Bareksa.com - Emas telah lama dijadikan sebagai salah satu instrumen investasi sekaligus hedging (lindung nilai). Tapi, bagaimana prospek cuan dari investasi emas di tengah tren harganya yang sedang bergejolak hingga akhir tahun ini?
Financial Planner Prita Ghozie mengatakan, tujuan investasi emas adalah mencari kenaikan dalam jangka panjang termasuk sebagai hedging atau lindung nilai.
"Investasi emas secara umum tidak memberikan potensi hasil seperti halnya saham, tapi sebaiknya masuk ke dalam portofolio investasi. Investasi emas sebaiknya tidak ditujukan dengan jangka pendek," kata Prita dilansir Kompas TV, Kamis (14/7/2022).
Soal prospek investasi emas, Prita mengatakan jika melihat laporan dari Bloomberg Intelligence, harga emas berpeluang kembali bangkit hingga ke level US$2.000 pada pada akhir 2022. Potensi itu setelah logam mulia terpuruk dalam dengan penurunan hingga di bawah US$1.800 per ounce pada awal semester II 2022 ini.
"Prediksi Bloomberg Intelligence tersebut mempertimbangkan tren kenaikan harga komoditas. Bahkan, peluang kenaikan harga emas dinilai lebih besar dibandingkan komoditas jenis lainnya," ujar Prita. Sementara komoditas lain seperti minyak mentah justru berisiko mengalami pembalikan arah terbesar pada paruh kedua di tahun ini.
Bloomberg Intelligence melihat pergerakan emas menjadi “terlalu dingin” di semester I tahun ini, sementara komoditas lainnya menjadi “terlalu panas”. Dengan melihat semua data, ahli strategi komoditas senior Bloomberg Intelligence, Mike McGlone mencatat emas bersiap bergerak dalam tren naik, sementara pasar komoditas lainnya akan turun dari puncaknya.
"Kinerja emas yang hampir mati, jelas berbeda dari reli komoditas berkecepatan tinggi di masa lalu. Tetapi logam mulia tampak siap untuk keluar zona tersebut. Dalam grafik terlihat, harga emas melayang di sekitar rata-rata 100 pekan selama hampir satu tahun. Pendapat kami harga emas siap tren naik, sementara komoditas lainnya berisiko kembali ke rata-rata historisnya," tulis McGlone.
Menurut dia periode serupa terakhir ialah ketika emas lesu dibandingkan komoditas lain yang perkasa, pernah terjadi pada tahun 2000, ketika bubble internet terjadi dan logam mulia melonjak ke pasar bullish yang panjang.
Adapun harga emas yang berlaku di dalam negeri antara lain dipengaruhi oleh harga emas global, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan permintaan.
Senada dengan tren penurunan harga emas dunia, harga beli emas Pegadaian di fitur Bareksa Emas juga mengalami tren penurunan dalam beberapa waktu terakhir. Harga beli emas Pegadaian hari ini, Jumat (15/7/2022) anjlok di level Rp892.000 per gram, turun Rp1.000 dibandingkan harga kemarin.
Sumber : Bareksa
Mempertimbangkan laporan Bloomberg Intelligence yang memprediksi harga emas punya potensi kuat untuk kembali bangkit dan naik ke level US$2.000 dari saat ini di bawah US$1.800 per ounce, maka penurunan harga emas akhir-akhir ini justru bisa jadi peluang untuk mengakumulasi investasi logam mulia.
Simak juga : Gajian Investasi Emas di Bareksa, Raih Reksadana hingga Rp400 Ribu
Perlu dicatat, emas adalah instrumen investasi yang cocok untuk jangka panjang dan sarana lindung nilai dari inflasi. Investasi logam mulia ini juga ada selisih harga beli dan harga jual, sehingga investor sangat disarankan jika berniat menjual emas, hanya ketika harga jualnya sudah lebih tinggi dari harga ketika membeli emas.
Bagaimana ingin dapat cuan dari kilaunya emas? Yuk cuss segera investasi!
(Martina Priyanti/AM)
Baca juga : Prediksi Harga Emas Ketika Kepanikan Pasar Beralih dari Inflasi ke Resesi
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, berkerja sama dengan Mitra Emas berizin.