Menangi Proyek Bendungan Sadawarna, Bagaimana Prospek Saham WIKA?

Bareksa • 21 Nov 2018

an image
Pekerja beraktivitas di proyek pemanjangan Dermaga Utara, pelabuhan peti kemas Batuampar, Batam. Proyek Badan Pengusahaan (BP) di Batam itu dikerjakan oleh PT Wijaya Karya (WIKA) (ANTARA FOTO/Joko Sulistyo)

Pada perdagangan Senin, 19 November, harga saham WIKA ditutup menguat 4,08 persen

Bareksa.com - Pada perdagangan Senin, 19 November 2018, harga saham PT Wijaya Karya (Persero)Tbk (WIKA) ditutup menguat 4,08 persen dengan berakhir di level Rp1.275 per saham.

Saham WIKA bergerak cukup atraktif pada perdagangan Senin kemarin dengan ditransaksikan sebanyak 3.721 kali  serta nilai transaksi Rp43,84 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham WIKA pada perdagangan Senin antara lain Indo Premier Sekuritas (PD) dengan nilai pembelian Rp6,31 miliar, kemudian Maybank Kim Eng Sekuritas (ZP) Rp5,81 miliar, dan Mirae Asset Sekuritas (YP) Rp4,43 miliar.

Nilai pembelian ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi saham WIKA secara keseluruhan yaitu 14,39 persen, 13,25 persen, dan 10,1 persen.

WIKA dan Nindya Karya Berbagi Proyek Rp1,87 Triliun

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) dan PT Nindya Karya (Persero) wilayah VI memenangi lelang konstruksi pembangunan Bendungan Sadawarna berkapasitas 49 juta meter kubik yang berlokasi di Subang, Jawa Barat. Dua BUMN tersebut memenangi proyek dengan total harga terkoreksi mencapai Rp1,87 triliun.

Sebagaimana dilansir dari Layanan Pengadaan Secara Elektronik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, WIKA memenangi proyek pembangunan paket pertama dengan harga terkoreksi Rp970,32 miliar atau di bawah harga perkiraan sendiri (HPS) paket yang mencapai Rp1 triliun.

Pada paket ini, WIKA menyisihkan sesama BUMN yang sebelumnya lulus prakualifikasi yakni PT Brantas Abipraya dan Nindya Karya. Kedua BUMN itu mengajukan harga penawaran lebih tinggi dibandingkan dengan WIKA. Total peserta lelang pada paket ini tercatat 91 perusahaan.

Pada paket II, Nindya Karya berhasil mengalahkan WIKA dan Brantas yang juga lulus prakualifikasi dengan harga penawaran di bawah kedua BUMN itu. Total harga terkoreksi yang diajukan Nindya yakni Rp898,92 miliar. Angka yang diajukan Nindya di bawah HPS proyek yang mencapai Rp940,81 miliar.

Analisis Teknikal WIKA


Sumber: Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham WIKA pada perdagangan Senin kemarin membentuk bullish candle dengan disertai short upper shadow. Kondisi tersebut menggambarkan saham ini bergerak positif hingga mampu berakhir tiga tick di bawah level tertingginya

Volume terlihat mengalami penurunan namun masih cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir menandakan adanya akumulasi beli serta partisipasi yang masih besar dari para pelaku pasar.

Kemudian investor asing juga tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) pada perdagangan Senin senilai Rp1,7 miliar.

Selain itu, indikator relative strength index (RSI) terpantau masih bergerak naik, mengindikasikan sinyal kenaikan cukup kuat.

Apabila diperhatikan, posisi WIKA saat ini masih berada di sekitar area bottom serta terlihat akan membentuk pola double bottom yang merupakan salah satu indikasi reversal (pembalikan arah) apabila mampu melewati level Rp1.310.

 

(AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut