Bareksa.com - PT Visionet Internasional (OVO) masih optimistis di dunia teknologi finansial (tekfin). Langkah optimistis tersebut ditunjukkan dengan melakukan pelebaran sayap bisnis ke dunia finacial service atau layanan keuangan.
Presiden Direktur OVO, Karaniya Dharmasaputra, mengatakan OVO tidak hanya bermain sebagai dompet digital dan layanan pembayaran. OVO juga akan mendiversifikasi bisnisnya dengan menggandeng pihak lain menyediakan layanan keuangan (financial services), seperti asuransi dan pinjaman.
"Kami akan meluncurkan investment product. Itu kan another revenue model, another business model. Kita juga (menyasar) insurance, dengan Prudential insurance. Juga ada lending, dan lending akan terus kita perkuat," ungkap Karaniya kepada wartawan di Jakarta (12/12) dilansir Republika.co.id.
Menurut Karaniya, OVO tidak hanya bergantung pada satu bisnis model sebagai sumber pendapatan perusahaan. OVO juga telah memiliki kerja sama strategis dengan sejumlah perusahaan besar, seperti Tokopedia dan Grab, untuk menciptakan ekosistem e-commerce.
"Kita sudah ada strategic partnership dengan Tokopedia dan Grab. Sekarang e-commerce kita masih kecil, bayangkan kalau itu nanti menjadi besar of course e-money kita makin besar. Kalau itu makin besar maka financial services kita akan semakin besar juga," ucapnya.
Karaniya menambahkan OVO memilki bujet marketing yang besar karena dipercaya memiliki bisnis jangka panjang. Pada tahun ini, OVO telah memangkas bujet marketing 50 persen. “Perlahan kami percaya bisa hasilkan revenue ke tingkat profitability,” jelasnya.
Karaniya mengungkapkan, saat ini pengguna OVO sebanyak 87 juta sedangkan monthly active user sebanyak 11 juta hingga 12 juta. Adapun transaksi paling besar dari OVO berasal dari e-commerce dengan nilai transaksi lebih besar dari ride hailing maupun food beverage. Basis konsumen yang besar akan memberikan peluang untuk perusahaan bisnis digital. Modal itu akan menjadikan bisnis model yang sustainable.
"Dengan jangakuan teknologi, kita punya jangkauan untuk basis konsumen yang cukup besar. Itu yang akan mengakselerasi, seperti yang kita lihat di Facebook, Tokopedia, Lazada, Grab dan lain sebagainya," jelasnya.
Wakil Presiden Republik Indonesia Ma'ruf Amin, sebelumnya meminta perusahaan pembayaran digital OVO untuk membantu perekonomian masyarakat khususnya bisnis syariah. Permintaan itu disampaikan Ma'ruf saat menerima Presiden Direktur OVO Karaniya di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (5/12/2019).
“Untuk menumbuhkan ekonomi kerakyatan, diperlukan sinergi antar kementerian/lembaga, BUMN, dan pengusaha, serta juga melibatkan perusahaan-perusahaan e-commerce,” ujar Wakil Presiden (Wapres) seperti dikutip dari laman wapres.go.id.
Karaniya, usai bertemu Ma'ruf, menjelaskan bahwa pihaknya melaporkan perkembangan dari platform pembayaran digital yang sudah menjadi salah satu unicorn Indonesia ini.
"Teknologi pembayaran elektronik seperti OVO itu bisa membantu seperti seputar UKM dan ekonomi kerakyatan dan juga untuk mendorong perekonomian umat, khususnya ekonomi syariah," jelas Karaniya, dikutip Suara.com.
Lebih lanjut Karaniya yang juga CEO di Bareksa.com mengatakan OVO mendukung inklusi keuangan dengan menyediakan akses yang lebih mudah kepada produk keuangan dan investasi, seperti reksadana. "Karena tadi disampaikan Pak Wapres, bahwa memang baru belakangan didorong supaya masyarakat awam dan umum bisa memiliki akses terhadap reksadana syariah dan sukuk," beber dia.
Bekerja sama dengan Bareksa sebagai agen penjual reksadana resmi yang telah mendapat lisensi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), OVO akan segera meluncurkan produk reksadana pasar uang dalam platformnya.
Awal Oktober lalu, OVO dinyatakan bergabung di jajaran unicorn asal Indonesia, sebagai perusahaan pembayaran dan layanan keuangan digital pertama.
Dalam laporan CB Insights bertajuk The Global Unicorn Club disebutkan OVO memiliki valuasi US$2,9 miliar atau setara Rp40,6 triliun. Unicorn merupakan julukan bagi startup yang memiliki valuasi di atas US$1 miliar atau Rp14 triliun. CB Insights menyatakan OVO menyandang status unicorn sejak 14 Maret 2019. Pertumbuhan valuasi OVO dinilai cukup cepat bahkan melampaui valuasi Traveloka dan Bukalapak yang sudah lebih dahulu menyandang status unicorn.
Daftar Unicorn RI
1. GO-JEK dengan valuasi US$10 miliar (Rp140 triliun)
2. Tokopedia dengan valuasi US$7 miliar (Rp98 triliun)
3. OVO dengan valuasi US$2,9 miliar (Rp40,6 triliun)
4. Traveloka dengan valuasi US$2 miliar (Rp28 triliun)
5. Bukalapak dengan valuasi US$1 miliar (Rp14 triliun).
(*)