Berita / / Artikel

NAB Reksadana Per 2 Juni Naik Jadi Rp480,84 Triliun, Berpotensi Terus Meningkat

• 05 Jun 2020

an image
Ilustrasi ekonomi dan investasi yang digambarkan dengan grafik chart dengan latar belakang gedung gedung di kota

Dibandingkan NAB Maret yang merupakan posisi terendah tahun ini, maka NAB per 2 Juni bertambah sekitar Rp8,1 triliun

Bareksa.com -  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan Nilai Aktiva Bersih (NAB) industri reksadana per 2 Juni 2020, tercatat Rp480,84 triliun atau minus 11,32 secara year to date (YtD). Namun, secara bulanan nilainya lebih besar dibandingkan posisi pada 29 Mei 2020 yang tercatat Rp476,28 triliun atau bertambah sekitar Rp2.6 triliun.

Jika dibandingkan NAB industri reksadana pada akhir April 2020, maka NAB per 2 Juni 2020 juga meningkat sekitar Rp3,2 triliun, karena saat itu masih berada di posisi Rp477,67 triliun. NAB rekadana di posisi terendah tahun ini pada Maret yang sebesar Rp472,77 triliun. Artinya NAB reksadana per 2 Juni 2020 meningkat sekitar Rp8,1 triliun jika dibandingkan Maret yang merupakan posisi terendah tahun ini.

Mulai naiknya dana kelolaan (assets under management) industri reksadana nasional seiring mulai bangkitnya industri pasar modal, pasca tertekan cukup dalam sejak Maret akibat sentimen negatif pandemi Covid-19.


Sumber : OJK

Materi bertajuk "Dukungan Kebijakan di Industri Jasa Keuangan di Masa Pandemi Covid-19" dalam siahturahmi virtual OJK dengan Media, pada Kamis (4/6/2020) menyebutkan secara year to date (YtD) industri reksadana nasional masih mencatatkan net redemption (penjualan bersih) per 2 Juni 2020 sebesar Rp19,08 triliun. Namun secara month to date per 2 Juni, industri reksadana membukukan net subscription Rp880 juta.

Menanggapi data OJK tersebut, Direktur Panin Asset Management (Panin AM), Rudiyanto mengatakan ada sejumlah faktor yang dapat mendorong NAB industri reksadana berpotensi naik lagi.

"Mudah-mudahan pelonggaran Pembatasan Sosial Skala Besar (PSSB), pembukaan secara bertahap, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang kembali rebound, sampai akhir tahun NAB masih bisa naik lagi," kata Rudiyanto kepada Bareksa, Kamis (6/4/2020).

Strategi Hadapi Potensi NAB Turun

Sebagaimana instrumen investasi lainnya, reksadana juga memiliki sejumlah risiko yang patut Anda pahami dengan baik sejak awal. Pemahaman yang baik tentu akan membantu Anda untuk bisa mengambil berbagai langkah yang tepat sehingga risiko dapat dihindarkan.

Berikut ini beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk menghadapi turunnya harga investasi reksadana yang jenis reksadananya telah Anda pilih :

1. Lihat Kembali Tujuan

Tujuan keuangan akan menjadi poin penting yang mendasari setiap keputusan Anda dalam berinvestasi, termasuk ketika membeli dan menjual investasi yang dimiliki. Tujuan keuangan ini juga akan menjadi alasan pemilihan instrumen investasi yang Anda pilih.

Tentunya dengan harapan Anda akan mendapatkan imbal hasil yang paling maksimal atas investasi tersebut. Hal ini akan sangat dipengaruhi jangka waktu yang Anda pilih atas setiap investasi.

Jika tujuan keuangan Anda adalah jangka menengah atau jangka panjang yang berkisar antara 5-20 tahun ke depan, gejolak pasar dan harga reksadana yang menurun saat ini tentu bukan menjadi sebuah masalah besar bagi Anda.

Namun, lain halnya jika ternyata dana investasi reksadana Anda akan digunakan dalam waktu yang cukup dekat (6 bulan atau 1 tahun ke depan), Anda mungkin patut khawatir dan dapat mempertimbangkan langkah antisipasi atas penurunan harga tersebut.

