Bareksa.com - Sebagian besar masyarakat kita mungkin sudah sangat familiar dengan produk perbankan yaitu deposito. Deposito merupakan simpanan di bank dengan saldo minimum dan dalam jangka waktu tertentu, yang memberikan jaminan keuntungan berupa bunga.
Berbicara mengenai bunga atau imbal hasil, jika kita menaruh uang hanya di bank saja, sepertinya hasilnya tidak akan bertumbuh terlalu banyak, dan masih tertinggal dengan ganasnya inflasi. Apalagi, bunga deposito dikenakan potongan berupa pajak (20 persen) dan administrasi bulanan.
Menurut Pusat Informasi Pasar Uang Bank Indonesia per 3 Februari 2020, rata-rata deposito bank periode 12 bulan memberikan bunga 5,7 persen per tahun. Angka ini bisa naik atau turun bergantung pada tingkat suku bunga acuan.
Tabel Suku Bunga Deposito Bank
Sumber: Kontan
Selain itu, ada minimum saldo yang harus diendapkan pada deposito untuk mendapatkan tingkat bunga (rate) tertentu. Biasanya rate yang paling tinggi diberikan untuk saldo yang tinggi juga.
Di sisi lain, ada produk investasi yang berpotensi menghasilkan pertumbuhan uang yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk perbankan tersebut, yakni reksadana.
Reksadana adalah kumpulan dana investor yang dikelola oleh manajer investasi untuk diinvestasikan ke dalam sejumlah aset seperti saham, obligasi, dan pasar uang, tergantung kepada jenisnya. Reksadana mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga aset-aset di dalamnya. Keuntungan reksadana pun sudah bersih karena tidak dikenakan pajak lagi.
Selain itu, dana minimal untuk investasi reksadana juga relatif kecil dibandingkan dengan deposito, mulai dari Rp100.000. Kemudian reksadana juga bisa dicairkan kapan saja oleh investor dengan menjualnya saat itu juga.
Reksadana ada banyak jenisnya, tergantung pada aset-aset yang terkandung dalam portofolionya. Untuk masyarakat awam, reksadana jenis pasar uang bisa menjadi alternatif yang berpotensi memberi imbal hasil lebih tinggi dibandingkan dengan tabungan bank atau deposito. Sesuai dengan namanya, reksadana pasar uang berinvestasi di instrumen pasar uang.
Di marketplace investasi Bareksa, top 5 reksadana pasar uang dengan imbal hasil (return) tertinggi bisa memberikan keuntungan hingga 7,50 persen setahun (per 3 Februari 2020).
Tabel Top 5 Reksadana Pasar Uang Return Tertinggi Setahun (per 3 Februari 2020)
Sumber: Bareksa
Sekadar informasi, instrumen pasar uang adalah surat-surat berharga dengan jatuh tempo kurang dari setahun yang bisa diperdagangkan di pasar uang. Contohnya adalah Deposito Berjangka, Sertifikat Deposito (Negotiable certificates of Deposit), Surat Berharga Pasar Uang, Surat Pengakuan Utang, Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Komersial (Commercial Paper) yang telah diperingkat oleh perusahaan pemeringkat efek, Obligasi yang jatuh temponya kurang dari 1 (satu) tahun dan instrumen pasar uang lainnya.
Deposito juga termasuk instrumen pasar uang, sehingga bisa juga menjadi aset dari suatu reksadana pasar uang. Namun, yang jadi pertanyaan adalah: mengapa isinya sama-sama deposito tetapi reksadana pasar uang berpotensi lebih untung?
Jika kita sebagai individu menabung atau membuka deposito bank, pasti ada saldo minimal yang dipersyaratkan oleh bank. Katakan saldo minimal Rp100 juta, berlaku untuk suku bunga misalnya 5 persen per tahun. Sementara itu, jika saldo kita lebih kecil, misal hanya Rp50 juta, belum tentu bisa mendapatkan tingkat bunga yang sama.
Sementara manajer investasi yang mengelola reksadana lalu menginvestasikannya ke dalam deposito bank, tentu bisa mendapatkan bunga berbeda dibandingkan individu dikarenakan dana kelolaanya yang besar. Makanya, imbal hasil reksadana pasar uang bisa lebih tinggi dibandingkan dengan deposito bank.
Selain itu, reksadana pasar uang juga bisa berinvestasi di efek surat utang atau obligasi. Biasanya, kupon atau imbal hasil obligasi ini juga bisa lebih tinggi dibandingkan dengan bunga deposito. Alhasil, hal ini juga bisa mendorong keuntungan reksadana pasar uang.
(KA01/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.