Jelang Rilis Data Ekonomi, Bagaimana Prospek Pasar Obligasi?

Bareksa • 20 Aug 2019

an image
Ilustrasi investor sedang melihat layar komputer laptop sambil menunjuk grafik pergerakan investasi reksadana saham obligasi surat utang berharga negara

Salah satunya hasil kebijakan ekonomi terbaru dari Bank Indonesia dalam RDG-BI

Bareksa.com – Pasar obligasi Indonesia berpotensi bergerak terbatas pada pekan ketiga Agustus karena data ekonomi penting, baik dari domestik maupun global yang baru akan dirilis menjelang akhir pekan ini. Seperti tertuang dalam Weekly Report Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) yang dirilis, Senin, 19 Agustus 2019.

PHEI menyampaikan, dari sisi domestik, pasar akan disajikan bagaimana hasil kebijakan ekonomi terbaru dari Bank Indonesia dalam RDG-BI, sedangkan dari global pasar akan mencermati rilis notulensi rapat FOMC dan pidato terbaru dari Gubernur The Fed. “Di samping itu, pasar juga akan concern terhadap perkembangan terbaru hubungan dagang AS-China menjelang rencana pertemuan berikutnya di awal September,” tulis PHEI.

PHEI memparkan, indeks return pasar obligasi mencatatkan kinerja negatif pada pekan kedua Agustus. Indonesia Composite Bond Index (ICBI) melemah sebesar —0,08 persen wow ke level 265,0625. Pelemahan turut dicatatkan oleh INDOBeXG-Total Return yakni sebesar —0,11 persen wow ke level 258,1761. Adapun kinerja INDOBeXC-Total Return mencatatkan kenaikan tipis sebesar +0,09 persen wow ke level 286,0439.

Meski begitu, secara tahun berjalan ketiga indeks mencatatkan positive return yakni masing-masing +9,20 persen ytd (ICBI), +9,23 persen ytd (INDOBeXG-TR) dan +8,90 persen ytd (INDOBeXC-TR).

Di sisi lain, kurva PHEI-Indonesia Government Securities Yield Curve (PHEI-IGSYC) pekan ini berpola bearish dengan rata-rata yield seluruh tenor (1-30tahun) mengalami kenaikan sebesar +2,41bps wow. Kenaikan rata-rata yield terbesar dicatatkan oleh tenor menengah (5-7tahun) yakni +3,62bps wow. Kenaikan rata-rata yield disusul kemudian oleh tenor pendek (<5tahun) dan tenor panjang (>7tahun) yakni masing-masing sebesar +2,37bps wow dan +2,26bps wow.

Sementara itu, sepanjang pekan lalu, kinerja sukuk negara pekan ini bergerak negatif yang tercermin dari Indonesia Government Sukuk Index-Clean Price (IGSIX-CP) yang mencatatkan penurunan sebesar —0,1516 poin wow ke level 106,7383 dari level 106,8898 pada penutupan akhir pekan sebelumnya. Pelemahan indeks clean price tersebut didorong oleh pergerakan harga seri sukuk negara yang didominasi koreksi harga.

“Kelompok seri IFR mencatatkan penurunan rata-rata harga terbesar yakni hingga —25,06bps wow. Kelompok seri PBS mencatatkan penurunan rata-rata harga sebesar —18,21bps wow. Sedangkan kelompok seri SR mencatatkan penurunan rata-rata harga sebesar —9,37bps wow,” tambah PHEI.

Aktivitas Perdagangan dan Lelang SBN

PHEI juga menyampaikan aktivitas perdagangan obligasi pekan lalu mengalami penurunan. Rata-rata volume perdagangan harian menurun sebesar —27,54 persen wow dari Rp19,18 triliun per hari menjadi Rp13,90 triliun per hari. Sementara rata-rata frekuensi perdagangan harian menurun sebesar —15,99 persen wow dari 1.000 transaksi per hari menjadi 840 transaksi per hari.

Aktivitas transaksi Surat Utang Negara (SUN) juga mengalami penurunan rata-rata volume perdagangan harian yakni sebesar —29,38 persen wow dari Rp17,75 triliun per hari menjadi Rp12,53 triliun per hari. Rata-rata frekuensi perdagangan harian SUN turun sebesar —20,29 persen wow dari 879 transaksi per hari menjadi 701 transaksi per hari.

Total penawaran masuk pada lelang Surat Berharga Negara (SBN) pekan lalu lebih rendah dari lelang SBN sebelumnya dengan hanya mencatatkan oversubscribed 1,77 kali atau setara dengan Rp26,51 triliun. Dari beberapa seri yang ada, seri FR0082 mendapatkan total penawaran tertinggi dengan total nilai mencapai Rp8,72 triliun (mencakup 32,88 persen dari seluruh penawaran yang masuk).

Sedangkan penawaran terendah dicatatkan seri FR0076 dengan total nilai sebesar Rp664 miliar (2,5 persen).

* * *

Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?

Pemerintah sedang menawarkan instrumen obligasi syariah untuk ritel, Sukuk Tabungan seri ST005. Produk investasi yang dijamin pemerintah ini hanya bisa dibeli selama masa penawaran 8-21 Agustus 2019.

Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi ST005? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.

Bagi yang sudah pernah membeli SBR atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan ST005.

Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki.

Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli ST005? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.

PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.

(hm)