Bareksa.com - Setelah sudah yakin untuk berinvestasi di reksadana dan memilih produknya, kita dihadapkan pada dua pilihan cara pembeliannya. Apakah lebih baik membeli sekaligus (dikenal dengan istilah lump sum) atau membeli secara berkala, misalkan setiap bulan?
Sebenarnya dua pilihan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pilihannya tergantung dari karakter masing-masing investor. Jadi cara yang baik untuk satu investor, belum tentu baik juga bagi investor lainnya.
Lump sum
Strategi lump sum adalah menyetor sejumlah dana besar di awal investasi dan membiarkan uang investasi tersebut bergerak naik turun mengikuti perkembangan pasar, tanpa melakukan tambahan investasi (top up) sampai investor memutuskan untuk mencairkannya.
Kelebihannya, pilihan strategi ini efektif memberikan hasil investasi yang baik jika dilakukan dengan timing yang tepat, yaitu saat harga-harga NAB (nilai aktiva bersih) sedang turun pada posisi terendah sehingga memungkinkan investor memperoleh lebih banyak unit investasi pada harga yang lebih murah. Karena sedang turun, secara logika investasi akan naik kembali (swing) lagi ke posisi sebelumnya bahkan lebih tinggi sehingga memberi hasil yang lebih maksimal.
Akan tetapi posisi terendah tidak selalu dapat diprediksi dengan baik. Selain itu, investasi dengan model lump sum memerlukan modal yang cukup besar sehingga bisa menyulitkan sebagian calon investor, terutama yang memiliki alokasi investasi pas-pasan.
Kelemahan dari cara ini adalah jika waktu yang digunakan untuk melakukan investasi kurang tepat dan investor tidak berorientasi jangka panjang, maka ketika harga reksadana mengalami penurunan, kerugian yang dialaminya bisa lebih besar.
Karena sulitnya mengetahui waktu yang tepat itu, manajer investasi yang sudah berpengalaman puluhan tahun sekalipun sulit melakukannya secara konsisten. Oleh karena itu, cara investasi ini sebaiknya dilakukan oleh investor yang berorientasi jangka panjang dan siap menghadapi risiko penurunan harga.
Investasi Berkala
Sementara itu, dalam strategi investasi berkala yang juga dikenal sebagai Dollar Cost Averaging (DCA), pemodal dapat membeli produk investasi secara teratur atau berkala dengan nominal investasi yang biasanya tetap pada setiap periode pembelian, serta tanpa melihat kondisi pasar.
Kelebihannya, pilihan ini cocok untuk investor yang fokus untuk mencapai tujuan investasinya tanpa harus melihat apakah pasar sedang naik atau turun. Strategi ini cocok juga untuk investor dengan modal terbatas, tetapi yakin mau konsisten untuk mencapai tujuan keuangannya.
Kelemahannya, cara berinvestasi ini bisa saja keuntungannya tidak sebesar dengan cara investasi sekaligus (jika timing investasinya pas saat harga rendah). Tapi bagi investor pemula yang belum tahu pergerakan pasar, disarankan lebih memilih cara investasi secara berkala ini.
Jadi, bicara mengenai berinvestasi di reksadana ini memang sesuai dengan karakter masing-masing tiap investor. Kalau kamu lebih cocok yang mana?
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. (KA01/hm)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.