Bareksa.com - Berbagai e-commerce dan toko ritel online mengadakan promo spesial untuk mendorong masyarakat terus berbelanja. Promo besar-besaran yang sering dikenal dengan Harbolnas (Hari Belanja Online Nasional) tahun ini akan digelar pada 12 Desember 2019.
Kamu bisa saja tergiur dengan promo semacam ini: fashion bermerek diskon sampai 70 persen; beli sepatu bisa dapat cashback berupa voucher belanja lagi; hingga undian belanja bisa dapat mobil atau motor. Wah, menarik banget, gimana engga pengen belanja?
Eits, tunggu dulu, jangan sampai setelah euforia harbolnas berakhir, uang yang harusnya dipakai untuk kebutuhan utama kamu malah ludes cuma untuk memuaskan nafsu BM (banyak mau) kamu. Nah, kamu perlu ikuti sejumlah tips ini biar engga kalap waktu diskon besar-besaran datang.
1. Beli karena butuh, bukan karena diskon
Kamu lihat di e-commerce besar ada diskon 70 persen, dengan syarat pembelian Rp3 juta. Belum tahu mau beli apa, tapi sepertinya sepatu baru boleh juga. Meskipun kamu masih punya banyak model sepatu yang masih bagus dan layak pakai, diskon sebesar ini sangat menggiurkan.
Akan tetapi, kalau dihitung dengan pembelian Rp3 juta, diskon yang didapat adalah sebesar Rp2,1 juta. Artinya, kamu masih harus mengeluarkan (spending) sebesar Rp900.000. Uang sebanyak itu setara dengan makan siang kamu selama sebulan lho (Rp30.000 x 30 hari).
Berbeda halnya kalau kamu belanja barang kebutuhan pokok kamu yang bisa membuat kamu makin produktif. Misalnya, kebetulan kamu seorang fotografer dan membutuhkan lensa kamera baru seharga Rp9 juta, tetapi kamu butuh barang tersebut untuk proyek fotografi seperti paket pre-wedding senilai Rp10 juta.
Nah, dengan membeli lensa saat harbolnas itu kamu tidak hanya menikmati diskon, tetapi kamu juga bisa mendapatkan barang produktif yang bisa menambah pemasukan (income) kamu.
2. Jangan gunakan utang
Tips kedua ini berkaitan lagi dengan poin pertama tadi. Kalau kamu beli barang bukan kebutuhan yang belum dianggarkan di bulan ini, kamu tidak memiliki uang untuk membayarkannya. Lalu, setan kartu kredit pun datang.
Kalau kamu membayar dengan kredit, ada bunga yang harus kamu bayar di masa depan. Apalagi, kalau kamu pakai metode cicilan yang kelihatannya kecil tetapi sebenarnya lebih tinggi daripada nilai barang yang kamu beli.
Akhirnya, utang tersebut bisa memberatkan masa depan kamu. Bukannya bersenang-senang, kamu malah jadi terlilit utang.
3. Pisahkan uang di instrumen investasi
Kamu pasti punya impian di masa mendatang, misal mau lanjut kuliah S2, menikah, beli rumah, atau menyiapkan pensiun. Impian itu tentu butuh uang yang tidak sedikit jadi kamu perlu menabung untuk mencapainya.
Biar uang tabungan kamu tidak terpakai sia-sia di harbolnas ini, pisahkan di tempat lain, jangan cuma di rekening bank yang biasa kamu debit buat belanja. Salah satu wadah yang bisa kamu pilih adalah reksadana, produk investasi yang punya potensi imbal hasil lebih tinggi daripada tabungan bank biasa.
Contohnya top 10 reksadana pasar uang di marketplace investasi Bareksa bisa memberikan imbal hasil 6-7 persen per tahun (per 11 Desember 2019). Keuntungan ini tanpa dipotong pajak dan biaya admin bulanan lagi. Bandingkan dengan tabungan bank yang hanya memberikan 0,5 persen per tahun, dipotong pajak lagi.
Tabel Top 10 Reksadana Pasar Uang Bareksa Setahun per 11 Desember 2019
Sumber: Bareksa.com
Misalnya saja nih, kamu tidak jadi membeli sepatu yang diskon 70 persen tadi. Uang senilai Rp900.000 tersebut bisa kamu taruh di reksadana pasar uang. Lalu, secara rutin, kamu menambah dana sebesar Rp300.000 per bulan (atau Rp10.000 per hari). Maka, dalam setahun uang pokok kamu Rp4,5 juta.
Kalkulator Investasi Bareksa
Sumber: Bareksa.com
Menurut kalkulator investasi Bareksa, kalau investasi rutin di reksadana pasar uang dengan return 7 persen per tahun, maka hasilnya mencapai Rp4,68 juta. Nah uang ini bisa digunakan untuk kebutuhan kamu di masa depan nantinya.
Ternyata uang yang kamu anggap kecil tadi kalau dikumpulkan bisa menjadi besar juga. Plus karena disimpan di reksadana, nilainya bisa bertumbuh dan bisa digunakan untuk keperluan lain di masa depan.
Sebagai informasi, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Sementara itu, reksadana pasar uang adalah reksadana yang melakukan investasi pada instrumen pasar uang seperti deposito dan obligasi dengan jatuh tempo kurang dari setahun. Jenis reksadana ini cocok untuk investasi dengan jangka waktu pendek sekitar setahun dan/atau cocok untuk investor dengan profil risiko rendah.
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.