Investasi Ala Nabi Yusuf: Bersakit-sakit Dahulu, Bersenang-Senang Kemudian

Bareksa • 18 Mar 2019

an image
Chief Economist and Director for Investor Relation at Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat. (Bareksa.com/ Alfin Tofler)

Budi Hikmat mengambil kisah Nabi Yusuf sebagai kisah yang lengkap untuk menjelaskan mengenai berinvestasi

Bareksa.com - Berinvestasi dalam rangka mengatur keuangan telah disarankan sejak zaman dahulu kala. Bahkan, menurut PT Bahana TCW Investment Management, anjuran mengatur keuangan ini tampil dalam kisah Nabi Yusuf yang tertera di dalam Kitab Suci Alquran.

Direktur Strategi dan Kepala Makro Ekonomi Bahana Budi Hikmat dalam publikasinya di media sosial menjelaskan, kisah Nabi Yusuf di dalam Alquran dimuat dalam kisah yang utuh, yakni pada Surat ke 12, berbeda dengan kisah nabi yang lain yang dimuat secara tersebar di dalam Alquran. Kisah Nabi Yusuf ini juga dinobatkan sebagai kisah terbaik dalam Alquran sebagaimana termuat dalam Surat ke 12 ayat ke 3.

Budi beranggapan ada beberapa hal yang mendasari pentingnya kisah Nabi Yusuf ini, yakni pribadi Nabi Yusuf sendiri serta pesan di dalam kisahnya yang ditaati bahkan oleh Nabi Muhammad. Ada ulama yang berargumen, Nabi Yusuf dianggap terbaik sebab beliau seorang nabi dan keturunan para nabi, mulai ayah, kakek hingga buyut.

“Beliau super ideal untuk dipinang sebagai mantu. Selain diyakini berparas sangat tampan, beliau sangat sabar dan tahan menghadapi godaan, terutama syahwat,” ujar dia.

Kisah Nabi Yusuf, menurut Budi juga memuat panduan untuk mendidik keluarga, mengatasi konflik sosial masyarakat, kriteria pemilihan pejabat, panduan merumuskan konstelasi kebijakan makroekonomi, hingga menggapai kekayaan optimal.

Bagi Nabi Muhammad sendiri, kisah Nabi Yusuf menjadi panduan terbaik untuk menghadapi ujian kemalangan dan menyikapi kemenangan. Seperti Nabi Yusuf dengan para saudaranya, Nabi Muhammad mendapatkan perlakuan keji dari sukunya sendiri Quraish.

Namun beliau bertahan dengan menghayati "kesabaran indah - sobrul jamiil" Nabi Yaqub, ayahanda Nabi Yusuf. Dan ketika saat Penaklukan Mekkah, tidak setetespun darah tertumpah. Seperti Nabi Yusuf, Nabi Muhammad SAW juga memaafkan mereka.

Kisah Nabi Yusuf, tidak akan menjadi kisah terbaik bila beliau berlaku sebagai predator dengan membalas dendam saat berkuasa dan jelas Nabi Muhammad SAW sendiri "learned from the best".

Kaitannya dengan perencanaan keuangan, Budi menganalisa struktur Surat Yusuf dalam Alquran. Menurutnya, ada 12 bagian dalam struktur tersebut dengan 6 bagian pertama berupa hal buruk atau ujian yang menimpa Nabi Yusuf dan 6 bagian akhir berupa hal baik atau keuntungan yang diterima Nabi Yusuf.

Gambar Kutipan Ayat Alquran

Sumber: Sosial Media Budi Hikmat

Secara lebih spesifik dia mengutip Surat 12 ayat 47 yang berbunyi, “hendaklah kalian bercocok tanam selama tujuh tahun secara berkelanjutan, maka apa yang kalian panen tetap pada tangkainya kecuali sedikit untuk kalian makan.

Dari ayat tersebut, Budi mengejentawahkan dalam pandangan ekonomi yakni sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, namun tetap menyiapkan pasokan atau stok dan memenuhi permintaan. Sementara apabila ditelaah dalam pandangan aset manajemen, maka ayat tersebut berarti berinvestasi di saham, surat utang negara dan structured product.

Apabila pelajaran dari Nabi Yusuf ini diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, maka pada saat proses bercocok tanam atau berinvestasi hendaklah memperhatikan apa yang ditanam, kapan dan bagaimana menanam, cara memanen dan cara menikmati hasil panenan tersebut. Kemudian setelah memperoleh hasil, harus memperhatikan pokok investasi (credit risk), keuntungan yang memuaskan (inflation risk), dan gampang dijual (liquidity risk).

Dari kisah Nabi Yusuf tersebut Budi berkesimpulan ada tiga instrumen investasi utama, yakni saham, obligasi dan pasar uang. Ketiga instrumen ini bisa diinvestasikan melalui wadah reksadana dengan memperhatikan fase pertumbuhan, proteksi dan distribusi.

Tertarik untuk menyisihkan sebagian dana kamu untuk investasi reksadana? Ayo mulai di Bareksa saja.

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Untuk mempelajari lebih lanjut soal menabung di reksadana, baca ini : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai

(hm)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.