Pengguna Internet dan Digital Banking Melonjak Karena Faktor Ini

Bareksa • 26 Feb 2019

an image
Stock Photo - Portrait teenager girl holding smart phone sending payment electronic bank transfer via smartphone app dollar banknotes flying, coming out of mobile phone isolated grey wall background. New technology, Copyright: <a href='https://www.123rf.com/profile_sifotography'>sifotography / 123RF Stock Photo</a>

Generasi X,Y dan Z lebih banyak menggunakan aplikasi keuangan daripada baby boomers

Bareksa.com - Pertumbuhan pengguna smartphone terus meningkat dalam 5 tahun terakhir, yakni dari 19 persen pada 2014 menjadi 56 persen pada 2018. Pesatnya pertumbuhan tersebut juga berdampak positif terhadap nasabah bank dan juga pengguna internet dan mobile banking.

Berdasarkan hasil kajian Jenius Financial Study : Indonesia Digital Savvy Behaviour yang bekerjasama dengan Nielsen, jumlah nasabah penabung bertumbuh dari 23 persen pada 2014 menjadi 36 persen pada 2018.

Dari pertumbuhan jumlah nasabah penabung tersebut, pengguna internet dan mobile banking juga bertumbuh dari 28 persen pada 2014 menjadi 30 persen pada 2018.

Penetrasi Penggunaan Smartphone


Sumber : Jenius Financial Study : Indonesia Digital Savvy Behaviour

Kajian tersebut menunjukkan adanya digitalisasi berdampak pada semua sektor, termasuk sektor keuangan. Kendati, dilihat dari golongan generasi, yakni mulai dari generasi baby boomers sampai generasi X masih banyak menggunakan smartphone mereka untuk chatting, social media, online transportation, video streaming dan shopping.

Dari hasil kajian tersebut, baik generasi baby boomers atau responden yang berusia 54-68 tahun, generasi X (39-53 tahun), generasi Y (25-38 tahun) dan generasi Z (17-24 tahun) paling banyak menggunakan smartphone untuk chatting atau 94 persen.

Sedangkan untuk social media, jumlah penggunaannya bervariasi, yakni 60 persen hingga 94 persen tergantung dari tingkat generasi. Generasi baby boomers dalam hal ini lebih banyak menggunakan smartphone-nya untuk online transportation daripada untuk social media.

Aplikasi keuangan menempati posisi keenam hingga kedelapan dilihat dari jumlah penggunaannya di dalam golongan tersebut. Generasi baby boomers bahkan menempatkannya di posisi kelima dengan jumlah penggunaannya sebanyak 23 persen.

Kendati demikian, jumlah penggunaan aplikasi keuangan di generasi baby boomers ini tidak sebanyak generasi X yang 42 persen, generasi Y yang 49 persen dan generasi Z yang 49 persen. Walaupun penggunaan ini berada di urutan keenam hingga kedelapan setelah penggunaan smartphone untuk kegiatan lain seperti music, games ataupun shopping.

Data ini juga sekaligus menunjukkan, semakin muda tingkat generasi seseorang maka semakin banyak kegiatan yang dia bisa lakukan dengan smartphone. Hal ini seiring dengan keterlibatannya yang tinggi terhadap smartphone.

Hal ini juga bisa dilihat dari frekeunsi penggunaan smartphone yang lebih banyak oleh tingkat generasi yang lebih mudah pada hari kerja ataupun hari libur. Pada saat hari kerja atau weekday, generasi Z rata-rata menggunakan smartphone 5,6 jam sehari, di saat generasi baby boomers hanya 3,6 jam sehari, generasi X 4,2 jam sehari dan generasi Y 4,9 jam sehari.

Penggunaan ini akan lebih banyak di hari libur, yakni 6,4 jam oleh generasi Z, 5,6 jam oleh generasi Y, 4,8 jam oleh generasi X dan 4,2 jam oleh generasi baby boomers.

Semakin muda sebuah generasi juga menunjukkan semakin positifnya penilaian mereka terhadap inovasi teknologi, termasuk juga terhadap aplikasi keuangan. Sebanyak 72 hingga 80 persen generasi X, Y ataupun Z menganggap positif sebuah aplikasi keuangan dilihat dari kemudahannya dalam membuka akun, mengecek transaksi keuangan dan bertransaksi secara aman. Sedangkan hanya 63 hingga 68 persen generasi baby boomers yang berpikiran sama.

Terlepas dari tingginya kebutuhan para digital savvy ini terhadap aplikasi keuangan, mereka terhadap memperhatikan beberapa kriteria sebelum memilih sebuah aplikasi keuangan. Mereka mengedepankan pentingnya pricing yang rendah dari penggunaan online banking, terutama tidak adanya biaya administrasi bulanan ataupun biaya tarik tunai. Selain itu, mereka juga memperhatikan keamanan dan inovasi dari produk tersebut.

(AM)