Defisit Perdagangan Nov 2018 Capai US$2,05 Miliar, Tertinggi di Tahun Ini

Bareksa • 17 Dec 2018

an image
Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara (Antarafoto/Widodo S. Jusuf)

Penurunan ekspor migas yang mencapai 10,75 persen menjadi penyebab utama defisit

Bareksa.com - Perdagangan Indonesia mencatatkan defisit pada November 2018 akibat pertumbuhan penjualan ke luar negeri melambat, terutama disebabkan oleh penurunan ekspor minyak dan gas (migas). Defisit yang dicatatkan per November ini merupakan terbesar sepanjang 2018.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat realisasi ekspor Indonesia pada November 2018 mencapai US$ 14,83 miliar. Sementara impor di bulan yang sama tercatat US$ 16,88 miliar. Dengan demikian, neraca perdagangan RI di November kembali defisit US$ 2,05 miliar atau catatkan defisit terbesar di tahun ini, dengan kedua nilai ekspor dan impor itu sama-sama turun.

Angka ekspor turun 3,28 persen secara tahunan, sementara angka impor turun 4,47 persen dibandingkan posisi Oktober 2017.

"Yang menyebabkan impor kita turun adalah impor migas 2,80 persen. Impor yang turun minyak mentah turun 2,37 persen," kata Kepala BPS Kecuk Suhariyanto dalam jumpa pers di kantor pusat BPS, Jakarta Pusat, Senin (17 Desember 2018).

Impor non migas juga turun sebesar 4,80 persen pada November 2018 dibandingkan bulan yang sama 2017.

Grafik : Neraca Perdagangan Indonesia

Sumber : BPS

Sementara itu, penurunan ekspor pada bulan ini disebabkan adanya penurunan ekspor migas yang mencapai 10,75 persen. "Penurunan ekspor migas ini terjadi karena ekspor hasil minyak alami penurunan hasil minyak mentah turun, gas turun 36 persen," jelasnya.

Sementara untuk komoditas non migas ada yang mengalami kenaikan serta penurunan. "Komoditas yang alami penurunan harga minyak kernel, kelapa sawit, batu bara dan nikel," katanya.

Sedangkan untuk harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia turun pada Oktober US$ 77,56 per barel. "Pada November 2018 jadi US$ 62,98 per barel. Perkembangan komoditas migas dan non migas akan pengaruhi ekspor impor November," jelasnya. (KA02/hm)