Bareksa.com - Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report July 2020, menyebutkan dana kelolaan reksadana (AUM) syariah pada Juli 2020 mencapai Rp64,01 triliun, tumbuh 18 persen secara year to date (YtD). Sementara secara tahunan (YoY), tercatat tumbuh 32 persen dan secara bulanan (MoM) naik 9 persen.
Lonjakan pertumbuhan AUM reksadana yang dikelola berdasarkan prinsip syariat Islam secara YtD, YoY, dan MoM itu juga bertolak belakang dengan kinerja AUM industri reksadana nasional secara keseluruhan. Secara YtD dan YoY per Juli 2020, dana kelolaan industri reksadana nasional masih minus 7 persen dan negatif 6 persen, meski secara bulanan (MoM) tumbuh 4 persen.
Manajer Investasi (MI) yang mengalami pertumbuhan dana kelolaan reksadana syariah terbesar secara year to date (YtD) adalah Victoria, hingga mencapai 322 persen. Victoria berada pada posisi ke-20 sebagai MI dengan perolehan dana kelolaan reksadana syariah terbesar Juli 2020.
Sementara itu MI yang secara tahunan (YoY) paling besar pertumbuhan dana kelolaan reksadana syariah-nya adalah Batavia PAM, mencapai 422 persen. Batavia PAM tercatat berada di posisi ke-6 dari 20 MI dengan perolehan dana kelolaan reksadana syariah terbesar Juli 2020.
Sedangkan Eastspring, tercatat sebagai MI dengan pertumbuhan dana kelolaan reksadana syariah terbesar secara bulanan (Mo), yakni tumbuh sebesar 64 persen. Eastspring tercatat sebagai MI ke-4 dari 20 MI dengan perolehan dana kelolaan reksadana syariah terbesar Juli 2020.
Adapun lima dari 20 Top MI dengan perolehan dana kelolaan reksadana syariah terbesar pada Juli adalah sebagai berikut :
1. Manulife Aset Manajemen Indonesia
Manulife AM mempertahankan posisinya sebagai MI juara dana kelolaan reksadana syariah terbesar pada Juli 2020. Manulife mengelola reksadana syariah senilai Rp6,10 triliun, dengan market share 10 persen.
Secara bulanan dan tahunan (MoM dan YoY), AUM reksadana syariah Manulife AM minus 4 persen dan 22 persen. Tapi secara YtD, AUM reksadana syariah Manulife naik 2 persen.
2. Danareksa Investment Management
Pada Juli 2020, Danareksa IM juga berhasil mempertahankan posisinya sebagai MI dengan dana kelolaan reksadana syariah terbesar kedua. Dana kelolaan reksadana syariah Danareksa IM pada Juli 2020, senilai Rp5,43 triliun dengan share 8 persen.
Secara bulanan, AUM reksadana syariah Danareksa tumbuh 1 persen. Secara YtD, melonjak tajam 110 persen dan YoY melesat 75 persen.
3. Bahana TCW Investment Management
Bahana TCW IM juga berhasil mempertahankan posisinya pada Juli 2020 di peringkat ke-3 MI dengan dana kelolaan reksadana syariah terbesar. Pada Juli 2020, dana kelolaan reksadana syariah Bahana TCW IM, tercatat Rp5,3 triliun dan market share 8 persen.
AUM reksadana syariah Bahana TCW IM, naik 3 persen MoM, melesat 116 persen baik secara YtD dan YoY.
4. Eastspring
Eastspring yang pada Juni 2020, masih tercatat menempati posisi ke-7 MI dengan dana kelolaan reksadana syariah terbesar, naik peringkat ke ranking 4 pada Juli 2020. Dana kelolaan reksadana syariah Eastspring pada Juli 2020, tercatat Rp5,28 triliun dengan market share 8 persen.
Eastspring termasuk MI yang mengalami pertumbuhan perolehan dana kelolaan reksadana syariah positif baik secara bulanan, year to date, maupun tahunan. Dana kelolaan reksadana syariah Eastspring tumbuh 64 persen secara bulanan, 25 persen secara year to date, dan 371 persen secara tahunan.
5. BNP Paribas Asset Management
Posisi ke-5 MI dengan perolehan dana kelolaan reksadana syariah terbesar Juli 2020, ditempati jawara bulan sebelumnya yakni BNP AM, dengan AUM reksadana syariah Rp4,9 triliun dan market share 8 persen.
Secara bulanan, dana kelolaan reksadana syariah BNP AM tumbuh 15 persen, YtD naik 49 persen, dan tahunan melonjak 56 persen.
Posisi keenam hingga 20 sebagaimana tertera dalam tabel berikut :
Top 20 MI AUM Reksadana Syariah Juli 2020
Sumber : Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report July 2020
Reksadana ialah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksadana juga diartikan, sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi.
Sebagaimana dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Reksadana memberikan imbal hasil (return) dari pertumbuhan nilai aset-aset yang ada dalam portofolionya. Imbal hasil ini potensinya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan bank.
Sebaiknya, jenis reksadana yang dipilih bisa disesuaikan dengan karakter kita apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker atau low-risk taker. Jika kita kurang berani untuk mengambil risiko rugi, bisa memilih reksadana pasar uang.
Namun, jika kita cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksadana pendapatan tetap) atau balanced (reksadana campuran). Sementara jika kita cukup berani ambil risiko, bisa berinvestasi di reksadana saham (equity).
Selalu sesuaikan instrumen investasi dengan profil risiko dan target investasi kamu.
Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report July 2020. Untuk berlangganan laporan ini sila hubungi marketing@bareksa.com (cc: data@bareksa.com).
(AM)
***
Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.