Bareksa.com - Pada hari ini, 15 Oktober 2018, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada bulan September mengalami surplus US$227 juta. Angka ini didasarkan pada realisasi ekspor US$14,83 miliar dan impor US$14,6 miliar.
Kinerja ekspor mengalami penurunan 6,58 persen dibandingkan Agustus 2018, Namun jika dilihat secara year on year (YOY) angka ekspor ini naik tipis 1,7 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat US$14,58 miliar.
Sementara untuk kinerja impor pada September mencapai US$ 14,60 miliar. Angka ini mengalami penurunan 13,18 persen dibandingkan Agustus 2018 sedangkan secara tahunan YOY naik 14,18 persen
Hal ini menyebabkan surplus neraca perdagangan US$230 juta, Padahal seperti diketahui, data neraca dagang pada Juli dan Agustus jika diakumulasi mencatat defisit US$3 miliar.
Surplus September 2018, menunjukkan angka yang di atas ekspektasi para ekonom, karena Berdasarkan konsensus, data trade balance pada September diprediksi defisit US$500 juta.
Sehingga jika dijumlah, defisit akan mencapai US$3,5 miliar pada kuartal III 2018. Bahkan banyak analis memperkirakan dampaknya akan mendorong Current Account Deficit (CAD) hingga 3,5 persen terhadap PDB PDB.
Breakdown Current Account
Mengacu pada data tersebut, akun neraca dagang kuartal II 2018 hanya US$289 juta atau lebih rendah dibanding kuartal II 2017 yakni US$4,8 miliar atau telah merosot 94 persen YoY.
Dengan kata lain, harapan pelaku pasar kini tertuju pada data neraca dagang pada kuartal III 2018 yang diharapkan lebih baik secara YoY, sehingga mampu memperbaiki data neraca dagang sepanjang 2018.
(AM)