Bareksa.com - Kinerja segmen otomotif membebani keuangan PT Astra International Tbk (ASII) pada kuartal I 2019. Pendapatan bisnis otomotif Astra yang menyumbang 43 persen terhadap total pendapatan perseroan mencatatkan penurunan laba bersih hingga 10 persen. Akibatnya turunnya laba bisnis "kuda besi" ini turut menggerus laba ASII secara keseluruhan.
Laba bersih segmen bisnis otomotif Rp1,9 triliun menyumbang 37 persen terhadap total laba bersih Astra pada kuartal I 2019. Angka itu turun dibandingkan kuartal I 2018 yang sebesar Rp2 triliun.
Head of Investor Relations Astra, Tira Ardianti, menyatakan sebelum pemilihan umum, perseroan melihat bahwa masyarakat banyak yang menunda kegiatan belanja.
"Terutama untuk barang-barang dengan harga mahal seperti mobil. Kami berharap setelah pemilihan umum situasinya akan pulih dan lebih baik," ujarnya kepada Bareksa, Jumat (26/4).
Kinerja Keuangan Astra Kuartal I 2019
Sumber : Astra
Menurut Tira, laba bersih bisnis otomotif Grup Astra turun pada kuartal I 2019 terutama disebabkan oleh penurunan volume penjualan mobil dan kenaikan biaya material pada bisnis manufaktur. Dia memproyeksi tahun ini pasar otomotif akan stabil atau flat dibandingkan 2018.
Industri mobil nasional diperkirakan mampu menjual 1,15 juta unit sepanjang 2019 dan sepeda motor 6 juta hingga 6,3 juta unit atau sama dengan tahun lalu.
"Dari angka itu kami menargetkan bisa menjaga pangsa pasar mobil di kisaran 50 persen. Untuk sepeda motor sepanjang tahun lalu kami meraih pangsa 75 persen, untuk data industri kuartal I belum tersedia," ungkapnya.
Pada kuartal I 2019 volume penjualan mobil nasional 253.863 unit atau menurun 13 persen dibandingkan kuartal I 2018 yang sebesar 292.153 unit. Namun penjualan mobil Grup Astra 134.264 unit pada periode tiga bulan tahun ini, hanya turun 5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sehingga pangsa pasar mobil Astra meningkat dari 49 persen menjadi 53 persen.
Astra Group membawahi mobil merek Toyota, Daihatsu, dan Isuzu.
Penjualan Mobil Nasional Kuartal I 2019 (Unit)
Sumber : Astra/Gaikindo
Pangsa Pasar Mobil Astra Kuartal I 2019
Laba Bersih per Segmen Bisnis Astra pada Kuartal I 2019
Sumber : Astra
Sejatinya, pendapatan bersih Astra pada periode Januari - Maret 2019, ASII membukukan kenaikan 7 persen menjadi Rp59,6 triliun.
Kenaikan itu, menurut Presiden Direktur Astra, Prijono Sugiarto, utamanya ditopang bertumbuhnya kinerja bisnis jasa keuangan dan kontraktor penambangan.
"Serta kontribusi dari bisnis tambang emas yang baru diakuisisi," ujarnya dalam keterangan tertulis.
Prijono menyatakan hingga akhir 2019, Grup Astra diperkirakan masih akan menikmati kenaikan kontribusi dari bisnis-bisnis tersebut.
"Meskipun masih ada tantangan pada permintaan yang melemah dan persaingan ketat di pasar mobil, serta penurunan harga komoditas," ungkapnya.
Pada kuartal I 2019 laba bersih segmen jasa keuangan ASII melonjak 32 persen jadi Rp1,4 triliun. Segmen ini meskipun hanya menyumbang 8 persen terhadap pendapatan Astra, namun laba bersihnya menyumbang 27 persen terhadap total laba bersih perseroan di kuartal I 2019.
