Bareksa.com - Kondisi Indeks Harga Saham Gabungan pada tahun 2014 ditempa banyak masalah. Pada pertengahan 2014 IHSG gonjang-ganjing diterpa pesta demokrasi Lima tahunan. Akhir tahun, rupiah malahan harus mencatatkan nilai terendahnya melewati rekor tahun 2008 karena menguatnya dolar Amerika Serikat.
Walaupun demikian, IHSG tetap menunjukan performa positif sepanjang tahun 2014. Berdasarkan data Bareksa.com, IHSG secara year to date membukukan return sebesar 18,17 persen. Namun ternyata ada beberapa saham di bursa yang naik jauh melampaui IHSG.
Saham mana saja yang memberi keuntungan maksimal dan kerugian paling dalam sampai hari ini?
Bareksa mencatat 10 saham dengan return tertinggi dan 10 saham dengan penurunan terdalam secara year-to-date.
Grafik. Top 10 Gainers IHSG (year-to-date)
sumber:bareksa.com
Yang tertinggi tahun ini adalah PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk (TMAS) yang naik sampai 936 persen. Saham ini mengawali 2014 di level Rp210, dan pada perdagangan hari ini ditutup di level Rp2.185. Di posisi kedua, terdapat PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) yang naik 372 persen dari Rp2.900 per saham menjadi Rp13.700 per saham.
Uniknya kedua saham pelayaran ini naik signifikan pada waktu yang bersamaan yakni mulai bulan Agustus 2014 setelah MK memutuskan kemenangan Jokowi sebagai presiden.
Grafik. Pergerakan Harga TMAS & SMDR
sumber:bareksa.com
Program pemerintahan Jokowi yang mengarah kepada kedaulatan maritim nampaknya memberi sentimen positif pada kedua saham tersebut.
Tidak hanya saham terbaik, Bareksa juga mencoba membuat daftar 10 saham dengan performa terburuk pada akhir tahun 2014. Hingga berita ini diturunkan, 10 saham dengan performa terburuk dipimpin oleh PT Trada Maritime Tbk (TRAM) dengan penurunan sebesar 86 persen.
Grafik. Top 10 Losers IHSG (year-to-date)
sumber:bareksa.com
TRAM yang mengalami penurunan paling dalam juga bergerak dalam bisnis Pelayaran. Anjloknya harga TRAM terjadi sebagai akibat dari kasus dugaan penyelundupan yang melanda salah satu emiten langganan Pertamina ini.
Kemudian tidak kalah penting adalah penurunan saham BUMI yang mencapai 77 persen hingga hari ini. Di awal tahun saham BUMI masih berada di kisaran Rp300. Namun, di penutupan hari ini, Jumat 19 Desember 2014 harga berada pada Rp70 per lembar, bahkan pada 18 Desember 2014 saham grup Bakrie ini ditutup pada Rp53 per saham.
Harga saham BUMI merosot setelah lembaga pemeringkat Standard & Poor's memelorotkan peringkat utang menjadi "D" (default) dari "CCC-".(al)