Sambut Presiden Baru Rupiah Menguat; Obligasi dan Saham Rama

Bareksa • 23 Jul 2014

an image
Bursa Efek Indonesia (ANTARA FOTO)

Kondisi pasar sudah merespons baik pengumuman semalam.

Bareksa.com – Pada pembukaan pagi ini rupiah Indonesia menguat signifikan, diikuti dengan derasnya volume transaksi obligasi, setelah adanya kepastian terpilihnya Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai Presiden and Wakil Presiden untuk periode 5 tahun ke depan.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga menguat dengan seluruh sektor membukukan kenaikan.

Joko  Widodo, yang dikenal sebagai Jokowi, mengumpulkan 53,15 persen suara pada pilpres 9 Juli, sementara Prabowo Subianto mendapat 46,85 persen, menurut pengumuman Komisi Pemilihan Umum (KPU) Selasa malam. Kubu Prabowo menyatakan tidak menerima hasil pilpres dan akan mengajukan gugatan hukum terhadap KPU.

Meskipun pengumuman kemenangan Jokowi belum sepenuhnya mulus karena penolakan kubu lawan, kondisi pasar sudah merespons baik pengumuman semalam. Pada siang ini, rupiah menguat 1,1 persen ke Rp 11.470.

Penguatan ini diprediksi terus akan berlangsung sampai akhir perdagangan hari ini, dan diprediksi bergerak dikisaran Rp 11.400 – Rp.11.500 terhadap dolar Amerika, menurut Jessica Ariska, currency dealer pada Emco Money Broker.

Kemungkinan pelemahan rupiah masih dapat terjadi terkait kabar Hashim, adik Prabowo yang akan menggugat ke Mahkamah Konstitusi. “Namun penurunan ini tidak akan jauh dari harga pagi, yaitu Rp 11.410”, ungkap Jessica. Sehingga penguatan rupiah diprediksi dapat terus berlanjut.

Pada perdagangan hari ini rupiah banyak dibeli oleh investor seperti bank-bank lokal.

Dari pasar obligasi, pada pembukaan perdagangan tercatat kenaikan volume transaksi 216,64 persen. Transaksi obligasi pemerintah kemarin mencapai Rp 19,22 triliun, sedangkan sehari sebelumnya Rp 6,07 triliun.

Nilai transaksi ini melebih rata-rata transaksi harian tahun ini yaitu Rp 10,6 triliun.

Pasar telah membuat keputusan setelah kepastian KPU diumumkan, sehingga volume transaksi di pasar obligasi ini meningkat, menurut Ezra Nazula, fixed income analyst di Manulife Aset Manajemen Indonesia.

Sebelumnya investor banyak menunda transaksi di obligasi dikarenakan ketidak-pastian politik yang menjadi sentimen utamanya. Namun setelah pengumuman KPU semalam, pasar menganggap ketidak-pastian tersebut telah selesai dan mendukung hasil yang diumumkan dengan harapan ekonomi Indonesia dapat lebih baik.

Mengenai adanya penolakan kubu lawan tentang hasil KPU, Ezra menilai hal ini hanya akan mempengaruhi investasi obligasi jangka pendek saja. Untuk jangka menengah dan panjang, kembali lagi kepada fundamentalnya.

Sementara di pasar saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat 0,42 persen ke 5104 poin. Sekitar 120 saham membukukan kenaikan, 11 saham mengalami penurunan, sedangkan sisanya stagnan.

Pada pembukaan market tercatat nilai transaksi telah mencapai Rp 2,5 T dengan volume 800 juta lembar saham dan sebanyak 7950 kali ditransaksikan. (QS)