Bareksa.com - Harga obligasi pada perdagangan minggu lalu menurun tercermin dari naiknya yield obligasi bertenor 10 tahun sebesar 26 basis poin ke level 8,29 persen sebagai imbas dari kekhawatiran atas hasil gugatan Mahkamah Konstitusi serta penawaran lelang obligasi pemeritah.
Pada selasa (5/8), pemerintah mengadakan lelang dimana permintaan dari investor yang masuk lebih rendah dari permintaan satu tahun terakhir. Selain itu untuk obligasi tenor 10 tahun, yield tertinggi yang dimenangkan mencapai 8,2 persen.
Pemerintah agresif mencari dana guna menutupi bengkaknya defisit anggaran akibat subsidi BBM. Hingga lelang terakhir jumlah dana yang telah diterima pemerintah senilai Rp295 triliun atau 69 persen dari target lelang pemerintah tahun ini.
Ekonom dan analis pasar modal sebelumnya memperkirakan defisit neraca berjalan dapat mencapai tiga sampai 4 persen dari PDB Indonesia, melemah dari kuartal I-2014 yang hanya 2,06 persen dari PDB
Dana investor asing pada surat utang negara yang diperdagangkan minggu lalu juga menembus rekor yakni mencapai 36,6 persen dari total dana atau mencapai Rp419,07 triliun.
Koreksi pada pasar obligasi juga terjadi di pasar saham walaupun tidak sedalam pasar obligasi karena data ekonomi lebih sensitif terhadap surat utang serta nilai tukar rupiah.
Grafik IHSG vs Bond Yield Tenor 10 Thn, Periode Januari-Juli (Year to Date)
Sumber : Bareksa.com
* Oleh Ni Putu Kurnia Sari