Tidak berbeda, segmen bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi membukukan lonjakan laba 20 persen menjadi Rp1,82 triliun pada kuartal I 2019. Dari sisi pendapatan, segmen ini menyumbang 38 persen dan kontribusi laba bersih 35 persen.
Sumber : Astra
Di bandingkan periode kuatal I 2018, kontribusi antar segmen bisnis Astra menunjukkan kinerja bervariasi. Yang jelas, kontribusi segmen bisnis otomotif terhadap total pendapatan Astra menyusut dari 46 persen di kuartal I 2018.
Sedangkan sumbangan bisnis pertambangan, alat berat, konstruksi dan energi terhadap pendapatan meningkat dari sebelumnya 34 persen jadi 38 persen. Senada, dari sisi laba, sumbangan bisnis ini naik dari 30 persen menjadi 35 persen.
Tahun Pemilu dan Penjualan Otomotif
Benarkah momen Pemilu menjadi salah satu penyebab melambat atau menurunnya penjualan mobil?
Tercatat pada perhelatan Pemilu pada 2014 lalu, penjualan industri mobil nasional memang mengalami penurunan 2 persen. Saat itu Astra mencatatkan penurunan penjualan lebih tajam yakni 6 persen. Akibatnya pangsa pasar mobil Astra turun dari 53 persen di 2013 menjadi 51 persen di 2014.
Untuk diketahui, momen penyelenggaran Pemilu antara 2014 dan 2019 sedikit berbeda. Jika pada 2014, pelaksanaan Pemilu legislatif dan presiden terpisah yakni pada April dan Juli, sedangkan pada 2019 ini pelaksanaanya bersamaan pada bulan April.
Sumber : Astra
Manajemen Armada GO-JEK
Pada Februari 2019, kata Prijono, sebagai bagian dari kolaborasi Grup Astra dan GO-JEK (PT Aplikasi Karya Anak Bangsa), dibentuklan sebuah perusahaan patungan untuk memberikan dukungan manajemen armada bagi sistem transportasi online GO-CAR di Indonesia.
Kolaborasi tersebut dilakukan menyusul tambahan investasi ekuitas Astra atas GO-JEK senilai US$100 juta pada Januari 2019. Sehingga total investasi Astra di GO-JEK kini menjadi US$250 juta. Sebelumya Astra menyuntik modal GO-JEK US$150 juta pada Februari 2018.
"Utang bersih di luar grup anak perusahaan jasa keuangan mencapai Rp15,2 triliun per Maret 2019, dibandingkan Rp13 triliun pada Desember 2018. Kenaikan ini karena investasi di GO-JEK," ungkap Prijono.
Per Maret 2019, GO-JEK telah menggandeng sekitar 2 juta mitra pengemudi. Adapun jumlah armada atau mitra pengemudi GOCAR hingga kini belum ada angka resminya. Meski begitu, dikabarkan jumlahnya mencapai ratusan ribu hanya untuk wilayah Jabodetabek, yang didalamnya termasuk taksi Blue Bird.
Tira enggan menjelaskan lebih jauh apakah kolaborasi antara Astra dengan GO-JEK akan berdampak pada penjualan otomotif perusahaan di masa mendatang. "Saat ini yang bisa saya sampaikan adalah perusahaan mensupport manajemen armada," ujarnya.
Meski begitu, dengan asumsi jumlah mitra pengemudi GO-JEK mencapai 2 juta, angka itu setara 42 persen dari total penjualan sepeda motor PT Astra Honda Motor yang sebanyak 4,76 juta unit sepanjang 2018. Astra Honda Motor merupakan anak usaha Astra yang juga agen pemegang merek motor Honda di Indonesia.
Kemudian realisasi penjualan mobil Grup Astra pada 2018 lalu mencapai 582.446 unit. Jika jumlah armada GOCAR mencapai 170.000-an hanya di wilayah Jabodetabek, maka angka itu setara 29 persen dari total penjualan mobil Astra sepanjang tahun lalu.
(*)