Berita / / Artikel

2014, Sektor Properti Miliki Return Tertinggi Ditopang Saham Konstruksi

• 31 Dec 2014

an image
Seorang karyawan melintas di ruangan Bursa Efek Indonesia - (ANTARA FOTO/Fiqih Arfani)

Kenaikan IHSG 2014 mencapai 22% didukung masuknya dana asing Rp34 triliun

Bareksa.com – Sepanjang tahun 2014 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 22 persen menjadi 5.226,947 didukung derasnya dana asing yang mencapai Rp34,43 triliun.

Pada penutupan hari ini, Selasa 30 Desember 2014 IHSG naik 0,94 persen dengan nilai transaksi perdagangan mencapai Rp9,15 triliun berdasarkan data Bursa Efek Indonesia. Namun terdapat transaksi crossing sebanyak Rp4,7 triliun yang berasal dari saham PT Matahari Departemen Store Tbk (LPPF) sehingga transaksi bersih hanya sekitar Rp4,4 triliun.

Indeks LQ45 naik 0,65 persen hari ini menjadi 898,58 -- lebih rendah dari kenaikan IHSG berdasar pada data Bareksa. Tetapi secara tahunan return saham-saham paling likuid ini justru lebih tinggi dari IHSG yakni 26 persen. Sedangkan pada periode 10 tahun, LQ45 hanya menghasilkan return 314 persen sedangkan IHSG 420 persen.

Indeks saham syariah JII hari ini juga terpantau naik 0,76 persen menjadi 691,039. Secara tahunan indeks JII memberikan return 18 persen dan dalam periode 10 tahun 321 persen.

Grafik Return IHSG, LQ45 dan JII Periode 1 Tahun Dan 10 Tahun

Sumber: Bareksa.com

Terpantau dari data Bareksa, seluruh sektor di bursa mengalami kenaikan dengan sektor perdagangan mencatat kenaikan tertinggi hari ini yakni 2,32 persen. Namun sepanjang setahun terakhir, sektor yang mencatat return tertinggi adalah sektor properti dengan perolehan return 56 persen.

Mayoritas kenaikan saham properti ditopang peningkatan harga saham-saham sektor konstruksi. Terbesar kedua adalah sektor keuangan dengan return 35 persen, lalu infrastruktur 25 persen dan konsumsi 22 persen.

Sementara yang mencatat return negatif hanya sektor pertambangan sebesar 4 persen. Jika diakumulasi pada periode 10 tahun terakhir, return tertinggi justru berasal dari sektor konsumsi sebesar 833 persen. Selanjutnya diikuti sektor perkebunan, properti dan manufaktur yang memberikan return di atas 600 persen.

Lagi-lagi sektor pertambangan tertinggal dengan perolehan return hanya 179 persen.

Grafik Return Indeks Sektoral Periode 1 Tahun Dan 10 Tahun

Sumber: Bareksa.com

Derasnya arus asing sepanjang tahun ini ternyata belum meng-cover arus dana yang keluar dari posisi tertinggi tahun lalu. Data Bareksa menunjukan dari posisi dana asing tertinggi 2 Mei 2013 sampai akhir tahun 2013 terpantau arus keluar (outflow) mencapai Rp46,62 triliun.(al)

Sumber: Bareksa.com

Tags: