Berita / / Artikel

Jokowi Effect Kembalikan IHSG ke Level 5.000

• 12 Nov 2014

an image
Seorang karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (21/8). (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

IHSG didorong saham perbankan dan infrastruktur, asing pun catatkan netbuy Rp935,1 miliar

Bareksa.com – Pidato presiden Joko Widodo yang membuka diri terhadap investasi asing di Beijing, Tiongkok, Senin 10 November 2014 di hadapan para CEO perusahaan besar dunia direspon positif oleh investor saham. Pada penutupan hari ini, Selasa 11 November 2014 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya kembali ke level 5.000.

Padahal semenjak perdagangan hari Jumat, 7 November IHSG bertengger dibawah angka 5.000 dan terus menerus mengalami penurunan. Pada penutupan hari ini IHSG menguat sebesar 66,9 poin atau 1,35 persen dan ditutup di level 5.032,28 didorong oleh transaksi saham-saham perbankan dan infrastruktur.

Investor asing juga kembali masuk bursa dengan transaksi netbuy sebesar Rp935,1miliar. Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) tercatat sebagai saham yang banyak dibeli asing hari ini dengan transaksi sebesar Rp109,87. Sementara itu, obligasi pemerintah dan Rupiah malah ditutup melemah, meski keduanya sempat menguat. Rupiah ditutup di level Rp12.199 per dolar AS, melemah sebesar 64 poin meski sebelumnya sempat juga menguat ke level Rp.12.112 per dolar AS.

Hal serupa juga terjadi pada perdagangan obligasi pemerintah. Obligasi pemerintah mengalami pelemahan yang tercermin dari naiknya yield obligasi untuk seluruh benchmark, dipimpin oleh obligasi jangka panjang. Yield obligasi bertenor 20 tahun tercatat naik 1,3 basis poin menjadi 8,4 persen dari sebelumnya 8,39 persen. Kembali naiknya yield obligasi pemerintah dinilai Analis Fixed Income SuccorInvest, Gani, sebagai imbas dari aksi wait and see dari para investor obligasi yang menunggu pengumuman kenaikan harga BBM.

 

Tags: