Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Jumat, 25 Januari 2019 :
PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI)
PT. Alam Synergy Pte. Ltd, anak usaha PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) menerbitkan obligasi senior (Surat Hutang 2021) senilai US$175 juta atau setara dengan Rp2,45 triliun yang dipasarkan kepada investor di luar wilayah Amerika Serikat.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (24/1/2019), obligasi tersebut ditawarkan dengan bunga 11,5 persen dan jatuh tempo pada tahun 2021.
Hasil bersih dari obligasi ini setelah dikurangi biaya penjaminan (underwriting) dan komisi serta biaya-biaya emisi lainnya, akan diberikan kepada Carlisle Venture Pte Ltd, anak usaha Alam Sutera melalui Alam Synergy.
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN)
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) mencatatkan lonjakan laba 61,2 persen pada 2018. Bank yang baru diakuisisi Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) ini, sedang dalam proses merger dengan anak usaha SMBC lainnya PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia.
Berdasarkan laporan keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI), per 31 Desember 2018 BTPN mencetak laba sebesar Rp 1,96 triliun di akhir 2018 atau naik dari posisi akhir 2017 yang sebesar Rp1,22 triliun.
Kenaikan laba tersebut ditunjang pendapatan bunga bersih dan kinerja unit syariah yang naik dari posisi di akhir 2017 sebesar Rp 9,52 triliun menjadi Rp 9,6 triliun pada akhir 2018.
Sementara, beban operasional selain bunga bersih sebesar Rp7,29 triliun di akhir 2018, atau turun dari posisi akhir 2017 sebesar Rp8,18 triliun.
Devisa Hasil Ekspor
Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya meneken aturan devisa hasil ekspor (DHE) dari kegiatan sumber daya alam untuk menarik dana eksportir yang selama ini disimpan di luar negeri.
Aturan tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2019 tentang Devisa Hasil Ekspor dari Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan dan/atau Pengolahan Sumber Daya Alam.
Aturan ini diteken pada 10 Januari 2019 lalu. Disebutkan dalam PP itu, setiap penduduk dapat dengan bebas memiliki dan menggunakan devisa. Namun khusus devisa berupa DHE Sumber Daya Alam, wajib dimasukkan ke dalam sistem keuangan Indonesia.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
PT Bank Central Asia Tbk telah menyiapkan rencana lanjutan terkait dengan akuisisi bank kecil. Perseroan akan menggabungkan bank hasil akuisisi dengan anak usaha yang sudah dimiliki saat ini.
Direktur BCA Santoso mengatakan saat ini sebagian proses akuisisi sudah masuk tahap dealing. Namun demikian, dia menegaskan secara umum, rencana tersebut masih diproses oleh perseroan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
PT Indosat Tbk (ISAT)
Emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk menawarkan obligasi dan sukuk ijarah senilai total Rp 2 triliun untuk membiayai belanja modal tahun ini.
Emiten berkode saham ISAT tersebut menawarkan Obligasi Berkelanjutan III INDOSAT Tahap I/2019 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan III Indosat Tahap I/2019 dengan target total dana sebanyak-banyaknya Rp10 triliun, dengan perincian target total dana dari penawaran obligasi Rp7 triliun dan sukuk ijarah Rp3 triliun.
Pada tahap pertama ini, perseroan menawarkan obligasi Rp1,5 triliun dan sukuk ijarah Rp500 miliar. Keduanya telah mendapatkan peringkat AAA dengan outlook stabil dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
PT Bank Mandiri Tbk terus memperkuat penyaluran kredit sindikasi, tercatat sepanjang tahun 2018, Bank Mandiri berada di peringkat pertama sebagai Mandated Lead Arranger dan Bookrunner dalam League Table Report yang dirilis Bloomberg.
Di samping itu, berdasarkan sumber yang sama, Bank Mandiri juga menjadi satu-satunya bank dari Indonesia yang berhasil masuk ke posisi 10 besar Mandated Lead Arranger di ASEAN market loan.
Pada tahun 2018, Mandiri tercatat telah memimpin 36 transaksi kredit sindikasi senilai US$13,16 miliar.
(AM)