga obligasi benchmark terdalam dialami oleh Surat Utang Negara (SUN) tenor 15 tahun yakni 40 basis poin (bps) menjadi 106,06 persen berdasar data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA). Yield SUN ini naik 4 bps menjadi 8,26 persen.
Koreksi juga terjadi pada pasar saham dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan 0,98 persen menjadi 5.169,06 pada hari ini dengan catatan aksi jual bersih asing mencapai Rp455 miliar.
Lima saham yang mendorong pelemahan IHSG sampai dengan penutupan hari ini adalah PT Astra International Tbk (ASII) turun 2,42 persen menjadi Rp7.050 per saham, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 0,76 persen menjadi Rp.13.100 per saham, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) turun 1,69 persen menjadi Rp5.800 per saham, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun 1,96 persen menjadi Rp62.450 per saham, dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) turun 2,22 persen menjadi Rp24.225 per saham.
Aksi jual bersih investor asing tertinggi terjadi pada saham ASII sebesar Rp173 miliar, BBNI Rp83 miliar, dan SMGR Rp46 miliar. Sementara pembelian bersih terbesar oleh investor asing terjadi pada saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT United Tractors Tbk (UNTR) masing-masing sebesar Rp35 miliar dan Rp20 miliar.
Di tengah pelemahan indeks hari ini, beberapa saham kategori "third liner" masih mampu tunjukan penguatan diantaranya PT Trada Maritime Tbk (TRAM) yang naik 21,29 persen menjadi Rp319 per saham dan PT Eratex Djaja Tbk (ERTX) yang naik 17,83 persen menjadi Rp 760 per saham. (np)