Berita / / Artikel

Tiga Tips Nabung Aman dan Halal untuk Pergi Umrah

• 06 Jul 2019

an image
Ilustrasi seorang jemaah umat muslim Islam sedang berdoa di depan Kabah Masjidil Haram dalam rangkaian umrah haji di Tanah Suci, Arab Saudi.

Reksadana bisa digunakan untuk memaksimalkan imbal hasil uang kita

Bareksa.com - Melakukan perjalanan ke Tanah Suci untuk beribadah umrah sekaligus menapaki kisah Nabi Ibrahim menjadi impian bagi umat Muslim. Namun, melakukan perjalanan ke Mekkah, Arab Saudi untuk umrah memerlukan biaya yang tidak sedikit bagi sebagian orang.

Sebagai gambaran, menurut situs Travel Al-Qadri Umrah dan Haji, paket umrah reguler 9 hari untuk tahun 1441 H sebesar Rp23,5 juta. Buat kita yang memiliki penghasilan terbatas, angka itu bukan nilai yang sedikit sehingga kita perlu waktu mengumpulkan uangnya.

Dalam artikel ini, Bareksa akan memberikan tips mengumpulkan uang untuk tujuan menunaikan ibadah umrah.

1. Tentukan Jangka Waktu

Kita sudah tahu kisaran jumlah uang yang ingin dikumpulkan, lantas kita bisa perkirakan berapa lama kita mampu menabung. Jangka waktu ini tentu disesuaikan dengan jumlah uang yang bisa kita sisihkan secara rutin.

Misalkan kita mampu mengumpulkan Rp1 juta atau sekitar Rp34.000 per hari. Maka, menurut hitungan kasar kita perlu sekitar 24 bulan atau dua tahun untuk mengumpulkan uang.

2. Pilih Instrumen Menabung

Setelah mengetahui jumlah uang dan jangka waktunya, kita bisa memilih instrumen atau wadah untuk mengumpulkan dana kita. Instrumen ini penting untuk memaksimalkan uang kita.

Selama ini, kebanyakan orang hanya mengetahui produk tabungan atau deposito bank, selain celengan untuk menyimpan uang. Padahal, kini sudah ada produk investasi, seperti reksadana yang bisa digunakan untuk memaksimalkan imbal hasil uang kita.

Reksadana adalah kumpulan dana dari masyarakat pemodal (investor) yang dikelola oleh manajer investasi untuk dimasukkan dalam berbagai aset investasi seperti saham, obligasi dan deposito. Reksadana adalah produk investasi resmi yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sehingga aman buat masyarakat awam.

Khusus tujuan kita yang ingin melakukan ibadah umrah, tentu kita ingin investasi yang halal dan sesuai dengan syariah Islam. Reksadana syariah bisa menjadi jawaban karena hanya dapat berinvestasi di aset keuangan yang sesuai dengan kaidah dan prinsip syariah. Reksadana syariah sudah mendapatkan fatwa halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Reksadana syariah bisa memberikan keuntungan atau imbal hasil (return). Keuntungan tersebut datang karena pertumbuhan nilai dari aset-aset yang ada di dalam reksadana syariah.

Menabung di reksadana syariah ini berbeda dengan menabung di bank, yang terkena potongan biaya administrasi bulanan dan pajak. Reksadana syariah menawarkan potensi keuntungan yang halal dan lebih tinggi bila dibandingkan dengan menabung di rekening atau deposito bank.

3. Disiplin

Kalau sudah menetapkan hati untuk berangkat umrah, kita juga harus disiplin berikhtiar dalam mengumpulkan uangnya. Hal ini penting agar rencana kita bisa terwujud dalam jangka waktu seperti kita tetapkan di awal.

Misalnya, kita sudah menetapkan mau menyisihkan Rp1 juta per bulan tiap tanggal 1, maka kita tidak boleh melewatkan waktu untuk menabung tersebut. Untuk penambahan (top up) reksadana di Bareksa, ada yang bisa menggunakan fasilitas auto debet sehingga dana kita bisa langsung terpotong untuk reksadana setiap bulan.

Nah, itulah tiga tips penting dalam mengumpulkan biaya perjalanan umrah. Ayo tetapkan hati untuk beribadah dan rencanakan perjalan umroh dengan menabung reksadana di Bareksa.

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Tags: