Bareksa.com - Berikut adalah perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Rabu, 16 September 2020 :
Vaksin Covid-19
Pemerintah menyebutkan 30 juta dosis vaksin Covid-19 akan diterima Indonesia pada kuartal IV tahun ini. Dengan begitu, kuartal I tahun depan diharapkan sudah mulai dapat dilakukan vaksinasi. "Sehingga di kuartal I (2021) kita bisa melakukan vaksinasi subjek kepada keberhasilan dalam pengetesan clinical trial,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa, 15 September 2020 dilansir Tempo.co.
Airlangga yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), menyatakan pemerintah menargetkan agar Indonesia mendapat akses antara 250 juta hingga 300 juta dosis vaksin hingga tahun depan. “Pemerintah sudah melakukan uji klinis vaksin bukan hanya di Indonesia tapi juga di Cina, Brazil, Bangladesh, dan Turki. Ini diharapkan selesai pada Desember (2020),” ujarnya.
Airlangga yakin target itu akan dicapai melalui 10 sumber. Kesepuluh sumber itu adalah Sinovac, G-42/Wuhan Institute Biological Products/Sinopharm, Astra Zaneca, GAVI/CEPI, dan CanSino Biological Inc./Beijing Institute Technology. “Harga vaksin dari GAVI/CEPI diperkirakan akan lebih rendah sekitar US$3 sampai US$5 sedangkan Sinovac antara US$10 sampai US$20,” ucapnya.
Kemudian juga dari BioNTech /Fosun Pharma/Pfizer, Modena/NIAID (National Institute of Allergy and Infrctious Diseases, Acturus Therapeutics/Duke-NUS, Genexine Korea, dan Vaksin Merah Putih. “Pengembangan vaksin kita sendiri yaitu Vaksin Merah Putih ini diharapkan masuk dalam fase ketiga di pertengahan atau kuartal III 2021,” katanya.
Nantinya, kata Airlangga, pemberian vaksin kepada masyarakat akan berbeda-beda karena ada vaksin yang hanya butuh satu kali suntik dan ada yang dua kali suntik. “Ada yang satu kali dan dua kali. Sinovac tampaknya dua kali. Kemudian ada Sinopharm diperkirakan satu kali sehingga akan berbeda metode dan harganya."
Harga Emas
Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam, naik pada perdagangan Selasa (15/9/2020). Menguatkan posisinya di level termahal dalam 3 pekan terakhir.
Seperti dilansir CNBC Indonsia, situs resmi logammulia.com menyebut emas Antam satuan 1 gram dibanderol Rp1.037.000, naik Rp6.000 atau 0,58 persen. Sementara emas Antam dengan berat 100 gram yang biasa menjadi acuan dihargai Rp97.912.000 atau Rp979.120 per gram, menguat 0,63 persen.
Harga tersebut merupakan yang termahal sejak 19 Agustus lalu. Untuk diketahui, rekor termahal harga emas di level Rp1.065.000 yang dicapai pada 7 Agustus lalu. Harga emas dunia yang kembali bergerak naik lagi menjadi pemicu penguatan emas Antam kemarin.
Pada Senin kemarin, harga emas dunia menguat 0,77 persen ke US$1.956,36 per troy ounce, dan pagi ini kembali naik 0,35 persen ke US$1.956,36 per troy ounce. Jika berhasil dipertahankan hingga penutupan perdagangan, maka harga emas Antam berpeluang naik lagi Rabu besok.
Bank sentral Amerika Serikat (The Fed) akan mengumumkan kebijakan moneter Kamis dini hari WIB diprediksi jadi pemicu penguatan harga emas dunia, yang akhirnya mengerek harga emas Antam. Sebab The Fed diramal akan bersikap dovish, atau kebijakan suku bunga rendah akan dipertahankan dalam waktu lama.
Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, pada Kamis (27/8/2020) malam mengubah pendekatannya terhadap target inflasi. Sebelumnya The Fed menetapkan target inflasi 2 persen, ketika sudah mendekati maka The Fed akan menormalisasi suku bunganya, atau mulai menaikkan suku bunga.
Kini The Fed menerapkan "target inflasi rata-rata" yang artinya The Fed akan membiarkan inflasi naik lebih tinggi di atas 2 persen "secara moderat" dalam "beberapa waktu", selama rata-ratanya masih 2 persen. Dengan "target inflasi rata-rata" Powell mengatakan suku bunga rendah bisa ditahan lebih lama lagi. Suku bunga rendah yang ditahan dalam waktu yang lama tentunya berdampak negatif bagi dolar AS, dan positif bagi emas.
Sehingga outlook jangka panjang emas diramal masih cerah. Menukil Kitco, Bloomberg Intelegence melihat rally harga emas dunia baru saja dimulai, dan tidak menutup kemungkinan mencapai US$4.000 per troy ounce pada 2023. 1 troy ounce setara 31,1 gram, sehingga jika emas dunia mencapai US$4.000 per troy ounce setara dengan US$128,61 per gram, atau sekitar Rp1,9 juta per gram (kurs Rp14.800 per dolar AS).
Dilansir Reuters (15/9/2020), kenaikan harga emas pada Selasa mulai mereda seiring penguatan dolar AS,. Hagas emas spot melemah 0,1 persen menjadi US$1.955,21 per ounce kemarin, setelah sebelumnya meningkat hingga di level tertinggi sejak 2 September di US$1.971,71. Emas berjangka menguat tipis 0,1 persen di US$1.966,20.
"Penguatan dolar sehingga mengakibatkan emas tertekan aksi jual. Namun ini sifatnya hanya sementara, kebijakan dovish The Fed bisa mendongkrak emas hingga di atas level US$2.000," ujar Bob Haberkorn, senior market strategist pada RJO Futures.
