Bareksa.com – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) melalui PT Semen Indonesia Industri Bangunan (SIIB) memastikan akan mengambilalih 6,18 miliar saham PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB). Transaksi itu setara dengan 80,6 persen kepemilikan atau setara dengan US$917 juta atau lebih dari Rp13 triliun.
Mengacu nilai transaksi itu, harga saham SMCB dihargai sekitar Rp2.188,32 per saham. Artinya, Holderfin BV memberikan harga premium untuk melepas SMCB ke Semen Indonesia, mengingat harga rata-rata SMCB dalam setahun terakhir mencapai Rp928 per saham.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia Agung Wiharto menerangkan harga saham di bursa itu kan banyak dipengaruhi berbagai faktor, baik faktor eksternal maupun internal.
“Kita lihat, harga saham SMGR rata-rata sekarang Rp10.000, dulu pernah mencapai hampir Rp20.000. Kalau sekarang kami memiliki kapasitas 35 juta ton sementara Holcim 15 juta ton, mestinya harga saham SMCB kan Rp5.000. Analoginya seperti itu,” ujar Agung kepada Bareksa, Selasa, 13 November 2018.
Jadi, kata Agung, harga saham banyak pengaruhnya. Keterbukaan perusahaan tersebut juga mempengaruhi harga saham.
Agung bahkan mengungkapkan 3-4 tahun lalu, harga saham SCMB di atas Rp4.000. “Jadi, bagi kami yang penting adalah mengerti posisi. Dengan adanya konsolidasi ini akan membawa kami kemana. Itu yang penting,” imbuh Agung.
Dia menjelaskan alasan kenapa Semen Indonesia memerlukan konsolidasi ini. Sebab Semen Indonesia ingin memperkuat supply chain, ekspor, produksi hingga sebagai BUMN yang memperkuat tatanan semen BUMN. Terlebih, semen adalah komoditas strategis untuk menjamin kelangsungan pembangunan infrastruktur nasional.
Pergerakkan Harga Saham SMCB Periode 29 Desember 2017 – 12 November 2018
Sumber: Bareksa.com
Agung menegaskan, harga saham mahal atau murah itu relatif.
“Makanya buat kami adalah dengan dana sebesar itu akan dapatkan manfaat apa dalam beberapa tahun ke depan. Semua kami hitung, karena kami perusahaan publik, ingin publik mendapat sesuatu yang harus dibuktikan bahwa ini improve,” tambahnya.
Di sisi lain, Agung mengatakan meski akusisi dilakukan melalui anak usaha, Holcim tetap akan konsolidasi dalam keuangan Semen Indonesia. Hal ini terkait dengan kepemilikan Semen Indonesia di SIIB yang mencapai 99 persen atau dalam kontrol penuh.
Selain itu, Agung menyatakan pihaknya sudah memiliki rencana lain jika telah menyelesaikan transaksi pengambialihan SMCB ini baik itu melebur SMCB ke SIIB atau pun lainnya.
“Ini adalah next. Sementara fokus ke transaksi ini, dan next itu sudah kami pikirkan dan akan informasi ke publik,” ungkap Agung.
Agung berharap, finalisasi transaksi pengambilalihan SMCB bisa selesai pada akhir tahun ini atau awal tahun depan.
Untuk diketahui, guna mendukung rencana pengambilalihan saham SMCB, perseroan, SIIB, Bank BNP Paribas, Deutsche Bank AG Singapore Branch, Maybank Kim Eng Securities PTE Ltd, MUFG Bank Ltd, dan Standar Chartered Bank menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman hingga US$1,28 miliar.
(AM)