Pasar Saham Terserang Virus Corona, Emas Masih Jadi Aset Aman

Bareksa • 13 Mar 2020

an image
Pramuniaga menunjukkan emas batangan untuk investasi di sebuah gerai emas di Malang, Jawa Timur, Selasa (16/4/2019). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc.

Emas dianggap sebagai safe haven karena nilainya sejalan dengan inflasi

Bareksa.com - Di kala pasar saham global panik akibat wabah virus corona, masyarakat mencari aset investasi yang terbilang aman dengan risiko rendah.

Aset-aset safe haven, yakni aset yang diharapkan nilainya tetap atau meningkat walaupun pasar tidak stabil atau bergejolak, dicari para investor untuk menghindari kerugian ketika terjadi penurunan pasar atau krisi keuangan.

Salah satu aset yang terbilang safe haven adalah emas. Aset ini diharapkan nilainya sejalan dengan inflasi untuk jangka waktu yang lama. Standar perekonomian dunia atau negara mungkin tidak berhubungan dengan nilai emas, tetapi pada akhirnya nilai emas adalah dasar nilai riil.

Emas dipercaya sebagai alat penyimpan nilai atau “store of value”. Nilai dari komoditas emas tidak dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga yang ditetapkan pemerintah.

Banyak orang yang membeli emas sebagai asuransi terhadap peristiwa ekonomi yang buruk atau merugikan. Sebagai akibatnya, permintaan dan harga emas meningkat ketika adanya ancaman inflasi ataupun perubahan nilai dolar.

Contohnya, dalam kondisi belakangan ini ketika pasar diguncang dengan isu penyebaran virus corona covid-19 secara global, harga emas justru meningkat.

Sejak awal tahun hingga 12 Maret 2020 (year to date), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau turun 22,28 persen. Sementara itu, harga emas gobal, tercatat di LOCO London, justru naik 3,8 persen ke US$1.576,55 per troy ounce.

Grafik Pergerakan Harga Emas Global

Sumber: London Precious Metal Clearing Limited (LPMCL), diolah Bareksa

Adapun harga beli emas logam mulia Antam hari ini 13 Maret 2020 mencapai Rp782.480 per gram, naik 9,68 persen dari Rp713.364 per akhir Desember 2019, berdasarkan data dari Indogold.

Pada saat seperti ini, masyarakat akan berpikir bahwa emas akan lebih aman dibanding aset berisiko seperti saham dan obligasi. Maka, harga emas akan cenderung meningkat ketika pasar keuangan mengalami tekanan yang disebabkan oleh berbagai sentimen global.

Meskipun demikian, ada sejumlah risiko bila kita berinvestasi dalam bentuk emas fisik batangan, seperti risiko kehilangan atau dicuri oleh orang. Maka dari itu, menyimpan emas terutama dalam jumlah besar memerlukan biaya lebih bila ingin aman, seperti menyewa brankas di bank atau di pegadaian.

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi