Yield SUN Naik, Investor Lebih Tertarik Global Bond

Bareksa • 23 Jun 2014

an image
Bursa Efek Indonesia (ANTARA FOTO)

Pelemahan nilai tukar rupiah dorong investor lebih aktif transaksi obligasi berdenominasi dolar.

Bareksa.com - Akhir pekan lalu, yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun mengalami peningkatan menjadi ke level 8,13 persen, mengindikasikan adanya koreksi harga pada pasar obligasi. Sebelumnya dari periode April - 16 Juni 2014, yield obligai tersebut hanya berkisar 7,9-8,09 persen.

Volume transaksi pada akhir pekan lalu juga turun menjadi hanya Rp8,25 triliun lebih rendah dari rata-rata transaksi harian sebesar Rp10,17 triliun seperti dikutip dari Bisnis.com

"Rupiah terus melemah, mendorong investor cenderung untuk lebih aktif mentransaksikan obligasi global denominasi dolar dibandingkan dengan obligasi denominasi rupiah, sehingga transaksi perdagangan domestik lebih sepi" ungkap Beba Hawah Ria, dealer obligasi PT Minna Padi Asset Management dalam wawancara kepada Bareksa.com

Berdasarkan laporan riset yang kami pelajari, akhir tahun 2014 diperkirakan yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun akan berada pada level 8,4 persen dilatar belakangi kemungkinan adjustment akibat kenaikan BI Rate.

Jika dilihat berdasarkan data SUN (Surat Utang Negara) yang diperdagangkan, terpantau kepemilikan investor asing dari periode 9-16 Juni 2014 mengalami peningkatan (inflow) sebesar Rp8,07 triliun. Sebelumnya periode 1-6 Juni 2014, terjadi arus keluar (outflow) investor asing sebesar Rp4,12 triliun.

Sementara nilai tukar rupiah sudah terdepresiasi 4,9 persen dari sejak 19 Mei hingga 20 Juni 2014 dan ditutup pada level Rp11.965 per dolar.

 

Grafik Yield Obligasi Tenor 10 Tahun

Sumber : Bareksa.com

Grafik Arus Dana Investor Asing pada SUN yang diperdagangkan (Dlm Triliun)

Sumber: DJPU, diolah Bareksa.com