Bahana TCW Investment : Hasil Quick Count Bawa Dampak Positif ke Pasar Saham

Bareksa • 22 Apr 2019

an image
Kepala Makro Ekonomi dan Direktur Strategi Investasi PT Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat (Bareksa/AM)

Obligasi masih akan banyak diminati seiring dengan kredibilitas utang pemeirntah dan kemungkinan bunga acuan BI turun

Bareksa.com - PT Bahana TCW Investment Management melalui hasil risetnya menilai, hasil hitung cepat dari mayoritas lembaga survei yang menempatkan Joko Widodo untuk melanjutkan kepemimpinannya sudah sesuai dengan prediksi dan diperkirakan akan berdampak positif pada pergerakan saham dan obligasi.

"Ini sesuai dengan prediksi survei yang telah dilakukan sebelum hari pemilihan. Kemenangan incumbent telah menjadi base scenario yang digunakan oleh pasar keuangan. Diperkirakan hasil hitung cepat ini akan membawa dampak positif kepada aset saham," ujar Chief Economist Bahana Investment Management Budi Hikmat dalam keterangan tertulisnya seperti dikutip Senin (22/4).

Lebih lanjut, setelah hasil hitung cepat dan pelantikan presiden mendatang, komposisi kabinet pemerintahan baru juga perlu dicermati, terutama untuk kementerian strategis seperti keuangan, perindustrian, dan perdagangan. Ketiga kementerian ini akan menentukan arah perekonomian Indonesia ke depan.

Budi mengungkapkan, adanya kenaikan saham setelah Pemilu yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya kurang relevan untuk dijadikan acuan. Pasalnya, dua Pemilu sebelumnya, yakni pada tahun 2009 dan 2014, terjadi pada saat harga komoditas tinggi.

Sedangkan Pemilu tahun ini dilaksanakan pada saat era commodity super cycle telah berakhir. "Analisis kami menunjukan bahwa IHSG saat ini didrive oleh faktor sentimen dan likuiditas," ujar Budi.

Sementara itu, meski melaksanakan proses Pemilu, Indonesia tetap menjadi salah satu negara berkembang yang tetap dipercaya oleh asing. Arus masuk modal asing ke pasar saham dan obligasi mencapai US$6 miliar, jauh lebih besar dari total inflow 2018.

Dengan berakhirnya Pemilu dan hasil sementara yang sesuai ekspektasi pasar, diperkirakan asing akan semakin yakin untuk masuk ke pasar saham Indonesia.

Budi mengungkapkan, pihaknya tetap menyukai aset obligasi terutama durasi panjang untuk tahun 2019 seiring dengan kredibilitas utang pemerintah yang semakin baik dan kemungkinan adanya penurunan suku bunga dari Bank Indonesia.

"Di sisi lain, penguatan saham secara fundamental masih terbatas oleh daya beli yang belum membaik," ujar dia.

Data Arus Modal Asing yang Masuk ke Indonesia

Sumber : materi Bahana TCW

(AM)