Berita / / Artikel

Harga Minyak Anjlok 22% Ke $83 Per Barel; Saham Batubara Rontok, ITMG Turun 12%

• 16 Oct 2014

an image
Transaksi saham sektor tambang 15 Oktober 2014 (Bareksa.com)

Selain harga minyak, pelemahan China serta tingginya supply batubara memberatkan harga batubara

Bareksa.com - Harga saham sektor tambang hari ini mengalami pelemahan tercermin dari turunnya indeks pertambangan sebesar 2,98 persen dipimpin subsektor tambang batubara terutama saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang merosot 11,6 persen.

Penurunan harga saham tambang dipicu anjlok harga minyak mentah ke level USD83,76 per barel untuk jenis brent, turun 22,3 persen dibanding awal Januari sebesar USD107,78 per barel sehingga menyebabkan harga komoditas substitusi dari minyak mentah seperti batubara dan minyak kelapa sawit mengalami penurunan.

China yang merupakan importir batubara terbesar juga masih mengalami pelemahan ekonomi dan berencana untuk mengurangi impor batubara dengan memberlakukan tarif impor sehingga turut menekan harga batubara.

Per 1 Januari 2015, China memberlakukan tarif impor sebesar 3 persen untuk batubara jenis coking coal dan 6 persen untuk batubara jenis non-coking coal seperti dilansir pada yahoo finance.

Data Transaksi Saham Sektor Tambang

Sumber: Bareksa.com

Berdasarkan riset Deutche Bank yang telah disampaikan kepada nasabah menunjukan bahwa 15-20 persen dari total penjualan batubara delapan produsen batubara terbesar di Indonesia berasal dari ekspor ke China. Artinya turunnya permintaan dari China akan sangat berdampak pada industri batubara di Indonesia.

Selain itu jumlah supply batubara juga meningkat dimana sudah mencapai level kelebihan supply dalam 18 bulan terakhir dan berdasarkan riset Fitch keadaan ini akan berlangsung hingga 12 bulan ke depan. Periode Januari hingga September, ekspor batubara Australia menyentuh rekor tertinggi yakni mencapai 158,5 juta ton.

Indeks batubara New Castle mengalami penurunan sebesar 6,5 persen ke level 69,49 dibulan Agustus dibanding bulan Maret yang mencapai level 74,33 seperti terlihat dalam website Global Coal.

Secara year-to-date, indeks pertambangan telah mengalami return negatif sebesar 0,52 persen padahal diperiode yang sama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Indeks LQ 45 masih memperoleh return sebesar 15,17 persen dan 16,9 persen.

 

Sumber: Bareksa.com

 

Tags: