Sinarmas Asset Rilis DIRE Simas Plaza Indonesia Rp10,4 Triliun

Bareksa • 04 Jul 2019

an image
Associate Director Sinarmas Asset, Al Iskandar Pringgodigdo (tengah) dan Investment Analyst Sinarmas Asset, Sri Gugum Gumbira (kanan) saat konferensi pers usai peluncuran DIRE Simas Plaza Indonesia dengan kode XSPI di Bursa Efek Indonesia, (4/7). (Bareksa/AM)

Diklaim menjadi DIRE nilai terbesar di Indonesia hingga saat ini, juga DIRE pertama menggunakan underlying asset saham

Bareksa.com - PT Sinarmas Asset Management meluncurkan produk terbaru dalam bentuk dana investasi real estat berbentuk kontrak investasi kolektif (DIRE) yaitu DIRE Simas Plaza Indonesia dengan kode XSPI. DIRE dengan nilai portofolio Rp10,4 triliun ini merupakan yang terbesar di Indonesia hingga saat ini.

DIRE ini juga menggunakan aset yang diagunkan (underlying asset) saham PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN), juga merupakan DIRE pertama di Indonesia yang menggunakan saham sebagai underlying asset.

Direktur Utama Sinarmas Asset, Alex Setyawan, W.K, menyatakan DIRE Simas Plaza Indonesia dirilis mempertimbangkan kondisi perekonomian yang semakin meningkat sehingga akan membawa dampak positif pada prospek pertumbuhan industri properti di Indonesia.

"Aset properti DIRE Simas Plaza Indonesia merupakan aset properti yang iconic, berkelas dan merupakan kelas grade A, dengan lokasi super premium di jantung Kota Jakarta," ujarnya (04/7).

Alex menyatakan DIRE ini ditawarkan melalui penawaran umum pada 19-21 Juni 2019, dan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 4 Juli 2019. Penawaran umum DIRE Simas Plaza Indonesia dibuka dengan harga Rp500 per unit dengan unit penyertaan yang ditawarkan minimum sekurang-sekurangnya 1 miliar unit dan sebanyak-banyaknya 20,8 miliar unit penyertaan. 

"Produk ini dapat dibeli investor melalui pasar sekunder minimum dengan 1 lot untuk setiap pembeliannya," ungkapnya.

Menurut Alex, seperti halnya reksadana pada umumnya, pada DIRE ini terdapat pula manajer investasi, manajer properti, dan bank kustodian sebagai pengelola. Investor terbesar yaitu Hankyu Hanshin Properties Corp, perusahaan properti asal Jepang yang ingin mengembangkan bisnisnya di ASEAN, termasuk Indonesia. 

Pada tahap awal pembentukan, DIRE Plaza Indonesia melakukan investasi melalui PT Plaza Indonesia dengan membeli 95,37 persen saham PLIN, yang merupakan pemilik dan penguasa Plaza Indonesia Shopping Center, The Plaza Office Tower, dan Hotel Grand Hyatt, dan membeli 100 persen saham PT Sarana Menara Investama yang memiliki saham PT Plaza Lifestyle Prima (PLP) yang merupakan pengelola FX Sudirman. 

Direktur Sinarmas Asset, Jamial Salim, menjelaskan DIRE Simas Plaza Indonesia menjadi yang terdepan dalam menciptakan DIRE di Indonesia dalam bentuk saham sebagai wujud untuk mendukung paket kebijakan ekonomi jlid XI tahun 2016. 

"Penerbitan produk DIRE Simas Plaza Indonesia bertujuan untuk melakukan investasi jangka panjang pada portofolio aset eral estat, baik secara langsung atau tidak langsung sesuai POJK No.64/2017," ungkapnya.

Kebijakan pembagian hasil investasi DIRE Simas Plaza Indonesia yakni hasil investasi yang ada akan dibagikan kepada pemegang unit penyertaan adalah 100 persen dari pendapatan yang diperoleh DIRE Simas Plaza Indonesia dalam satu tahun buku dikurangi pajak dan biaya lainnya, setiap enam bulan sekali. 

Batas minimum pembelian DIRE ini yakni Rp10 juta, selanjutnya unit penyertaan akan ditentukan dengan satuan lot yang mengikuti mekanisme di Bursa Efek Indonesia yaitu minimum 1 lot atau 100 unit.

Associate Director Sinarmas Asset, Al Iskandar Pringgodigdo menambahkan potensi imbal hasil DIRE ini diperkirakan di kisaran 6-8 persen per tahun. "Imbal hasilnya kami perkirakan sebesar itu, namun belum pasti," ungkapnya.

Iskandar menyatakan saat menawarkan ke pasar, investor institusi berani untuk menjadi investor jangka panjang. Adapun investor ritel masih butuh untuk diyakinkan.

"Yang ritel rata-rata sekitar Rp10 juta hingga Rp50 juta, namun jumlahnya banyak. Namun kebanyak investor mau coba dulu, karena ini kan benar-benar baru. Jadi mereka ingin melihat dulu," ujarnya.

Dia mengungkapkan Sinarmas Asset ini juga sedang mengkaji penerbitan selanjutnya, namun masih dipertimbangkan antara DIRE atau reksadana penyertaan terbatas (RDPT).

Investment Analyst Sinarmas Asset, Sri Gugum Gumbira (Ira), menyatakan bagi hasil yang akan diraih investor itu dikalkulasi dengan nilai indikasi. Sebab Sinarmas Asset harus melihat dividen yang akan dibagikan terlebih dahulu, baru kemudian bisa dibagikan ke pemegang DIRE.

"Kebijakan kami 100 persen dividen itu setelah dikurangi biaya-biaya akan dibagikan ke investor," ungkapnya.

Namun kondisi itu, kata Ira, akan mempertimbangkan kinerja laba rugi perusahaan. Jika pendapataan dan hasil sewanya cemerlang, maka nilai dividen yang akan dibagikan akan banyak. 

Proses penerbitan DIRE sudah dimulai sejak tahun lalu, dimulai dengan penjajagan investor, ke asing dan domestik. Minat investor, kata Ira, untuk lokal masih perlu didorong kembali, namun minat investor asing justru antusias.

Hasil penjualan DIRE yang terkumpul dari investor tersebut digunakan untuk mengakuisisi saham PLIN. Adapun dana yang masuk ke PLIN, kata Ira, mayoritasnya digunakan untuk pengembangan properti, renovasi hotel, dan lainnya.

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.