Bareksa.com - Saat ini, begitu banyak informasi tentang ragam pilihan investasi. Mulai dari produk pasar modal hingga produk perbankan. Namun pada saat yang bersamaan, masih ada yang melontarkan pertanyaan mendasar “Apa pentingnya kita berinvestasi?”
Pertanyaan itu sederhana tapi sangat penting. Mengenal berbagai produk investasi memang akan terasa percuma jika kesadaran untuk berinvestasi itu sendiri belum terwujud.
Memang, pertumbuhan masyarakat yang sudah mulai sadar berinvestasi terlihat cukup besar. Jumlah investor pasar modal yang tercatat di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) telah mencapai 1,61 juta per akhir 2018. Jumlah tersebut meningkat 44,06 persen dibandingkan dengan jumlah investor per akhir 2017.
Namun, dengan pertumbuhan yang lumayan signifikan tersebut pun, jumlah investor ternyata masih belum mencapai 1 persen dari total populasi masyarakat Indonesia. Padahal pasar modal merupakan supermarket pilihan investasi. Banyak produk yang sudah terbukti memberikan keuntungan signifikan.
Oleh sebab itu, regulator terutama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) gencar melakukan kampanye pentingnya investasi.
Nah, balik lagi ke pertanyaan awal, apa pentingnya investasi? Untuk menjawabnya, perlu disadari tentang beberapa hal berikut.
Inflasi
Di mana pun di setiap negara yang ada di dunia ini, laju inflasi merupakan sebuah keniscayaan. Apalagi di negara berkembang seperti Indonesia, inflasi tidak bisa kita hindari.
Dilihat dari definisinya, inflasi dalam ilmu ekonomi adalah proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus berkaitan dengan mekanisme pasar. Pada umumnya, jika ada pergerakan ekonomi, ada kenaikan daya beli masyarakat maka akan terjadi inflasi.
Pada praktiknya dalam kehidupan kita, inflasi tentu sangat mudah untuk ditemui. Kita pasti pernah merasakan, punya uang Rp100 ribu lalu belanja kebutuhan harian sudah dapat beraneka macam.
Itu dulu, misalnya 10 tahun lalu. Bagaimana sekarang? Bisa dapat lima jenis produk kebutuhan harian dengan uang segitu saja sudah bagus.
Setiap tahun tingkat inflasi memang berbeda. Pada 2006 misalnya, data Bank Indonesia (BI) mencatat inflasi tertinggi sebesar 17,92 persen pada Februari 2006. Pada setahun itu, inflasi Indonesia berada di atas 10 persen.
Kini, inflasi Indonesia relatif rendah, ada di kisaran 2,57 persen per Februari 2019. Sejalan dengan masih terjadinya perlambatan dan kemampuan pemerintah menjaga kondisi ekonomi.
Cita-cita
Setiap orang tentu memiliki keinginan berbeda di masa depannya. Dengan pekerjaan dan besaran penghasilan masing-masing, rencana jangka panjang disusun. Untuk mencapainya, ada yang mengandalkan uang pensiun atau hanya dengan tabungan rutin.
Cara itu bisa saja ditempuh, tetapi ingat, ada inflasi di situ. Kita harus berupaya agar tabungan yang kita kumpulkan nilainya bisa tumbuh dan tidak kalah cepat daripada laju inflasi.
Kalau kita sudah mengetahui angka inflasinya yang selalu diumumkan oleh pemerintah, tugas kita adalah mencari cara agar uang tabungan kita tumbuh lebih tinggi dari inflasi.
Nah adakah tabungan yang bisa memberikan imbal hasil di atas angka inflasi? Kalau pun ada, tidak akan jauh dari angka inflasi, dan biasanya itu adalah deposito bank. Makanya, kita harus berinvestasi untuk mempertahankan nilai uang kita dan mengalahkan inflasi.
Pengendalian Diri
Dengan peningkatan penghasilan, kita semakin dihadapkan pada pola hidup konsumtif. Contohnya, jalan-jalan ke pusat perbelanjaan, nongkrong dan makan di tempat nyaman dan cozy, selalu update kepemilikan gadget, gonta-ganti kendaraan, dan lain sebagainya.
Memang, semua itu tidak ada salahnya untuk dilakukan tetapi bila berlebihan bisa mengganggu kondisi keuangan kita.
Dengan tekad investasi demi masa depan, kita bisa membatasi diri sehingga tidak larut dalam pola hidup yang mungkin bisa saja menyengsarakan kita di masa mendatang. Rutin berinvestasi akan membantu mendisiplinkan diri, terutama dalam hal mengatur keuangan.
Mengembangkan kekayaan (aset) sebagai jaminan masa depan
Dalam hati kita pasti menginginkan yang terbaik untuk keluarga. Kita ingin menyiapkan sesuatu bahkan banyak hal untuk diwariskan, atau sekadar menyiapkan biaya pendidikan anak yang terus mengalami kenaikan.
Akan tetapi mengingat inflasi dan rintangan lainnya, perlu dipikirkan produk investasi apa yang bisa mendukung untuk mengembangkan aset yang kita miliki itu agar kelak semakin berkembang dan bisa mencukupi kebutuhan masa depan?
Bila kita sudah memiliki tujuan keuangan, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang, cara untuk mencapainya tentu dengan investasi. Dari sini kita pun mulai merencanakan keuangan untuk masa depan kita.
Salah satu produk investasi yang bisa dipilih bagi masyarakat awam adalah reksadana. Produk investasi ini resmi dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Nah kalau sudah tahu pentingnya berinvestasi, ayo mulai sisihkan uang kita sekarang juga. Agar mendapat keuntungan maksimal, simak ulasan tips berinvestasi di reksadana di sini.
(KA01/hm)
* * *
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.