2. Ubah Strategi Investasi

Masih berkaitan dengan tujuan investasi, di mana kemungkinan Anda harus melakukan beberapa langkah antisipasi penting untuk bisa mengamankan dana tersebut atas gejolak yang terjadi pada saat ini.

Jika ternyata dana yang Anda tempatkan di reksadana saham adalah dana yang akan segera dipergunakan dalam jangka waktu pendek, Anda harus segera mengubah strategi berinvestasi. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menjual reksadana saham tersebut, lalu menggantinya dengan jenis investasi yang jauh lebih aman, misalnya reksadana pasar uang.

Hindari spekulasi dan risiko yang kemungkinan bisa menjadi jauh lebih buruk lagi di mana Anda justru akan menanggung sejumlah kerugian yang jauh lebih besar akibat hal ini. Bertahan mungkin menjadi pilihan yang terlalu berani. Terlebih jika ternyata dana dalam investasi reksadana Anda adalah dana yang akan segera digunakan dalam waktu dekat.

3. Tambah Dana ke dalam Investasi Anda

Berbeda dengan langkah sebelumnya, di mana Anda harus segera menjual dan mengganti investasi Anda. Dalam langkah ini, Anda harus membeli dan menambah nilai investasi reksadana Anda. Mengapa?

Menambah jumlah investasi akan sangat tepat dilakukan Anda yang akan berinvestasi untuk jangka waktu lima tahun ke atas. Artinya, langkah ini sangat tepat bagi Anda yang ingin melakukan investasi jangka panjang.

Untuk investasi yang dilakukan dalam jangka panjang, reksadana memiliki kecenderungan untuk mengalami kenaikan harga. Jadi, tidak ada salahnya Anda menambah dana dalam reksadana selama tujuan investasi ini untuk jangka panjang.

4. Kelola Keuangan dan Lakukan Penghematan

Ketika kondisi ekonomi sedang memburuk, sangat penting bagi Anda untuk bisa mengelola keuangan dengan lebih ketat lagi. Hal ini sangat penting mengingat Anda bisa saja mengalami sejumlah kerugian atas investasi yang dimiliki saat ini.

Jangan lupa untuk melakukan penghematan dalam pengeluaran agar uang keluar lebih terkontrol dan Anda dapat menyisihkan sebagian dana untuk berbagai kebutuhan lainnya yang mungkin saja sangat mendesak.

Tidak hanya itu saja. Bisa saja Anda tidak dapat mencairkan investasi karena nilainya sedang turun (tidak likuid lagi). Sementara Anda membutuhkan sejumlah dana dalam waktu dekat ini, misalnya dana pendidikan anak, dana uang muka rumah dan yang lainnya.

Hal seperti ini dapat diatasi dengan adanya dana cadangan/tabungan yang Anda miliki, yang tentu saja akan bertambah jumlahnya jika bisa berhemat dan mengatur pengeluaran dengan tepat. Dalam kondisi ekonomi yang sedang menurun, penghematan menjadi salah satu langkah cerdas yang bisa Anda lakukan.

Kenali dan Atasi

Meskipun memiliki sejumlah risiko yang cukup tinggi, reksadana tetap menjadi pilihan investasi yang banyak diminati. Ketika pasar sedang lesu dan harga reksadana menurun dengan drastis, penting bagi Anda untuk mengambil keputusan yang paling tepat atas investasi Anda ini.

Kenali investasi reksadana sejak awal, termasuk semua risiko yang ada di dalamnya, sehingga Anda paham dan bisa mengambil keputusan yang tepat jika sewaktu-waktu harganya menurun di pasaran.

Perlu diingat, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Sementara itu, reksadana saham merupakan jenis reksadana yang mengalokasikan portofolionya pada saham, sehingga nilainya bisa berfluktuasi dalam jangka pendek tetapi memiliki potensi besar dalam jangka panjang. Adapun reksadana campuran selain memiliki saham, juga memiliki obligasi atau instrumen surat utang di dalam portofolionya.

Kedua jenis reksadana ini merupakan pilihan cocok bagi investor dengan profil risiko tinggi, dan lebih optimal untuk investasi dalam jangka panjang. Yang jelas, untuk kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.

(AM)

***

Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Tags: