BUMI Klaim Konversi 80 Persen Pendapatan ke Rupiah

Bareksa • 08 Oct 2018

an image
Direktur Utama PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tengah memaparkan hasil kinerjanya di sepanjang 2016 di Jakarta, Kamis (23/2). Pada periode ini, Bumi Resources mencatat laba US$100,6 juta

Tahun ini, perseroan memproyeksikan bisa mencatat pendapatan hingga US$5 miliar atau setara dengan Rp75 triliun

Bareksa.com – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menegaskan dukungannya kepada prioritas nasional dalam melindungi nilai tukar mata uang (kurs) rupiah. Langkah ini dilakukan perseroan dengan mengonversi sebagian besar pendatannya ke mata uang tanah air.

Presiden Direktur & CEO BUMI Saptari Hoedaja mengatakan produsen dan eksportir batu bara terbesar di Indonesia ini berharap dapat menghasilkan pendapatan lebih dari US$5 miliar tahun ini atau setara dengan Rp75 triliun.

“Hampir 80 persen pendapatan perusahaan (ekspor dan penjualan domestic market obligation/DMO) dikonversi dari mata uang asing ke rupiah, sisanya digunakan untuk belanja modal dan keperluan lain,” ujar Saptari sepeti dikutip Senin, 8 Oktober 2018.

Perseroan, kata Saptari, berusaha semaksimal mungkin mendukung prioritas nasional dalam melindungi nilai rupiah. Saptari juga bilang, pihaknya telah memenuhi kewajiban DMO sebesar 25 persen.

Di sisi lain, Saptari mengungkapkan, BUMI adalah penyumbang utama bagi kas negara - penghasil devisa negara tertinggi yang diberikan oleh Bank Indonesia, pembayar pajak terbesar dan pembayar royalti tertinggi dalam sektor sumber daya, keduanya diberikan oleh Kementerian Keuangan RI.

“BUMI adalah perusahaan yang bertanggung jawab mendukung kebijakan pemerintah dan sepenuhnya mendukung prioritas nasional dalam melindungi Rupiah dan Negara," terang dia.

Ikhtisar Keuangan BUMI

Sumber: materi presentasi perseroan

Hingga semester I tahun ini, BUMI mencatat pendapatan US$2,47 miliar atau naik 6 persen dari periode sama tahun 2017 yang sebesar US$2,34 miliar. Pada periode ini, perseroan berhasil mengumpulkan laba bersih US$151,6 juta.

Tahun ini, perseroan memproyeksikan bisa membukukan volume produksi batu bara hingga 88,46 juta ton. Dari jumlah ini, sebagian besar produksi batu bara perseroan berasal dari PT Kaltim Prima Coal dengan porsi 58,13 juta ton.

Langkah yang dilakukan BUMI dalam mengonversi pendapatannya ke mata uang rupiah menyusul upaya yang sama dilakukan oleh PT Adaro Energy Tbk (ADRO).

Adaro beserta mitranya sepakat untuk mengkonversi devisa hasil ekspor (DHE) ke dalam rupiah. Total nilai yang akan dikonversikan mencapai US$1,7 miliar dalam setahun. Angka itu setara Rp25 triliun. Deklarasi konversi itu disaksikan oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati di Kementerian Keuangan, Rabu, 3 Oktober 2018.

Presiden Direktur Adaro Energy, Garibaldi Thohir, menyatakan konversi itu merupakan upaya perusahaan dalam rangka membantu pemerintah menstabilkan rupiah.

"Jadi dengan ini kami sama-sama pembayaran transaksi yang tadinya dolar AS, kami sekarang bayar pakai rupiah. Amount-nya, setahun kami melakukan pembayaran US$1,7 miliar dan itu kalau di konversi ke rupiah Rp25 triliun," ujar pria yang biasa disapa Boy Thohir.

Bersamaan dengan deklarasi itu, Adaro juga meningkatkan transaksi rupiah dengan PT Pertamina, PT Sapta Indra Sejati, PT Pama Persada dan PT Bukit Makmur Mandiri Utama.

(AM)