Bareksa.com - Sore ini, Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia akan mengumumkan suku bunga acuan yang diputuskan setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) selama 2 hari. Data konsensus memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate masih bertahan di level 6 persen.
Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih mempertahankan suku bunga pada hari ini. Kenaikan BI 7 Day Reverse Repo Rate bulan lalu dinilai sudah cukup untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat ( Fed Rate) jadi 2,5 persen yang diumumkan pada Kamis dini hari WIB, atau Rabu waktu AS.
Dari 27 ekonom yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus, 19 di antaranya memperkirakan suku bunga acuan BI tidak berubah. Empat yang memperkirakan ada kenaikan 25 basis poin (bps) ke 6,25 persen, serta terdapat empat ekonom yang memperkirakan ada penurunan 25 basis poin (bps) ke 5,75 persen.
Daftar Proyeksi Suku Bunga BI oleh 27 Ekonom
Sumber : Bloomberg, diolah Bareksa.com
BI sudah menaikkan suku bunga acuan 25 bps bulan lalu, langkah yang di luar perkiraan pasar. Namun langkah itu terbukti cukup ampuh membuat rupiah menguat di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Sepanjang November, rupiah menguat 5,45 persen.
**
Sebelumnya, neraca dagang Indonesia di bulan November mencatatkan defisit US$2,05 miliar, terbesar di tahun ini. Sehingga membuat defisit neraca berjalan berada di kisaran 3,3 persen sampai 3,6 persen terhadap produk domestik bruto di kuartal keempat 2018.
Hal tersebut juga mengindikasikan jika defisit berjalan (current account deficit/CAD) berpotensi berada di kisaran 3 persen sampai 3,1 persen untuk tahun penuh 2018 (FY18).
Secara keseluruhan, risiko CAD yang lebih luas dapat memicu BI untuk melakukan front loading kenaikan suku bunga tahun depan ke bulan ini sebesar 25 bps menjadi 6,25 persen. Jika itu terjadi, maka semua ekspektasi ekonom untuk BI Rate di tahun 2018 sebesar 6 persen pun terpatahkan. (Baca Juga : Neraca Dagang November Defisit, Haruskah BI Rate Naik?)
(AM)