Dolar menguat dibandingkan mata uang negara utama dunia lainnya, sehingga membuat harga emas menjadi mahal bagi investor yang memegang mata uang lainnya.
SBN
Pemerintah kemarin kembali melakukan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara senilai Rp9,5 triliun. Nilai SBSN yang dimenangkan sama dengan target emisi sebelumnya, dengan target indikatif Rp8 triliun. Surat berharga yang dilelang meliputi seri SPNS02032021 (reopening), PBS027 (reopening), PBS026 (reopening), PBS025 (reopening) dan PBS028 (reopening) melalui sistem lelang Bank Indonesia.
Dilansir CNBC Indonesia, dalam proses lelang tersebut, pemerintah mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscription), nyaris 3 kali lipat, dengan total penawaran yang masuk Rp20,79 triliun. Penawaran yang terbesar dibukukan seri PBS025, senilai Rp7,319 triliun, dengan bid to cover ratio 1,68 kali. Pemerintah akhirnya memenangkan senilai Rp4,35 triliun.
Sebaliknya penawaran yang terkecil terjadi pada seri SPNS02032021 senilai Rp1,99 triliun dengan bid to cover ratio 2,49 kali. Nilai yang dimenangkan Rp800 miliar. Sedangkan dari kupon yang terbesar ada pada seri PBS028 senilai Rp5,293 triliun dengan bid to cover ratio 9,98 kali dan kupon yang terkecil ada pada seri SPNS02032021.
Pada lelang sebelumnya, penawaran yang masuk sebesar Rp38,3 triliun, artinya jumlah penawaran yang masuk mengalami penurunan. Penurunan dari lelang mengindikasikan bahwa minat investor untuk berinvestasi di SBSN turun. Selain itu, yield SBSN juga mengalami penurunan. Terbukti dari yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan pada lelang hari ini turun 0,07 basis poin menjadi 5,51 persen dari lelang sebelumnya sebesar 5,58 persen.
Perang Dagang AS-China
Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengumumkan pada Selasa (15/9/2020) Amerika Serikat telah melanggar aturan perdagangan global dengan memberlakukan tarif miliaran dolar dalam perang dagang Presiden Donald Trump dengan China. Pengumuman tersebut memicu kemarahan dari Washington.
Kontan yang mengutip Reuters, menyebut pemerintahan Trump mengatakan tarif yang diberlakukan dua tahun lalu pada barang-barang Tiongkok dengan nilai dari US$200 miliar dibenarkan karena China mencuri kekayaan intelektual dan memaksa perusahaan AS untuk mentransfer teknologi saat mengakses ke pasar Tiongkok.
Akan tetapi, dewan panel WTO yang beranggotakan tiga orang mengatakan, bea masuk AS melanggar aturan perdagangan karena hanya berlaku untuk China dan di atas tarif maksimum yang disepakati oleh Amerika Serikat. Panel menyimpulkan, Washington tidak memiliki cukup alasan saat menjelaskan mengapa tindakannya merupakan pengecualian yang dibenarkan.
"Laporan panel ini menegaskan apa yang telah dikatakan pemerintahan Trump selama empat tahun: WTO sama sekali tidak memadai untuk menghentikan praktik teknologi berbahaya China," kata Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer sebagai tanggapan atas keputusan WTO seperti yang dikutip Reuters.
Kementerian Perdagangan China mengatakan Beijing mendukung sistem perdagangan multilateral dan menghormati aturan dan putusan WTO, dan berharap Washington akan melakukan hal yang sama.
Keputusan tersebut hanya akan berdampak kecil pada tarif AS dan hanyalah awal dari proses hukum yang dapat memakan waktu bertahun-tahun untuk dilakukan, yang pada akhirnya mengarah pada persetujuan WTO untuk tindakan pembalasan jika ditegakkan. Langkah ini sudah diambil China.
Amerika Serikat kemungkinan akan mengajukan banding atas keputusan hari Selasa itu. Namun, hal itu akan membuat kasus tersebut menjadi batal hukum, karena Washington telah memblokir penunjukan hakim ke badan banding WTO.
Neraca Dagang RI
Neraca perdagangan Indonesia pada Agustus tercatat surplus senilai US$2,33 miliar. Rinciannya, ekspor US$13,07 miliar, sedangkan impor US$10,74 miliar. Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah mengatakan surplus ini didorong oleh kenaikan ekspor karena sudah mulai membaiknya permintaan barang dari negara-negara mitra seperti China.
“Sementara di sisi lain impor belum kembali normal karena industri dalam negeri masih terkendala oleh wabah Covid-19,” katanya dilansir Bisnis, Selasa (15/9/2020).
Piter menjelaskan kinerja perdagangan diperkirakan masih akan surplus sampai akhir tahun. Ini terjadi apabila Covid-19 belum dapat ditanggulangi. Apabila demikian, ini akan menghambat operasional sektor industri. Akibatnya impor tetap tertahan.
“Tidak bagus. Penurunan impor memang kita harapkan. Tapi sekarang ini penurunan itu lebih dikarenakan industri kita yang mati suri akibat pandemi. Jadi, bukan yang kita harapkan,” jelasnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus pada Agustus 2020 lebih besar dari tahun lalu senilai US$0,93 miliar tapi turun dari Juli, atau secara bulanan (month to month) yang senilai US$3,24 miliar. Akan tetapi dilihat dari jumlahnya, ekspor dan impor turun. Agustus tahun ini ekspor US$13,07 miliar dan impor US$10,74. Sementara, pada 2019 ekspor US$14,26 miliar serta impor US$14,17 miliar.
(*)