Laba Bersih BNGA Melonjak 16,9 Persen & BDMN Naik 7 Persen, Bagaimana Sahamnya?

Bareksa • 21 Feb 2019

an image
Bank Danamon. (sumber : www.danamon.co.id)

Harga saham BDMN naik pesat ke Rp9.150 per saham, namun harga saham BNGA amblas ke Rp1.240 per saham

Bareksa.com - Dua bank swasta, yakni PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) mengumumkan perolehan laba bersih sepanjang 2018.

Kedua bank tersebut membukukan laba bersih yang lebih tinggi dari tahun 2017, namun BNGA membukukkan pertumbuhan yang lebih tinggi, yakni 16,9 persen, sedangkan BDMN hanya 7 persen.

Bank CIMB Niaga membukukan laba bersih Rp3,5 triliun pada 2018, naik sebesar 16,9 persen year on year (yoy) dan menghasilkan earnings per share (EPS) Rp139,67.

Pertumbuhan laba bersih tersebut didukung oleh pendapatan non bunga atau (non interest income/NII) yang naik 13,8 persen menjadi Rp3,8 triliun, serta penurunan pada biaya kredit 63 bps, dari 2,26 persen menjadi 1,63 persen. Rasio loan loss coverage (LLC) CIMB Niaga berada di level yang aman 105,86 persen.

Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M. Siahaan mengatakan kinerja CIMB Niaga pada 2018 mengalami kemajuan di tengah proses rekalibrasi bisnis dan kondisi pasar yang menantang.

Peningkatan pada pendapatan operasional utamanya didorong oleh pendapatan non bunga yang tumbuh 13,8 persen.

Kemudian, biaya pencadangan turun 25,7 persen (yoy), menghasilkan penurunan pada biaya kredit dari 2,26 persen pada tahun 2017 menjadi 1,63 persen sepanjang tahun 2018.

"Pencapaian ini berkontribusi pada perolehan laba bersih secara tahunan yang tumbuh 16,9 persen menjadi Rp3,5 triliun. Kami akan terus menjaga target pertumbuhan sekaligus memperhatikan kualitas aset sebagai prioritas utama,” ujar dia dalam keterangan tertulis (20/2/2019).

Dengan total aset mencapai Rp266,8 triliun per 31 Desember 2018, CIMB Niaga mempertahankan posisinya sebagai bank swasta terbesar kedua di Indonesia dari sisi aset.

Jumlah kredit yang disalurkan tumbuh 1,8 persen (yoy) menjadi Rp188,5 triliun, yang utamanya dikontribusikan oleh pertumbuhan pada kredit pemilikan rumah (KPR) 11,2 persen menjadi Rp30 triliun, kredit usaha kecil, dan menengah (UKM) 8,5 persen menjadi Rp29,6 triliun dan kartu kredit 5,5 persen menjadi Rp8,6 triliun.

Total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tercatat Rp190,8 triliun, dengan rasio CASA 52,61 persen dan tabungan yang tumbuh 8,5 persen (yoy).

"Hal ini sejalan dengan komitmen kami untuk mengembangkan layanan digital dan meningkatkan customer experience. Untuk diketahui, CIMB Niaga telah meluncurkan teknologi pembayaran QR pada Oktober 2018 untuk memudahkan transaksi nasabah,” papar dia.

CIMB Niaga terus mengembangkan produk-produk berbasis digital untuk melengkapi layanan yang diberikan melalui kantor cabang. Per 31 Desember 2018, 94 persen dari total transaksi nasabah telah dilakukan melalui layanan digital banking seperti CIMB Clicks, Go Mobile, ATM, dan Rekening Ponsel.

Di segmen perbankan Syariah, total pembiayaan Unit Usaha Syariah CIMB Niaga (CIMB Niaga Syariah) mencapai Rp26,5 triliun, bertumbuh 58,8 persen (yoy) dengan DPK Rp23,7 triliun, bertumbuh 19,1 persen (yoy) per 31 Desember 2018. Saat ini CIMB Niaga Syariah merupakan bank Syariah terbesar kelima di Indonesia dari sisi aset.

Kemudian, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) CIMB Niaga tercatat 19,66 persen per 31 Desember 2018, meningkat 106 bps (yoy).

“Ke depan, kami akan terus fokus memperbesar bisnis konsumer dan UKM, meningkatkan CASA serta memperkuat proposisi bisnis syariah dan penawaran produk syariah,” lanjut Tigor.

