Berita Hari Ini: SMGR Akuisisi SMCB Rp25,78 Triliun, ESDM Relaksasi Izin Tambang

Bareksa • 13 Nov 2018

an image
Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) Hendi Prio Santoso bersama manajemen Semen Indonesia di Indonesia Business and Development (IBD) Expo 2018 yang digelar di Grand City Convention Hall, Surabaya

Lelang DNDF capai US$149 juta, MTDL siapkan capex Rp1,7 triliun, MMLP garap tiga gudang

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa, 13 November 2018 :

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dan PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB)

PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) resmi mengakuisisi 80,6 persen kepemilikan saham LafargeHolcim di PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB). Nilai perusahaan Holcim Indonesia 100 persen sebesar US$1,7 miliar atau setara Rp25,78 triliun.

Laman resmi LafargeHolcim menyebut transaksi itu disepakati pada 12 November 2018. "Kami memutuskan untuk melakukan divestasi saham Holcim Indonesia sebagai bagian dari upaya untuk meninjau ulang semua portofolio," kata Jan Jenisch, CEO of LafargeHolcim seperti dikutip CNBC Indonesia.

SMGR akan mengakuisisi secara langsung saham SMCB melalui PT Semen Indonesia Industri Bangunan (SIIB). Rencananya, SIIB akan membeli sebanyak 6,18 miliar saham SMCB dari seluruh saham yang ditempatkan pada SMCB yang dimiliki oleh Holderfin B.V.

Rencana akuisisi akan berlaku efektif apabila seluruh ketentuan dan persyaratan pendahuluan dalam perjanjian jual beli telah terpenuhi yang telah ditandatangani SIIB dan Holderfin pada 12 November 2018. SMGR akan berlaku sebagai pengendali secara tidak langsung SMCB karena merupakan pemilik 99 persen SIIB.

Semen Indonesia menyatakan akuisisi SMCB bertujuan untuk memperluas jaringan pabrik semen dalam negeri, memperluas diversifikasi jenis produk, meningkatkan efisiensi khususnya biaya distribusi dan bahan baku, serta memperkuat posisi bisnis ready mix dengan berbagai variasi produk dan solusi.

Relaksasi Izin Tambang

Rencana pemerintah merelaksasi izin pertambangan berpotensi mempermudah bisnis pertambangan batu bara di masa mendatang. Pengusaha tambang menilai beleid ini memberikan kepastian berbisnis.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana melonggarkan izin perpanjangan kontrak menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Operasi Produksi. Aturan ini menyasar pemegang kontrak Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKPK2B).

Perpanjangan izin bisa diajukan paling cepat lima tahun sebelum kontrak berakhir. Sebelumnya, pengajuan maksimal dilakukan dua tahun sebelum kontrak berakhir. Sejumlah perusahaan pemegang PKP2B akan menikmati relaksasi tersebut. Beberapa di antaranya adalah anak usaha emiten saham.

DNDF

Untuk meningkatkan likuiditas di pasar, Bank Indonesia (BI) menggelar lelang domestic non deliverable forward (DNDF) untuk pertama kalinya. Dari sembilan bank yang ikut, total penawaran US$149 juta. Membuka lelang selama 30 menit, BI memenangkan lelang DNDF sebulan US$73 juta.

Padahal, dari awal lelang, BI menetapkan target US$100 juta. Pertimbangannya adalah harga yang masuk dalam kalkulasi BI.

"Dari list harga bidding yang ditawarkan ditetapkan stop of rate," kata Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah seperti dikutip Kontan.

Transaksi ini tanpa menggunakan cadangan devisa (cadev) karena yang memperhitungkan selisih rupiah antara kurs DNDF BI. Maka, dari total penawaran yang masuk, BI memenangkan kurang dari target itu.

PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL)

Perseroan menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) Rp1,7 triliun untuk tahun depan. Jumlah tersebut jauh lebih besar dibanding belanja modal tahun ini, yaitu hanya Rp265 miliar.

Sekretaris Perusahaan dan Direktur Independen MTDL Randy Kartadinata menyebut, anggaran capex cukup besar sebab perusahaan berencana menggenjot semua lini bisnis.

Asal tahu saja, perusahaan teknologi informasi komunikasi (TIK) ini menjalankan tiga segmen bisnis, yaitu distribusi, solusi, dan konsultasi.

Randy menuturkan, tahun depan MTDL berniat lebih getol melakukan ekspansi. Di bisnis distribusi, selain fokus pada produk utama seperti notebook, server dan storage, MTDL juga akan mengembangkan penjualan komponen TIK, seperti external hard disk maupun internal hard disk, CPU dan memory card.

"Ditambah juga dengan computer gaming, surveillance dan CCTV," papar dia.

PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP)

Tiga proyek pergudangan di Jawa Barat yang dirilis tahun ini masih akan membetot perhatian perseroan pada tahun depan. Salah satu gudang siap beroperasi secara bertahap mulai tahun depan.

Kembali mengingatkan, total luas tiga proyek gudang Mega Manunggal mencapai 133.000 meter persegi (m²). Perinciannya, gudang 67.000 m² di Delta Silicon Cikarang, gudang 36.000 m² di Jalan Raya Bogor, Depok, dan gudang 30.000 m² di kawasan industri di Jababeka.

Gudang di Delta Silicon Cikarang dan gudang di Jalan Raya Bogor sudah masuk tahap konstruksi. Sementara gudang di Jababeka kemungkinan akan masuk tahap groundbreaking atau penanaman tiang pancang pada akhir tahun ini atau awal tahun depan.

Ketiga proyek gudang tersebut menyedot anggaran sekitar Rp1 triliun. Sumber dananya terdiri dari 30 persen kas internal dan 70 persen pinjaman perbankan.

(AM)