Bareksa.com - Kamu masih belum membeli emas sampai sekarang, saat harganya sudah mencatat rekor tertinggi baru sepanjang masa (all time high) beberapa kali? Atau kamu sudah membeli emas secara rutin sejak lama dan sekarang ingin membeli lagi?
Jika ada yang menilai sekarang membeli emas waktunya sudah terlambat karena harganya sedang tinggi, maka kamu perlu menyimak strategi investasi yang disarankan oleh Tim Analis Bareksa berikut ini. Sebab dengan jurus yang tepat, kamu berpeluang memaksimalkan keuntungan investasimu di logam mulia, meskipun saat ini harganya sedang di rekor tertingginya.
Menurut Tim Analis Bareksa, menguatnya potensi pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS) pada bulan September semakin jadi sentimen positif bagi logam kuning, sehingga berhasil menembus rekor tertinggi all time high di US$2.509 per ounce pada akhir pekan lalu. Sebab, saat suku bunga turun biasanya akan menekan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang lainnya (indeks dolar AS/DXY).
Kondisi itu akan membuat emas jadi lebih murah bagi pembeli dengan mata uang selain dolar. Selain itu, investor berpeluang mengoleksi emas sebagai aset safe haven, seiring ketidakpastian ekonomi global akibat potensi resesi Negara Paman Sam dan memanasnya ketegangan geopolitik Timur Tengah,
Pergerakan Harga Emas Dunia, DXY & USD/IDR
Sumber: Tim Analis Bareksa, Investing, data per 19/8/2024
Dalam sebulan terakhir, harga emas dunia naik signifikan hingga 4,2% (per 19/8/2024), sementara indeks dolar AS melemah 2,1%. Sementara, pelemahan indeks dolar AS justru jadi sentimen positif untuk rupiah yang menguat hingga 4% ke level Rp15.576 per dolar AS di periode yang sama. Artinya, jika suku bunga AS jadi turun, maka harga emas masih berpotensi naik.
Return | Emas Dunia | Harga Beli | Harga Jual Kembali | Real Return |
1 Bulan | 4,4% | -0,7% | -0,7% | -4,2% |
YtD | 21,5% | 22% | 22% | 18,5% |
1 Thn | 32,5% | 29,1% | 20,6% | 17,1% |
3 Thn | 40,8% | 51,5% | 51,4% | 47,9% |
5 Thn | 67,6% | 81,8% | 81,7% | 78,2% |
Sumber: Tim Analis Bareksa, Harga beli-jual emas Treasury per 19/8/2024
Per 19 Agustus, harga beli emas domestik dalam sebulan terakhir terkoreksi 0,7% di level Rp1.291.111 per gram dan menyebabkan imbal hasil riil (real return) juga negatif 4,2%. Imbal hasil riil adalah return harga jual dikurangi spread 3,5%. Spread itu juga merupakan selisih dari harga beli dan harga jual kembali (buyback) emas. Ketika investor membeli emas, maka harga belinya akan lebih tinggi dari harga buybacknya.
Meski sebulan terakhir minus, namun sepanjang tahun ini hingga 19 Agustus (YTD) atau dalam periode sekitar 7,5 bulan terakhir, berinvestasi emas di dalam negeri mencatatkan cuan 18,5%. Bahkan dalam 3 tahun dan 5 tahun terakhir, cuan riilnya masing-masing mencapai 47,9% dan 78,2%. Kondisi itu menandakan dalam jangka pendek harga emas masih akan berfluktuasi, namun secara jangka panjang berpotensi cuan.
Karena itu, menurut Tim Analis Bareksa, mempertimbangkan potensi kenaikan harga emas jelang pemangkasan suku bunga AS, maka momen penurunan harga emas dalam negeri saat ini justru bisa jadi peluang untuk melakukan akumulasi beli secara bertahap agar mendapatkan potensi keuntungan yang optimal dalam jangka panjang.
Tim Analis Bareksa memprediksi harga emas global bisa menembus US$2.700 tahun ini, atau berpeluang naik 30-40% dari level penutupan akhir tahun lalu di US$2.064 per ounce. Sepanjang tahun lalu, harga emas naik 13%. Saat ini, harga emas spot dunia di US$2.501,74 per ounce pada Senin waktu AS. Untuk harga emas dalam negeri, Tim Analis Bareksa memprediksi bisa menembus Rp1,5 juta per gram dari harga saat ini di kisaran Rp1,3 jutaan per gram.
(Sigma Kinasih/Christian Halim/AM)
***
Ingin investasi emas dan reksadana di Bareksa?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, berkerja sama dengan Mitra Emas berizin.