Dirut Avrist AM, Hanif Mantiq : Target Dana Kelolaan Tumbuh 60 Persen di 2020

Bareksa • 13 Dec 2019

an image
Direktur Utama Avrist Asset Management Hanif Mantiq berbinang dengan wartawan di Jakarta, Rabu (11/12/2019). (Issa A/Bareksa)

Hingga November 2019, dana kelolaan Avrist AM mencapai Rp5,5 triliun

Bareksa.com – Industri reksadana tanah air terus bertumbuh, baik dari sisi jumlah investor, maupun dana kelolaan (asset under management/AUM). Hingga November 2019, AUM reksadana mencapai Rp544,4 triliun atau naik 7,32 persen secara year to date, sementara jumlah investor menjadi 1,71 juta atau naik 71,27 persen.

Namun industri reksadana tahun 2019 sedikit mengalami goncangan setelah beberapa produk dan manajer investasi mendapat sanksi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Meski begitu, kinerja manajer investasi lainnya masih tumbuh baik, tak terkecuali Avrist Asset Management.

Avrist AM yang baru berdiri pada 2011 terus mencatatkan pertumbuhan AUM cukup tinggi. Hal itulah yang disampaikan Direktur Utama Avrist AM Hanif Mantiq saat ditemui wartawan di Jakarta, Rabu, 11 Desember 2019.

Hanif menjelaskan, pertumbuhan AUM Avrist AM mencapai sekitar 60 persen setiap tahunnya. Untuk itu, dia juga berharap AUM Avrist AM bisa tumbuh pada kisaran 60 persen di tahun 2020 mendatang.

Dana Kelolaan Avrist AM


Sumber : Bareksa.com

Selain itu, Avrist AM pada tahun 2019 cukup rajin menerbitkan produk baru. Hanif menjelaskan, ada sekitar 12 produk baru Avrist pada 2019. Namun untuk tahun depan, Hanif mengatakan, akan mengurangi penerbitan produk baru agar dengan fokus pada produk yang belum ada.

Top 10 Produk Avrist AM AUM Tertinggi

Sumber : Bareksa

Untuk mengetahui lebih lengkap kinerja dan rencana Avrist AM, berikut petikan wawancaranya :

***

Bagaimana melihat kinerja industri reksadana secara umum dan Avrist AM sepanjang tahun 2019?

Industri reksadana terus bertumbuh. Termasuk Avrist. Memang saat ini investor cenderung lari ke reksadana yang aman atau yang tidak terlalu fluktuatif seperti pasar uang, pendapatan tetap dan reksadana terproteksi. Saya kira seluruh industri tumbuh dari reksadana itu.

Reksadana yang paling berkontribusi di Avrist AM?

Kontribusi terbesar dari pendapatan tetap dan reksadana proteksi atau mencapai 50 persen dari AUM, selain itu ada reksadana pasar uang sekitar 30 persen dari AUM.

Berapa AUM Avrist AM saat ini dan targetnya tahun depan?

AUM kami sudah mencapai Rp5,5 triliun. Sampai akhir tahun rasanya tidak banyak berubah. Tahun depan, saya kira akan tumbuh banyak. Karena bagaimana pun produk investasi jauh lebih tinggi daripada yang biasa seperti deposito. Deposan akan membandingkan antara deposito dan reksadana pasar uang. Kami target pertumbuhan AUM naik 60 persen di 2020 atau akan menjadi Rp8 triliun.

Apa saja produk yang akan diterbitkan di tahun depan?

Kembali lagi, kalau permintaan sejauh ini paling tinggi dari produk pendapatan tetap, pasar uang dan proteksi. Saya kira, kami harus ikuti kemauan investor. Tapi rencananya penerbitan produk baru tahun 2020 tidak sebanyak tahun ini. Tahun 2019 kami terbitkan 12 produk baru, tahun depan mungkin setengahnya karena kami kan manajer investasi baru, jadi lebih banyak isi yang belum ada. Dari sekitar 6 produk di tahun depan, sebagian besar pasar uang, pendapatan tetap dan reksadana proteksi.

Bagaimana reksadana saham?

Saya kira reksadana saham cukup tertekan dalam dua tahun terakhir. Tahun lalu flat, semoga tahun depan tumbuh. Sudah mendekati double digit saja sudah bagus. Tapi kami sih lihatnya bisa sekitar 10 sampai 15 persen.

(AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.