Bareksa.com - PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) mengincar dana hingga Rp642 miliar melalui skema private placement dalam dua tahun ke depan.
Direktur Utama Rimo International Lestari, Teddy Tjokrosapoetro, mengatakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (private placement) mencapai 4,14 miliar lembar, dengan harga pelaksanaan Rp155 per saham, target dana kurang lebih Rp642 miliar.
Dia menjelaskan private placement tersebut akan digunakan untuk modal kerja, melunasi sebagian utang dan pembelian tanah hingga operasional perseroan.
Untuk private placement tahap pertama, RIMO berhasil mengantongi dana senilai Rp100,75 miliar, atas penerbitan 650 juta lembar.
Adapun yang menyerap saham yang diterbitkan itu adalah Benny Tjokrosaputro. Benny Tjokrosaputro adalah komisaris utama di PT Hanson International Tbk (MYRX).
Di sisi lain, dalam laporan keuangan September 2018, nilai penjualan RIMO mencapai Rp433,28 miliar, naik 2,2 kali lipat year on year, dari posisi Rp192,54 miliar.
Adapun beban pokok penjualan perseroan mencapai Rp261,96 miliar, naik 132 persen dari posisi Rp112,43 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari segmen penjualan, kontribusi paling besar perseroan adalah penjualan apartmen senilai Rp412,6 miliar, sisanya adalah sewa, hotel, makanan & minuman, dan lain-lain.
Sementara itu, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp116,71 miliar, atau turun 1 persen dari posisi Rp117,89 miliar pada September 2018.
Teddy mengatakan, peningkatan pendapatan yang naik signifikan karena perseroan baru saja memulai bisnis properti, dari sebelumnya peritel. Dia pun menginginkan pertumbuhan yang lebih stabil pada jangka panjang.
Pada perdagangan hari ini, Senin (17/12), pukul 10.52 WIB, saham RIMO diperdagangkan di Rp145 per saham atau anjlok 15,7 persen.
(AM)