Kinerja Bank Danamon

Sementara itu, Bank Danamon membukukan laba bersih Rp3,9 triliun pada 2018, bertumbuh 7 persen dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba didorong oleh pertumbuhan dua digit di sejumlah segmen, antara lain usaha kecil dan menengah (UKM), consumer mortgage, enterprise banking serta pembiayaan kendaraan bermotor melalui Adira Finance.

Bank juga mencatatkan kualitas aset yang lebih baik, ditandai dengan turunnya rasio biaya kredit (cost of credit ratio) 30 basis poin menjadi 2,5 persen.

“Sejumlah hal penting terjadi atas Bank Danamon di tahun 2018 lalu, ditandai dengan masuknya investasi dari salah satu institusi keuangan terbesar di dunia, MUFG. Hal ini menempatkan Bank Danamon sebagai bagian dari bank kelas dunia, serta merefleksikan keyakinan dan optimisme MUFG atas potensi pertumbuhan Indonesia ke depan. Bank Danamon terus membukukan pertumbuhan laba dari inisiatif transformasi jangka panjang kami, dalam melakukan diversifikasi sumber pendapatan, memperkuat layanan nasabah, serta menerapkan solusi berbasis teknologi dan digital secara komprehensif,” kata Sng Seow Wah, Direktur Utama Bank Danamon.

Lebih lanjut, portofolio kredit perbankan UKM tumbuh 10 persen menjadi Rp31,2 triliun. Portofolio enterprise banking, terdiri dari perbankan korporasi, komersial dan institusi keuangan, tumbuh 11 persen menjadi Rp41,5 triliun. Sementara kredit consumer mortgage tumbuh 29 persen menjadi Rp7,8 triliun.

Untuk pembiayaan kendaraan bermotor, Adira Finance tumbuh 13 persen secara keseluruhan menjadi Rp 51,3 triliun pada akhir tahun 2018. Kenaikan dua digit ini didukung oleh pembiayaan baru Adira Finance yang tumbuh masing-masing 15 persen dan 23 persen untuk kendaraan roda dua dan roda empat.

Di luar perbankan mikro, total portofolio kredit dan trade finance tumbuh 12 persen menjadi Rp 137,2 triliun dibandingkan setahun sebelumnya.

Lebih lanjut, dengan rasio intermediasi makroprudensial (RIM) pada 97,2 persen, likuiditas terkelola dengan baik. Untuk giro dan tabungan (CASA) naik stabil menjadi Rp52,1 triliun, sementara rasio CASA berada di posisi 47,1 persen.

Rasio kecukupan modal Danamon (capital adequacy ratio/CAR) juga tetap kuat untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang. CAR konsolidasian naik menjadi 22,2 persen pada akhir tahun 2018 dibandingkan 22 persen di tahun sebelumnya.

Pendapatan biaya yang tidak terkait kredit atau non-credit related fee income tumbuh 13 persen menjadi Rp1,3 triliun. Kenaikan ini didukung oleh net underwriting profit Adira Insurance yang tumbuh 24 persen menjadi Rp 615 miliar. Pendapatan biaya dari bancassurance juga naik 12 persen menjadi Rp384 miliar.

Bank Danamon terus mempertahankan kualitas asetnya melalui penerapan prosedur pengelolaan risiko yang pruden serta proses collection dan credit recovery yang disiplin. Rasio kredit dalam perhatian khusus membaik menjadi 9,8 persen dibandingkan 11 persen setahun sebelumnya.

Sementara rasio kredit bermasalah (non-performing loans/NPL) ada di posisi 2,7 persen dibandingkan 2,8 persen di akhir tahun 2017. Rasio biaya kredit (cost of credit ratio) membaik menjadi 2,5 persen dibandingkan 2,8 persen pada tahun sebelumnya.

Dilihat dari harga saham, meskipun Bank Danamon membukukan pertumbuhan laba bersih yang lebih rendah, namun harga sahamnya terus melonjak dalam 1 tahun terakhir.

Berdasarkan data Bareksa, harga saham BDMN meningkat dari Rp6.700 per lembar pada 21 Februari 2018 menjadi Rp9.150 per lembar pada 21 Februari 2019 atau melesat 36,5 persen.

Masuknya MUFG ke Bank Danamon menjadi salah satu sentimen positif penggerak harga saham Bank Danamon.

 
Sumber : Bareksa

Sementara itu, harga saham Bank CIMB Niaga justru menurun dalam setahun terakhir.

Berdasarkan data Bareksa, harga saham BNGA menurun dari Rp1.370 per saham pada 21 Februari 2018 menjadi Rp1.240 per saham pada 21 Februari 2019 atau anjlok 9,4 persen.
 

Sumber : Bareksa

(AM)