Bareksa.com - Bank Indonesia menilai, transaksi digital berperan penting dalam meningkatkan aktivitas perekonomian selama pandemi Covid-19. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya transaksi pembayaran secara elektronik selama pandemi. Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, mengatakan kontraksi ekonomi di masa pandemi menciptakan peluang bagi transaksi digital sebagai mesin pertumbuhan baru.
"Perubahan perilaku new normal mendorong masyarakat untuk beralih kepada aktivitas transaksi digital," ujar Destry dalam bincang tokoh bersama Danareksa Research Institute (DRI), Rabu (11/11).
Dengan berkembangnya transaksi digital, pelaku perlu melakukan inovasi sebagai peluang untuk menopang perekonomian dengan tetap memperhatikan risiko yang ada. Dalam hal ini, Bank mendukung adanya inovasi digital dengan menyusun blue print Sistem Keuangan. Dalam blue print tersebut, ada lima inisiatif utama, yaitu open banking, sistem pembayaran ritel, infrastruktur pasar keuangan, data dan pengaturan, perizinan dan pengawasan.
Destry menjelaskan dari inisiatif tersebut, Bank Indonesia sudah meluncurkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) sebagai standarisasi pembayaran QR. QRIS ini juga sudah banyak dimanfaatkan oleh lebih dari 5 juta merchant dengan 85 persen dari merchant tersebut adalah pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Kemudian, BI juga secara khusus bekerja sama dengan pemerintah dalam menyalurkan dana bantuan sosial secara non tunai. Hingga September 2020, pemerintah sudah menyalurkan dana bantuan sosial senilai Rp59,2 triliun melalui program Keluarga Harapan dan Kartu Sembako.
Destry mengungkapkan perkembangan transaksi digital ini sangat membantu perkembangan perekonomian. Hal ini terlihat dari peningkatan transaksi e-commerce, ride hailing, e-health, e-education yang signifikan, dari segi nominal dan volume transaksi. Pedagang online baru juga bermunculan, seiring dengan meningkatnya permintaan dari konsumen yang mulai terbiasa dengan gaya hidup new normal.
Danareksa juga mencatat, selama pandemi Covid-19 terjadi peningkatan transaksi e-commerce 42 persen. Sementara transaksi melalui toko fisik menurun 49 persen. Peningkatan transaksi online juga terjadi melalui website perusahaan 5 persen dan melalui media sosial 2 persen.
Transaksi e-Commerce
Sumber : BI
Peningkatan transaksi ini juga dipengaruhi oleh peningkatan pengeluaran rumah tangga untuk keperluan telekomunikasi. Belanja untuk keperluan telekomunikasi ini digunakan untuk belajar, bekerja dan hiburan. Peningkatan ini terjadi pada semua tingkat penghasilan masyarakat.
Durasi penggunaan internet oleh masyarakat juga meningkat, terutama untuk bekerja. Masyarakat rata-rata menggunakan internet selama 4,05 jam sehari untuk bekerja. Khusus untuk belanja, masyarakat menghabiskan waktu hingga 1,53 jam sehari.
Penggunaan Internet
Sumber : BI
Kendati transaksi digital sudah meningkat, namun belum bisa mengakses segmen menengah ke bawah dan pelaku usaha mikro dan kecil. Menurut Destry, untuk meningkatkan literasi tersebut, BI berkolaborasi bersama dengan pemangku kepentingan lain seperti OJK, Kementerian Pendidikan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi dan UMKM hingga pemerintah daerah.
"Khusus kelompok UMKM, Bank Indonesia melakukan pendampingan kepada UMKM binaan untuk mempersiapkan UMKM agar naik kelas," pungkas Destry.
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.