Bareksa.com - Utang luar negeri (ULN) Indonesia kembali bertambah pada Agustus 2018, dibandingkan dengan angka pada sebulan sebelumnya.
Berdasarkan data Bank Indonesia, ULN Indonesia pada akhir Agustus 2018 tercatat US$360,7 miliar atau setara Rp5.410 triliun (US$1 = Rp15.000).
Angka ini mengalami peningkatan dibanding laporan bulan Juli 2018 yang hanya US$358 miliar. Kenaikan ULN dalam sebulan mencapai US$2,7 miliar atau Rp40,5 triliun.
Menurut analisis Bareksa, laju pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) ULN Indonesia sejak 2010 mencapai 6,6 persen per tahun.
Pertumbuhan ULN Sejak 2010 (Juta Dolar AS)
Sumber : Bank Indonesia, diolah Bareksa
Berdasarkan jangka waktu, struktur ULN Indonesia pada periode laporan tetap didominasi ULN berjangka panjang memiliki pangsa 86,8 persen dari total ULN.
Peningkatan ULN terjadi lebih banyak dipengaruhi oleh utang swasta, di tengah melambatnya pertumbuhan utang pemerintah dan bank sentral.
Organisasi Pemberi Pinjaman ke Indonesia
Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan pinjaman yang berasal dari organisasi internasional pemberi pinjaman mencapai US$29,8 miliar atau 8,26 persen dari keseluruhan ULN Indonesia di bulan Agustus 2018 yang mencapai US$360,7 miliar.
Ada beberapa negara dan lembaga internasional yang loyal mengucurkan pinjaman untuk Indonesia. Apakah Dana Moneter Internasional (IMF) masuk dalam daftar salah satu kreditur?
Indonesia telah menjadi anggota IMF sejak 1967 dan tercatat pernah berutang US$ 9,1 miliar ke IMF akibat krisis 1998. Namun, utang tersebut sudah lunas pada 2006.
Sejak itu, Indonesia tidak lagi menarik utang dari IMF lantaran negara memang hanya meminjam ke IMF karena dalam kondisi krisis.
Meski begitu, seperti negara anggota IMF lainnya, Indonesia memiliki fasilitas Special Drawing Rights (SDR) dari IMF yang bisa dipakai dalam kondisi darurat untuk memperkuat cadangan devisa. Meski tak dipakai, SDR ini tercatat sebagai kewajiban bank sentral kepada lembaga multilateral.
Menurut BI, pada September 2009 terdapat pencatatan alokasi SDR-IMF senilai SDR1,98 miliar (ekuivalen US$3,1 miliar) terkait dengan perubahan International Statistical Guideline oleh IMF
Fasilitas tersebut merupakan bagian dari program IMF untuk menjaga likuiditas negara anggotanya. Besaran SDR disesuaikan dengan kuota iuran.
Secara lengkap berikut daftar utang luar negeri Indonesia berdasarkan lembaga internasional sebagai kreditur :
Posisi Utang Luar Negeri Menurut Organisasi Internasional (US$ Juta)
Sumber : Bank Indonesia, diolah Bareksa
Mengacu pada data BI, organisasi terbanyak mengucurkan kredit untuk Indonesia justru bukan IMF melainkan International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) yang mencapai US$17,2 miliar per Agustus 2018, diikuti oleh Asian Development Bank (ADB) yang mencapai US$10,1 miliar.
IDRB merupakan institusi keuangan internasional yang menawarkan pinjaman kepada negara berkembang dengan pendapatan menengah.
Institusi ini memberikan pinjaman untuk proyek infrastruktur, transportasi, pendidikan, lingkungan, energi, kesehatan, makanan, air, dan sanitasi dengan syarat.
(AM)