Berita Hari Ini : Konsumsi Rumah Tangga Topang Ekonomi 2019, Laba INKP Melonjak

Bareksa • 01 Nov 2018

an image
Suasana kota di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (15/3). Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal I-2018 akan lebih baik dibanding periode tahun lalu sebesar 5,01 persen yang didorong oleh pertumbuhan impor yang cukup tinggi sejak Desember 2017 hingga Februari 2018. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Harga batu bara tertekan, marketing sales DILD lesu, pendapatan RUIS naik 13 persen

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis, 1 Oktober 2018 :

Pertumbuhan Ekonomi

Untuk kesekian kalinya, konsumsi rumah tangga masih akan menjadi pendongkrak utama pertumbuhan ekonomi tahun depan, mengingat kinerja ekspor yang diproyeksikan bakal melesu.

Hal tersebut dikemukakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat konferensi pers Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 di kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak. "Konsumsi rumah tangga (tahun depan) akan tumbuh di atas 5,1 persen," kata Sri Mulyani

Dalam APBN 2019, pemerintah memang mematok angka pertumbuhan di 5,3 persen. Adapun kontribusi konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah diklaim bisa berada di atas 5 persen yakni masing-masing 51 persen dan 5,4 persen.

Sementara itu, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi sepanjang 2019 diperkirakan bisa tumbuh sekitar 7 persen. Sebuah angka yang cukup optimistis di tahun politik.

PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP)

INKP membukukan kinerja positif pada kuartal III 2018 didorong oleh penjualan produk secara lokal dan ekspor yang tumbuh signifikan.

Perseroan mencatatkan laba bersih US$516,17 juta atau Rp7,81 triliun (kurs Rp 15.150 per dolar AS) dibandingkan dengan laba bersih pada kuartal III tahun lalu senilai US$287,43 juta.

Kenaikan laba bersih INKP didorong oleh penjualan bersih yang tumbuh 10,88 persen secara year on year (YoY) menjadi US$2,5 miliar.

Harga Batu Bara

Harga batu bara turun lebih dari 1 persen pada akhir perdagangan kemarin. Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif Januari 2019 berakhir merosot 1,86 persen atau 2 poin di level US$105,35 per metrik ton.

Harga batu bara kontrak Januari turun untuk hari kedua berturut-turut setelah ditutup melorot 0,92 persen atau 1 poin di posisi 107,35 pada Selasa (30/10).

Di bursa ICE Rotterdam, harga batu bara untuk kontrak teraktif Januari 2019 ikut berakhir turun lebih dari 1 persen atau tepatnya 1,23 persen atau 1,2 poin di level US$96,65, per metrik ton setelah ditutup melemah 0,96 persen atau 0,95 poin di posisi US$97,85 pada Selasa (30/10).

Sementara itu di Zhengzhou Commodity Exchange, harga batu bara thermal untuk pengiriman Januari 2019 ditutup turun 0,38 persen atau 2,4 poin di level 635 yuan per metrik ton pada perdagangan kemarin.

PT Intiland Development Tbk (DILD)

 

DILD  mencatatkan penjualan pemasaran atau marketing sales Rp1,6 triliun sepanjang Januari-September 2018. Pencapaian tersebut masih jauh dari target yang dicanangkan perusahaan tahun ini.

Tahun ini, Intiland membidik marketing sales Rp3,3 triliun. Artinya, pencapaian selama sembilan bulan pertama tahun ini baru 48,4 persen. Tidak hanya jauh dari target, perolehan itu juga turun 40 persen dari periode yang sama tahun 2017 yakni Rp2,7 triliun.

Archied Noto Pradono, Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland mengungkapkan, penurunan kinerja penjualan tersebut salah satunya lebih disebabkan oleh melemahnya minat beli konsumen yang masih cenderung bersikap wait and see.

PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS)

RUIS mencatatkan kinerja yang cukup baik sepanjang kuartal III 2018. Emiten berkode saham RUIS ini mencatatkan pertumbuhan pendapatan 13 persen pada kuartal III tahun ini.

Pendapatan RUIS pada kuartal III tahun ini sebesar Rp953,80 miliar, pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp844,01 miliar. Seiring bertumbuhnya pendapatan, beban pendapatan juga meningkat menjadi Rp803,97 miliar atau naik 13,91 persen dari kuartal III 2017 sebesar Rp705,76 miliar

Alhasil RUIS mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk atau laba bersih sepanjang September 2018 sebesar Rp18,4 miliar melonjak 27,95 persen dari tahun lalu Rp14,38 miliar.

(AM)